CHAPTER 16

1.2K 60 19
                                    

Bak seekor camar yang tak ingin lagi berkicau untuk dunia yang sunyi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Blood, Sweat and Dead
.
.
TiaraLee2 present
.
.
.
.
.
.
.
.

Cklek

Suara pintu terbuka mendapat atensi dari mereka. Lalu muncullah sosok namja bergigi kelinci yang tengah tersenyum manis. Ia menghampiri hyung-hyungnya yang tengah memberikan deathglare.

"Yakk kookie kau kemana saja eoh? Kau tak tahu betapa cemas nya kami huh?" Cerocos jin sembari berkacak pinggang.

Jungkook hanya tertawa pelan. Berbanding terbalik dengan hatinya yang tengah tertawa miris.

Cemas kata mereka?

Apa jungkook tak salah dengar?

"Mianhae hyung~ tadi aku hanya berjalan-jalan sebentar" Jawab Jungkook.

Seokjin, jimin, yoongi dan hoseok sedikit merasa aneh dengan jawaban jungkook. Meskipun jungkook menunjukkan nada imutnya yang biasanya akan menciptakan pekikan gemas dari mereka, namun mereka merasa ada yang ganjil. Lalu dimana kata 'kookie' yang biasa jungkook ucapkan ketika menyebut dirinya sendiri?

"Sebentar katamu? Astaga ini sudah hampir larut kook, dan kau pergi semenjak sore tadi" Omel seokjin. Jungkook hanya terkekeh pelan.

Lalu mata seokjin tak sengaja menangkap pergelangan tangan jungkook yang memerah. Ia menarik cepat tangan jungkook menciptakan ringisan pelan dari bibir mungil sang maknae.

"Astagaa ini apa lagi? Kenapa tanganmu memerah, eoh? Katakan siapa yang melakukan ini semua"

"Ani, gwaenchana hyung. Ini hanya memar" Tolak jungkook sembari menarik tangannya kembali.

Seokjin?

Ia tercengang mendengar jawaban sang maknae. Benarkah dia jeon jungkook? Seokjin rasa jiwa jungkook telah tertukar.

Karena jungkook tak pernah seperti ini sebelumnya. Ia akan selalu merengek pada seokjin setiap kali ia mendapat masalah, meskipun masalahnya hanya sepele. Dan ia tak akan pernah bisa jauh dari seokjin yang sudah ia anggap seperti eomma keduanya. Persis seperti bayi besar.

Namun Ia kini seolah tengah menutupi sesuatu, terlihat dari tolakan halus yang jungkook lontarkan.

"Bagaimana keadaanmu hoseok hyung?" Tanya jungkook sembari tungkainya berjalan mendekati ranjang.

Mengabaikan tatapan sendu yang seokjin layangkan pada sang maknae bergigi kelinci tersebut.

"Membaik kookie, eung matamu kenapa sembab sekali? Apa kau habis menangis?" Tanya Hoseok.

"Nde? A-ani hyung, hanya kelilipan tadi"

Apalagi ini?

Jungkook mulai suka mengatakan alasan yang sebenarnya tak masuk akal sekali. Jung hoseok bisa merasakan jika dongsaengnya ini tengah berbohong. Namun ia hanya tersenyum penuh arti.

"Apa kau sudah makan kook? Ini ku sisahkan bibimbap-"

"Ani hyung tak usah, aku sudah kenyang karena tadi aku membeli makanan di kantin" Sergah jungkook memotong perkataan hoseok.

"Eung. . lalu. .yur-ah noonanim kemana?" Tanya jungkook lagi.

"Dia sedang ada urusan sekarang, mungkin masalah kepindahan?" Hosoek menoleh ke arah seokjin, matanya seolah menunjukkan 'benarkah yang aku katakan?' yang diiyakan oleh sang hyung tertua.

"Kepindahan?" Jungkook mngekus dagunya sembari memasang ekspresi tengah memikirkan sesuatu.

"Ne kookie, dia akan pindah ke bighit building. Dan dia akan tidur di apartemen lantai atas" Hosoek menunjukkan senyum merekahnya. Jungkook hanya ber'oh' ria.

Jimin dan yoongi hanya diam melihat interaksi ketiga namja di depannya ini sembari menelisik penyebab yang mungkin membuat jungkook sedikit berubah.

Yeah, mereka berdua merasakan itu.

Cklek

"Kau baru kembali taehyung? Darimana saja kau?" Tanya seokjin.

"Mencari jungkook"

Jungkook yang namanya disebut pun seketika mengangkat kepala, namun ia tak berniat memberikan afeksi pada sumber suara.

"Jungkook sudah kembali" Sahut Hoseok.

"Oh ya? Syukurlah"

Taehyung beranjak dari pintu, ia berjalan ke sofa dan merebahkan tubuh lelahnya di sana. Ia sekarang hanya ingin melupakan semuanya. Tentang pertengkaran antara ia dengan jungkook juga perkataan jungkook yang menggembleng pikiran nya.

"Aneh sekali, padahal dia akan bersemangat ketika bertemu dengan kelincinya. Hey apa kalian bertengkar?"

Ia mencoba untuk memejamkan mata, ia memcoba tak peduli dengan jawaban jungkook. Namun lagi-lagi, jawaban jungkook telak menikam jantungnya.

"Ani hyung, justru aku tadi sama sekali tak bertemu dengannya"

Bagaimana jungkook bisa menjawab seperti itu? Padahal 5 menit sebelumnya mereka bertemu, bahkan beradu mulut hingga akhirnya ia ditinggalkan oleh jungkook.

Shit!

Damn!

Taehyung mengepalkan tangan mencoba menyalurkan emosinya yang semakin bertambah. Mulut jungkook sungguh minta disumpal dengan bibir tebal miliknya. Dan taehyung bersumpah tak akan pernah melepas jungkook meskipun jungkook meronta.

Dan bisa kita ketahui bahwa taehyung kini tengah dikuasai oleh emosi.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TBC

Annyeong✋

Ga&ta banget ya? Ga nyambung ya? Maapkeun ara😢

Blood Sweat and DeadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang