CHAPTER 7

806 52 4
                                    

Ucapan Namjoon terputus lagi, membuat semua member penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

"Darah Hoseok sendiri"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Mereka semua menatap se sosok namja yang tengah terbaring lemah di ranjang rumah sakit, dengan selang infus yang terpasang lekat di tangannya, juga beberapa perban yang menutupi bekas lukanya.

Mata itu terpejam, seolah mengisyaratkan bahwa sang empunya tengah tertidur damai. Bibir yang selalu menunjukkan senyuman, kini berwarna pucat pasi.

Mereka tak sanggup melihat sosok yang kemarin selalu memperlihatkan kekonyolannya, kini sekarang terbujur lemas. Mereka hanya bisa berdo'a semoga sosok itu bisa kembali seperti semula.

"Hyung, bangunlah. . Aku merindukanmu hyung. ." Ucap sang maknae. Matanya berkaca-kaca siap menumpahkan cairan yang sedari tadi ia tahan.

"Hyung, seharusnya tadi aku mau saja hyung ajak menari. . Bangunlah hyung ayo kita menari bersama, Jimim hyung juga" Racau nya sembari menatap Hoseok sayu.

"Hyung, dorm rasanya sepi jika kau tak ada. .hiks" Cukup sudah Jungkook menahan air matanya sedari tadi.

"Tenanglah Kookie. . Semua akan baik-baik saja" Seokjin mengelus pelan surai sang maknae.

Jungkook menahan tangisan nya dengan menggigit bibir bawahnya hingga berdarah.

"Astaga Kookie, berhenti menggigit bibirmu" Ucap Jimin.

Taehyung yang mendengar perkataan Jimin, sontak menghampiri Jungkook yang membelakanginya. Kemudian ia membalik tubuh Jungkook, dan menemukan bibir Jungkook yang berdarah.

"Astaga Kookie, bibirmu berdarah" Ucap Taehyung kaget.

"Sebaiknya kau segera obati Jungkook, kami di sini akan menemani Hoseok" Ucap Namjoon.

"Baiklah hyung, kajja Jungkook aku obati dulu lukamu" Taehyung menggandeng lengan Jungkook dan menuntun Jungkook ke ruang pengobatan.

***

"Hyung, kenapa kau di sini? Di sini dingin sekali" Ucap namja bantet.

"Hanya ingin saja" Ucap sang namja dingin singkat.

Akhirnya, sang namja bantet pun ikut duduk di bangku taman rumah sakit. Menemani sang namja dingin yang sedang. . .bersedih?

"Hyung, kenapa wajahmu nampak sedih? Apa hyung masih mengkhawatirkan Hoseok hyung?" Dengan sedikit tidak rela ia bertanya seperti itu.

Sang namja yang di tanyai hanya menundukkan kepalanya. Lalu detik berikutnya, namja bantet melihat bahu sang namja dingin yang bergetar.

"H-hyung mengapa kau menangis?" Tanya sang namja bantet.

Tanpa terduga, si namja itu langsung memeluk erat sang namja bantet, membuatnya sontak membelalakkan mata tak percaya.

"Y-Yoongi hyung, neo gwaenchana?" Tanya sang namja bantet.

Yoongi-sang namja dingin menggelengkan kepalanya, malam ini ia butuh kenyamanan, dan pelukan sang namja bantet lah yang menjadi pilihannya.

Blood Sweat and DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang