CHAPTER 11

684 46 4
                                    

"Lakukan hyungnim . .Lakukan yang terbaik untuk keselamatan Namjoon hyung"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Apa kau serius dengan ucapanmu Jungkook-ah?" Tanya Sejin.

Semua hyungnya mengalihkan pandang kearah Jungkook setelah mendengar penuturan sang maknae.

"Aku tak setuju, bukankah di sini juga masih banyak dokter yang bisa mengoperasi pita suara?" Protes Seokjin.

"Lagipula jarak antara Korea-London itu jauh, apa kau tak takut akan terjadi hal buruk pada Namjoon selama diperjalanan? Tak ada yang tahu kapan maut datang" Tanya Seokjin.

Perkataan Seokjin membuat Jungkook seketika diam. Benar juga apa yang dikatakan Seokjin, tak ada yang tahu kapan maut datang. Namun apakah mereka hanya akan memperumit keadaan dengan berusaha mencari solusi lain, sementara solusi yang pasti sudah ada di depan mata?

Entah, Jungkook pun bimbang. Ia berpikir sekali lagi berusaha mencari jawaban.

"Hyung, bukankah tadi kau dengar sendiri uisa bilang jika di sini peralatannya tak memadai? Bukankah akan sangat bagus jika Namjoon hyung segera mendapat operasi lalu ia bisa bersama kita lagi? Kenapa sekarang kau malah menolaknya?" Rentetan pertanyaan keluar dari mulut sang namja bantet aka Jimin.

"Seharusnya kita berusaha mencari" Jawab Seokjin. Rupanya ia masih mempertahankan protesannya.

"Kenapa kita harus mencari sementara solusi sudah ada di depan mata kita? please hyung, berpikirlah secara logis! Jangan hanya mempertahankan asumsimu tanpa menghiraukan keadaan Namjoon saat ini!" Jimin menimpali.

Suasana tegang tercipta karena perdebatan kedua namja berbeda umur tersebut.

Seokjin mengepalkan tangan, ia berusaha menahan emosi yang sedari tadi mendobrak ingin keluar.

"Apa kau pikir aku tak berfikir secara logis? Aku ingin kita mencari uisa di sini agar Namjoon tak perlu dibawa ke luar negeri" Ucap Seokjin.

"Akan membutuhkan waktu yang lama hyung! Hyung ayolah, Namjoon hyung butuh pertolongan segera. Ia akan bersedih ketika tahu ia tak bisa bernyanyi lagi. Apa kau ingin menghancurkan apa yang sudah ia impikan? Apa kau tega? jawab aku hyung!" Jimin mulai tak santai.

"Kau tahu hyung, kau sungguh egois!" Cerca Taehyung. Ia memandang sinis Seokjin.

"Hyung, ku mohon jangan memperlambat Namjoon hyung dan mempersulit keadaan" Lirih Jungkook. Ia nampak lelah?

Seokjin hanya mampu menundukkan kepala. Bukan, bukan maksud Seokjin memperlambat Namjoon, hanya saja ia terlalu khawatir dan ragu.

Sebulir air bening jatuh dari pelupuk mata Seokjin. Ia merasa jika dongsaengnya kini tengah menatap dengan pandangan benci.

"Bisakah kalian hentikan perdebatan konyol ini hah? Tak berguna sama sekali asal kalian tahu!" Ucapan pedas Yoongi membuat semua orang bungkam. Bahkan Sejin sekalipun.

Sejin memijat pelipisnya pelan.

"Astaga, kalian bukan anak kecil lagi. Berhentilah bersikap kekanakkan" Ucap Sejin menengahi.

Blood Sweat and DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang