Part 3 Sahabat Tapi Cinta

38 9 0
                                    

Akhirnya kini umur Natalie menginjak yang ke enam belas tahun, di bersekolah yang sama juga di SMA dengan Patrick, hubungan mereka semakin dekat tapi perasaan yang dipendamnya semakin tumbuh dan tak bisa dibendungnya lagi, rasanya ingin mengatakannya tapi bibir hanya bisa diam, dia duduk di taman sekolah memandang pohon didepannya, hasrat itu semakin lama semakin tidak pernah memudar, Patrick yang melihatnya dari kejauhan dari balik tembok, kini tubuhnya semakin tinggi daripada waktu dulu empat belas tahun, hari persahabatan mereka semakin erat, namun tahukah Patrick apa yang terselubung dalam hati Natalie sebenarnya, dia memandang menerawang dengan tatapan berbinar kemudian tiba - tiba saja, Emily mengusiknya dia datang dari arah yang berlawanan menepuk bahu Natalie.
           "Aku jadi merindukan Helen dia diterima bukan di sekolah ini, tapi sekolah lain yah dia sahabatku waktu SMP dulu" Natalie bercerita dengan suara sayu, dan Emily berdiri disampingnya bola mata birunya memandang dekat pohon itu, sejenak rambut lurus selehernya mengembang tertiup angin.
            "Aku rasa kamu memikirkan sesuatu yang lain" Emily menebak perasaan Natalie, dan tanpa sadar Patrick mendengar percakapan mereka dari balik tembok, entah apa yang dirasakannya dia seperti sudah menduganya sejak lama isi kepala Natalie, Patrick meninggalkan tembok tersebut dan berjalan kearah tak tentu arah, sambil tertunduk, belahan rambut disampingnya jatuh menutupi atas alisnya.
              "Natalie.., entah kenapa sebenarnya perasaan itu serupa, aku seperti mengharap kamu yang lain, dan ada harapan yang berbeda diantara kita" patrick berpikir, dia berjalan kearah hall basket dan masuk ke dalamnya, kemudian duduk di deretan kursi yang menghadap kedepan, tiba - tiba saja ada suara orang yang membuka pintu, Patrick tersentak dan menoleh ke kanan.

            "Henry" dia menyebut namanya, dan Henry menutup pintu itu kembali, dia membetulkan  sisiran rambutnya sambil duduk disisi Patrick, berusaha untuk ikut memikirkan apa yang sedang dalam pikirannya.
              "Jika saja itu sesuatu yang kamu sembunyikan dan tidak pernah kamu buka, maka akan ada sakit yang tidak pernah mendapat jawabannya" Henry menembus pikiran Patrick, Patrick berdiri mendengar kalimat itu, bagaikan telinganya langsung ditegakkan.
             "I can't speak anymore....." matanya nampak gelisah melihat sekeliling.
             "You're someone man, you much brave" suara Henry berubah menjadi tegas.
              "I CAN'T"!!!! Patrick berteriak histeris pelan, itulah alasan penyebab Patrick sulit mendapatkan pacar, meskipun dia dekat dengan banyak gadis dan salah satunya Natalie, dan sebenarnya Patrick juga sedang dekat dengan teman baik Natalie di SMA ini yaitu Emily namun hubungannya menggantung tanpa arah tujuan.
               "Kamu tidak bisa bermain seenaknya dengan perasaan kamu sendiri"!! Sikap Henry tidak kalah tegas dengan Patrick, untuk menghindari pertengkaran yang terjadi dan menjadi hebat, Patrick meninggalkan ruangan tersebut, dia berjalan di antara lorong dengan galau, sambil menyandang ranselnya, kemudian melirik jam tangan berwarna biru sudah menunjukkan pukul sembilan.
              "Ya Tuhan, aku ada kelas dengan, Mrs Wendy Gale" wajahnya yang memperlihatkan semakin tidak bisa dibendungnya, buru - buru Patrick berlari kecil masuk ke dalam gedung di samping taman dan mengetuk kelas yang tertutup, Mrs Wendy membukanya dengan wajah melotot marah.
              "Kamu tahu ini sudah jam berapa, dan kamu datang lima menit setelah saya sudah di dalam kelas"!! Dia membentak keras.
                "Mrs Wendy, saya minta maaf kalau terlambat, saya rela jika harus terkena sanksi" Patrick merunduk menyesal, dan sanksi yang dikenakan oleh Mrs Wendy itupun sudah mendapat toleransi darinya daripada biasanya siswi atau siswa tidak dapat mengikuti ujian mata pelajaran dengannya, Patrick hanya mendapat tugas sekolah dua kali lipat untuk membayar kesalahannya dalam satu hari itu.

            "Kringggg" bel sekolah berbunyi Natalie di lain tempat, dia sedang berada di kelas, tangannya meraih buku diatas meja untuk dimasukkan ke dalam ranselnya, dan Mr Bryan meninggalkan kelas sambil membawa bukunya.
            "Dimana kamu tinggal"? Tanya Emily yang duduk di kursi sebelahnya.
             "California" jawab Natalie, kemudian dia mengelurkan notes kecil untuk memberikan catatan alamat rumah serta nomor rumah dan nomor Hpnya.
              "Tidak jauh dari tempat tinggalku" Emily tersenyum ramahnya padanya, kemudian mengambil ikat rambut di dalam resletingnya.
               "Yah benar, tapi kalau hari ini aku ingin pergi menemani Zayn" Natalie mengangguk.
 

NATALIE ( Masih Berupa Outline Novel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang