Part 9 penyelamat hidup

18 6 0
                                    

Di malam itu, Natalie berjalan sendirian dalam sebuah taman, pikiran tentang Patrick akhir - akhir ini semakin menghantuinya, pikiran yang terselubung tak mampu di tahannya lagi, air mata menetes sambil di kursi taman itu, kemudian beranjak dari kursi untuk berjalan kearah
Tengah jalan rasanya memang benar - benar semua tidak berarti lagi, sebuah kendaraan
Sedang melintas dengan ngebut hendak menabrak dirinya, tapi ada seseorang yang menarik tangannya dari arah samping, dan tubuh Natalie terjatuh kearah samping tengkurap memeluknya dan setelah dia sadar, matanya terbelalak memandang laki - laki yang telentang memeluknya.

"Hans" dia menyebut namanya wajahnya tercengang, tidak percaya kalau teryata laki - laki menyebalkan seantero kampus menyelamatkan hidupnya, Natalie berdiri lebih dulu kemudian merapikan kemeja serta jaket yang dikenakannya, Hans juga ikut berdiri disamping kirinya.

"Memangnya tidak ada orang lain apa, sepertinya kemana - mana selalu ada kamu...." Natalie mengeluh.

"Kalau kamu hantu, aku sudah panggilkan pengusir hantu buat mengusir kamu selamanya..." dia menambahkan kalimatnya.

"Dasar yah perempuan tidak tahu dirii..." Hans membalasnya dengan ketus.

"Daripada kamu, anak tidak pernah diajari oleh orang tuamu yang baikkk"!!!! Natalie memekik keras.

Mendengar ini, emosi laki - laki itu menjadi bertubi - tubi, entah apa yang dirasakannya seperti kata - katanya amat menyinggung perasaan dirinya, tangannya mengepal ingin menampar wajah Natalie namun dia menahannya, apa yang tersimpan dibalik dirinya, Natalie melotot memerhatikan wajahnya dengan tajam, diapun membalasnya, wajahnya marah benar - benar tidak biasa dan kini Natalie merunduk, dia merasa takut.

"Aku minta maaf, aku hanya merasa sebal dengan kelakuanmu di kampus" dia mengungkapkan perasaannya.

Natalie benar - benar sadar, jika seseorang itu terlihat tidak sempurna dari luarnya maka justru dari dalam dirinya jauh lebih sempurna, Hans menatap wajah Natalie, dan teringat akan sepupunya yang mengucap nama Natalie, namun rasanya ada ratusan nama Natalie di dunia dan bisa saja Natalie lainnya bukan yang saat ini bersamanya.

Entah bagaimana, dia seperti ingin mulai mendekati dirinya dan mengubah sifat buruk dirinya sejak mengenal Natalie, tetapi Natalie masih terperangkap dalam kisah lalunya bersama Patrick dan mau sampai kapan dia belum juga bisa mengubah kehidupannya.

Ada sebuah perkataan yang menyadarkan dirinya dari Natalie dan itu yang membuatnya sadar akan kesalahan di masa lalu dirinya, dia tidak lagi membully orang atau berbuat masalah seperti dulu.

   Natalie memikirkan kejadian itu, pikirannya semakin menjadi rumit baginya, ada rasa yang tak bisa untuk seculi saja menghilangkan rasanya pada yang lain, sampai kapanpun hanya boleh nama Patrick yang singgah dihatinya

Dia baru selesai mengerjakan tugas, lalu melihat buku yang tergeletak disampingnya. Buku hariannya dulu tentang Patrick, Natalie hendak meraihnya namun suara ketukan pintu dari luar mengagetkan dirinya.

"Iyah oma" dia menyahut sambil menutup laptopnya kembali, kemudian berjalan kearah pintu kamarnya untuk membukanya, dan Natalie berdiri dari ambang pintu.

"Kamu kapan liburan semester"? Dia bertanya

"Sejauh ini masih perkuliahan biasa"? Jawab Natalie.

"Mama dan papa, katanya akan berkunjung kemari kalau kamu sudah liburan semester dan mungkin kita akan jalan" Jessica memberi tahukannya.

"Yah, oma" Natalie kemudian menutup pintunya kembali, ada hasrat kalau dia ingin membuka harian miliknya, namun Natalie sudah tidak kuasa lebih dulu menahan air matanya melihat foto Patrick terselip di sela halaman buku, tangannya terasa gemetar dan tanpa sadar menjatuhkan buku tersebut, sulit untuk mengembalikan waktu yang telah berubah kecuali dengan melakukan bunuh diri, karena hidup di dunia adalah butuh cinta.

NATALIE ( Masih Berupa Outline Novel )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang