CHAPTER 12

697 41 2
                                    

"Annyeonghaseyo, nae ireumeun Yuri Kim imnida. Saya bertugas sebagai manager pengganti. Saya harap kalian bisa menerima saya" Yuri membungkukkan badan hormat.

Nyonya Kim, Sejin, Seokjin, Jimin serta Taehyung membalasnya dengan membungkuk. Sementara Jungkook terpaku memandang Yuri.

Mata nya berkaca-kaca siap menumpahkan cairan bening yang sedari tadi ia tahan.

Ia tak menyangka akan bertemu dengan sosok dari masa lalu nya. Sosok gadis yang dulu selalu menemaninya. Sosok gadis yang ia tinggalkan karena mengejar impian nya. Sosok yang selalu ia cari ketika bersedih, sosok yang mau menghargai usahanya dan menjadi tempat curhatan seorang Jeon Jungkook.

Juga sosok yang hampir menggeser posisi Jeon Junhyung sebagai kakak kandung nya.

Dialah Yuri Kim, noona nya.

Ia memandang wajah Yuri yang berseri-seri, dengan senyuman manis yang terpatri indah dibibir tipis nya.

'Bahkan senyuman nya masih sama seperti dulu' Batin Jungkook.

Jungkook mendekat ke arah Yuri. Semua orang menatapnya heran. Baru saja ia hendak menggapai tangan Yuri, namun Yuri justru hanya melewati nya seakan tak pernah saling mengenal.

Tangan Jungkook melayang diudara tanpa ada balasan. ia tersenyum miris karena nuna nya terlihat membenci nya, ia melihat itu dari sorot mata nya.

Sorot mata yang dulu selalu memancarkan kebahagiaan, kini berganti dengan sorot mata kelam nan penuh dengan kesedihan.

Apa yang terjadi?

Apa yang Jungkook lewat kan selama ini?

Mengapa waktu mengubah noona nya dengan begitu cepat?

Berbagai pertanyaan berputar di otak nya, layaknya strip film yang berjalan.

Ia menundukkan kepalanya. Tak kuasa menahan bendungan air mata yang sedari tadi ingin segera menjebol pertahanan nya. Dan kini, sekali lagi ia menangis.

Punggungnya bergetar kecil, isakan mulai terdengar lirih.

Taehyung yang mengerti pun seketika mendekat, lalu diusapnya perlahan punggung mungil tersebut. Menyalurkan rasa nyaman nan aman kepada kelinci kesayangan. Berharap tangisan nya berhenti.

Setelah dirasa Jungkook lebih tenang, barulah ia balik tubuh mungil Jungkook untuk menghadap langsung pada nya.

Ia tangkup pipi gembul sang maknae, lalu ia usap jejak air mata yang masih tersisa.

Ia paksa agar manik onyx milik Jungkook bersiborok dengan manik hazel nya. Ia pandang lekat-lekat paras Jungkook yang imut namun kini memerah.

Taehyung menangkap sorot mata Jungkook yang penuh dengan kesedihan juga rasa penyesalan yang teramat mendalam. Hati Taehyung seolah ikut teremat menyaksikan betapa menyedihkan nya sosok Jungkook.

Bibir mungil nya bergetar kecil, bergumam lirih. Tubuhnya tiba-tiba lemas. Beruntung Taehyung segera menangkap tubuh mungil Jungkook dan seketika membawanya dalam dekapan hangat seorang Kim Taehyung, dengan posisi terduduk.

Sudut mata elang Taehyung mengeluarkan setitik bulir bening. Ia mengusap-usap punggung Jungkook. Dan menggumamkan kata penenang untuk Jungkook.

"Tae, kau tak pulang? Ini sudah tengah malam, aku rasa Jungkook juga kelelahan" Ucap Seokjin sembari menepuk pelan punggung Taehyung.

"Ah nde hyung, kalian ke mobil duluan, aku akan menyusul nanti" Ucap Taehyung dengan posisinya membelakangi Seokjin.

Seokjin melangkahkan kaki menjauh dari UGD dengan Sejin yang mendampinginya.

Blood Sweat and DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang