Vote Yukk
⚠Typo Bertebaran.
.
.
"Tunggu, darimana kau tahu nomor ponselku?" Sehun menjadi gelagapan dengan tatapan intimidasi Yoona. Gadis itu bahkan tidak sadar seperti apa tatapan yang ia berikan pada Sehun saat ini, matanya yang menyipit disertai raut wajah penasaran hampir terlihat seperti menuduh.
Sehun mendengus. "Kau lupa kalau aku ketua kelas?"
"Ketua kelas?" gumam Yoona bertanya pada dirinya sendiri. Ia belum mengerti apa itu sebuah jawaban atau apa. Entah kenapa berada didekat lelaki ini membuat kerja otaknya melambat padahal ia cukup pintar dikelas.
"Aku punya semua nomor ponsel teman sekelas Im." jawab Sehun saat nelihat Yoona yang terlihat masih berpikir.
Yoona ber-oh ria, ia baru ingat kalau semua ketua kelas di sekolah mereka wajib memiliki nomor ponsel siswa kelas masing-masing. Ah, ia membuat dirinya terlihat memalukan lagi didepan Sehun. Yoona pabo.
Mobil melaju santai dan diisi dengan keheningan, hanya deru nafas keduanya yang terdengar. Tidak disadari Yoona, sedari tadi Sehun bergerak tidak nyaman. Itu dikarenakan wangi shampoonya yang benar-benar menyengat didalam mobil. Apalagi kaca mobil Sehun yang Yoona turunkan membuat semilir angin memainkan surai lembutnya mengirimkan bau wangi yang sialnya mengusik konsentrasi si pengemudi.
"Ekhem." Yoona terkaget oleh suara deheman itu, reflek ia menoleh pada Sehun disampingnya yang terlihat biasa-biasa saja.
"Sebenarnya..kita mau kemana? Ahm.. Maksudku belajar dimana?" tanya Yoona, Sehun menoleh sekilas padanya lalu kembali fokus pada Jalanan.
"Apartementku." jawabnya singkat.
"Ne?" Yoona menoleh cepat padanya. Apartement? Apartementnya Sehun?.
"Wae? Shireo?" tanya Sehun sembari meliriknya.
"A-ani, keunyang.." Yoona tersenyum canggung padanya sembari menepikan rambutnya kebelakang telinga.
"Kau tidak sedang berpikiran aneh kan?"
"Ne?" Yoona menggerakkan tangannya. "Tentu saja tidak." jawabnya cepat. Aish sejak kapan lelaki ini jadi banyak bicara?
"Baguslah." dan Sehun tersenyum. Iya, dia tersenyum dan Yoona melihat itu, engah apa yang tengah dipikirkan lelaki itu saat tersenyum seperti itu Yoona tidak tahu. Yang ia tahu jantungnya semakin meloncat girang.
Tak berselang lama, mereka sampai di apartement Sehun. Lelak itu menuntun Yoona menaiki lift hingga kelantai empat lalu berbelok ke kanan dan berhenti didepan kamar nomor 90. Mereka masuk setelah Sehun menekan beberapa digit angka, Yoona masih setia mengekor dibelakangnya hingga pintu itu tertutup.
Kesan pertama Yoona saat melihat apatement itu adalah bersih dan rapi khas Oh Sehun sekali. Yoona terus memperhatikan sekelilingnya dan hanya mengangguk-angguk. Entah apa yang ia pikirkan.
"Duduklah dulu. Akan kubuatkan minuman." Yoona mengangguk lalu duduk di sofa yang ditunjuk Sehun, sedangkan lelaki itu telah menghilang ke dapur.
Sepertinya tempat ini tidak asing. Begitulah yang terlintas dikepala Yoona. Ia merasa seperti pernah kesini setelah cukup lama ia melihat-lihat. Tapi rasanya tidak mungkin, ini pertama kalinya ia menginjakkan kaki kesini, setidaknya itu yang diingatnya. Tapi kenapa..-- ah maldo andwae.
Kenapa menyuruhku untuk mengerjakan tugas disini? Bukankah ada banyak tempat yang bisa--
"Aku tidak terlalu suka keramaian." Sehun sudah berdiri disamping sofa tempatnya duduk dengan 2 gelas jus ditangannya. Yup, Sehun memang tidak akan konsen dalam belajar jika berada ditempat yang ramai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prospects
FanfictionSeorang gadis cantik juga pintar. Dari keluarga kaya tapi menyedihkan. Mengharapkan cinta seorang pria yang bahkan tidak pernah meliriknya.