CHAPTER 14

630 40 24
                                    

Bak seorang tuan puteri dalam dunia fancy yang langsung menerima atensi ketika ia baru menginjakkan kaki di lantai dansa.

'Neomu yeppeo' Batin mereka serempak.

"Annyeong haseyo!!!!!!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Bagaimana kabarmu Hoseok-ssi? Ini ku bawakan buah, semoga kau suka" Yuri menyodorkan parsel buah yang hoseok terima dengan senang hati.

"Gomawo noona-nim" Hoseok tersenyum lebar.

"Ah annyeong hassimnikka sunbae-nim" Yuri menundukkan kepala hormat ke arah Sejin.

Sejin ikut menundukkan kepala.

"Bagaimana keadaan Namjoon, sunbae-nim?" Tanya Yuri. Senyum manis tertampil di bibir pink nya.

Semua yang berada di ruangan tersebut menatap Yuri dengan tatapan terpesona, kecuali satu namja.

Dan namja tersebut adalah Jeon Jungkook, sang maknae.

Jeon jungkook diam seribu bahasa. Lidahnya terasa keluh sekedar untuk menyapa gadis cantik di hadapan nya ini. Ia hanya mampu memanggil nama sang noona dalam hati.

"Heol daebakk, kau cantik sekali noona-nim" Puji Taehyung.

"Nde? Kamsahamnida"

Entah mengapa pipi Yuri bersemu merah ketika mendengar pujian dari Taehyung. Ia menjadi salah tingkah ketika mata nya bersiborok dengan manik hazel milik Taehyung.

"Aigoo, Yuri noona blushing eh?" Goda Hoseok, membuat pipi Yuri makin memerah.

Tawa seketika menggelegar ke seluruh penjuru ruangan. Bahkan Yuri ikut tersenyum malu karena sadar menjadi bahan candaan.

Namun tidak untuk satu namja yang saat ini tengah menatap kesal bercampur sedih. Ia tak bisa menggambarkan perasaan nya, terlalu campur aduk.

Entah, mata dan hatinya tak rela melihat hyung yang begitu di sayangi melontarkan pujian kepada noona-nya.

Apakah ia masih bisa menyebut gadis itu sebagai noona-nya?

Sementara, sang gadis seperti tak mengenalnya. Melewati Jungkook dengan begitu kejamnya.

"Astaga noona-nim, kau sungguh menggemaskan saat pipi mu merona"

Tawa pun menggema lagi. Bahkan Hoseok memegang perutnya yang terasa kram akibat tawa yang berlebihan.

"Aigoo, perutku sakit sekali"

"Ah mian aku harus mengurusi keberangkatan Namjoon dulu, kalian tolong jaga Hoseok" Pamit Sejin sambil tangannya menenteng beberapa berkas penting.

"Kapan hyung berangkat?" Tanya Yoongi.

"Kemungkinan besok sudah bisa berangkat" Jawab Sejin yang dibalas anggukkan oleh semua orang-kecuali jungkook-

"Semoga namjoon lekas mendapat operasi, sunbae-nim"

Sejin hanya mengangguk mendengar ucapan yuri kim. Lalu ia melanjutkan langkah kakinya keluar dari ruang inap.

Setelah sejin melangkah keluar, mereka kembali memberikan atensi penuh kepada gadis yang tengah tersenyum manis.

"Apa kalian lapar?" Tanya Yuri yang dibalas anggukkan antusias.

"Kebetulan sekali aku membawa bibimbap, semoga kalian suka" Yuri membuka bekal yang telah ia siapkan dari apartemen nya.

Aroma bibimbap yang begitu lezat seketika menyeruak membuat ke empat namja tersebut tergiur, mereka ingin segera menyantapnya.

Yuri terkikik gemas akibat tingkah mereka, seperti anak kecil begitulah pikirnya.

Yuri menyodorkan bibimbap ke masing-masing piring mereka membaginya sama rata agar tak ada yang envy.

Jungkook serasa menjadi penonton yang berada di tribun. Tak ada yang memperhatikan nya sama sekali. Taehyung yang katanya tak akan pernah bisa jauh se-mil pun dari nya kini bahkan tak sedikitpun menolehkan atensi pada dirinya.

Sang noona begitu mahir dalam meraup perhatian, seperti tokoh dalam drama. Begitulah pikirnya.

Fuck.

Shit.

Hatinya sungguh sakit melihat hyung-hyung nya yang nyatanya dekat namun serasa jauh untuk digapai. Ia cemburu ketika senyum mereka tak lagi ditujukan padanya. Ia serasa menjadi orang asing di sini.

Gila.

Sinting.

Dua kali pertemuan, noona-nya sudah berhasil mendapatkan atensi dan senyuman mereka. Bagaimana dengan pertemuan-pertemuan selanjutnya. Apakah dia akan mendapatkan beribu cinta dari hyung-hyung-nya?

Lalu, apa kabar dengan hati jungkook?

Jungkook tersenyum miris ketika membayangkan hal buruk yang akan terjadi.

'Mereka bisa bahagia tanpaku'

'Mereka tak sedikitpun menoleh padaku'

'Dan semua itu karena noona-ku'

Cukup. Dia akan keluar dari sini.

Cklek

Brak

Bahkan mereka tak mempedulikan dentuman keras yang berasal pintu. Mereka hanya makan sembari bercanda bersama Yuri kim, manager mereka.

Cih, mereka berubah hanya dalam kedipan mata.

Bukankah aktingmu berhasil, bitch?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Annyeong✋✋✋
Ara balik lagiiii, maap yee lama gak up.

Dan maap banget kalo ini cuman dikit, hehe

Maapkan readersnim, see ya❤

Blood Sweat and DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang