Part 6 Menghilang

20 5 1
                                    

Ujian kelulusan tinggal menghitung berapa hari, dan Patrick seperti sudah hilang ditelan bumi,  perasaan Natalie tidak pernah hilang untuk tetap menyimpan nama Patrick, dulu waktu di kelas sebelas dia sempat cemburu dengan Emily dan menjauhi, tetapi kini justru Natalie semakin memikirkannya, Emily sendiri seakan tidak pernah menghindar dari apa yang Natalie lakukan padanya, karena rasa bersalah meliputi dirinya, Emily sendiri mengorbankan perasaannya menerima sakit sendiri dihatinya, memiliki teman baru seperti Allyson memang menyakitkan, Allyson kalau mengirim pesan sms kepada Emilypun bukan seperti Natalie yang sangat perhatian kepadanya dan Emily tidak pernah lupa akan kata - kata Allyson kalau sebenarnya tidak terlalu cocok berteman Emily. Inikah yang disebut memaksakan diri melakukan hal yang sebenarnya tidak mungkin bisa dilakukan....?

Allyson, dengan ceria masuk ke dalam kelas, dia tersenyum, kepadanya namun terlihat tidak memperdulikan perasaan Emily saat ini, ekpreksi wajahnya dia berkesan hanya ingin mengobrol untuk kesenangannya sendiri.
        "Hi" dia menyapa Emily dan dia hanya tersenyum, Allyson tidak peduli ekpreksi wajahnya.
         "Aku mau traktir kamu selepas ujian nanti, kita akan bersenang - senang ke Disneyland" dia menawarkan ramah.
          "Aku ingin lebih baik mencari informasi universitas untuk kuliah nanti" Emily menolak halus.
         "Well its ok, kalau begitu aku pergi sendiri saja" Allyson meninggalkannya sendiri tanpa peduli keadaannya, sedangkan Natalie melihat mereka dari balik pintu kelas dengan meneteskan air mata, karena sikapnya yang ego Emily harus menderita batin seperti ini tapi rasa cinta kepada Patrick tidak bisa hilang dari hatinya, terlalu pedih untuk mengingat pada saat Emily berdekatan dengannya mesra, dan Patrick mengakui jatuh cinta pada Emily saat itu, tanpa mengetahui kebenarannya Natalie memusuhi Emily. Kini dia mencoba berjalan kearah Emily derap langkahnya perlahan, mendekati dirinya dan berdiri disamping kanannya dan Emily menolehnya.

     "Natalie aku minta maaf" Emily pertama kalinya menegur Natalie kembali.
      "Tidak perlu semua sudah terjadi" Natalie melemahkan suaranya
       "Aku tidak tahan melihat kamu menderita karena berteman dengan Allyson yang cuek padamu, dan aku tahu semua karena kamu berusaha menjauhiku tetapi kamu justru mendapat hal yang buruk" Natalie berkata panjang lebar.
           Pertama kalinya Natalie bersikap lebih bijak dari sebelumnya dan Emily terlihat berpikir
          "Kamu yang lebih dulu melakukannya, dan aku hanya ingin selama ini juga menyendiri dulu" dia berkata dengan muram, Natalie sama muramnya dengan Emily.
             "Patrick sudah menghilang ditelan bumi, untuk apa kita bermusuhan lagi"! Tegas Emily kemudian, dan Natalie tersenyum mendengarnya, dia tidak dapat membendung perasaannya lagi dan memeluk Emily.

Akhirnya ujian kelulusan SMA telah tiba selama seminggu dan dari hasil pengumumannya mereka semua di nyatakan lulus termasuk Natalie dan Emily, kedua sahabat itu kini kembali berhubungan baik lagi, tetapi perasaan Natalie semakin terbawa arus oleh perasaan cinta yang belum sempat Patrick ketahui sampai saat ini, dan membuatnya semakin galau. Apakah Natalie harus melupakan Patrick, karena dia benar - benar sudah tiada tidak tahu kemana..?, Hpnya benar - benar tidak bisa dihubungi lagi.

Ada rasa yang tidak menentu di hati Natalie, beberapa hari ini pula tidak bisa tidur, selalu terbawa mimpi yang sama, seakan pertanda buruk tentang Patrick, ada suara ledakan dari pesawat yang sedang terbang di udara, malam itu Natalie tiba - tiba saja menjerit histeris karena mimpinya sendiri, dia menangis tersedu - sedu ada rasa takut dihatinya kalau Patrick benar - benar akan menghilang selamanya dihatinya.

      Keesokan harinya, Natalie bergegas kerumah Patrick, untuk memastikan apakah mimpi itu benar - benar akan terjadi selama dalam perjalanan perasaannya amatlah kacau tidak karuan, dan rumah Patrick nampak kosong, air mata turun dengan derasnya perasaan cinta tidak dapat dibendungnya lagi, rasanya seperti mencintai tetapi hanyalah hampa dan Tuhan tidak mengizinkan untuk Patrick berjodoh dengan Natalie.

   Seorang tetangga wanita berambut cokelat menghampiri Natalie yang berdiri didepan rumah Natalie.

     "Are you find someone"? Dia bertanya

Natalie menoleh kearahnya, dengan tertegun sayu.
     

     "Where they go"? Dia bertanya kembali.

      "Sudah beberapa bulan yang lalu, mereka pergi katanya akan meninggalkan Amerika karena anaknya akan kuliah di Den Haag, tapi kami mendapat kabar kalau mereka semua kecelakaan pesawat" dia memberi tahukan.

Entah itu benar atau tidak, tapi menurut cerita wanita itu kalau dari orang yang menghubunginya menemukan identitas korban dengan nama Patrick Johnson dan keluarganya, tapi bisa saja salah karena di dunia ini ada banyak nama Patrick Johson tetapi dengan orang yang berbeda, air mata Natalie tidak dapat dibendung lagi dia menangis sejadinya dirumahnya, rasa cinta itu tidak pernah akan ada jawabannya dan tidak pernah ada balasannya serta hanya terpendam tanpa pernah terungkap selamanya.

Hari demi haripun berlalu berganti dengan tahun, dan akhirnya Natalie disarankan oleh orang tuanya untuk kuliah di Netherland, karena Jessica sudah semakin menua begitupun dengan Bram dan hanya hidup sendiri disana, jadi Natalie kuliah sambil menjaga Jessica dan Bram di negara tersebut, dari kampus mungkin jaraknya agak jauh dari rumah Jessica namun tidak masalah, dan satu hal juga Natalie sudah tidak pernah mengingat nama Patrick lagi karena baginya Patrick hanya tinggal kenangan di dalam hati, untuk apa bagi Natalie mencarinya karena Patrick benar - benar bukan jodohnya,

Dia jodohnya Tuhan sekarang ini, dan Patrick juga meninggal, rasanya wanita tetangganya itu tidak bohong padanya, tapi apa rasanya orang yang mengalami cintanya tidak tersampaikan.

NATALIE ( Masih Berupa Outline Novel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang