Di balik kaca besar kafe, aku mendengus kecil sambil melihat sepasang kekasih yang berjalan dengan cerianya dan menyuapi eskrim satu sama lain di pinggir jalan.
Ingin teriak rasanya.
Masalahnya, aku terjebak di kafe ini bersama monster mengerikan ini.
Disini. Dia mengajakku kesini. Bukan, bukan mengajak. Tepatnya memaksa.
"Kenapa kau diam saja? Dari tadi kau hanya melihat kearah luar. Melihat kemana?"
Suaranya saja membuatku kesal. Berharap bisa melempar jauh-jauh orang yang berada di depanku ini.
Cerewet.
"T-tae, i-ini sudah m-malam."
"Lalu?"
Ya Tuhan. Selamatkan aku.
"A-aku harus pulang."
"Habiskan dulu makananmu, baru kita pulang."
Mana bisa aku habiskan makananku? Sementara ada monster tepat didepanku. Aku ketakutan, bodoh.
"Mau ku suapi?"
"T-tidak, aku bisa sendiri."
Memakan makanan yang sudah dingin adalah hal tersulit untukku. Walaupun begitu, aku tetap memakannya dengan cepat. Berharap bisa cepat-cepat pergi dari makhluk ini.
"Wou... pelan-pelan, nanti kalau kau mati tersedak, aku yang repot."
Buru-buru ku kunyah dan kutelan makanan yang membuat pipiku menggembung.
"Katanya kalau makanan ini habis, aku bisa pulang. Aku ingin cepat pulang." Ucapku yang disambung dengan gerakan makan cepat kilat.
"Tidak-tidak, maksudku, makanlah dengan rileks dan tenang."
"Oh iya, setelah lama kita tidak bertemu, kau tidak ingin menanyakan apapun tentangku?" Sambungnya membuat ku tersedak.
"OHOK OHOK!"
"Kubilang makan pelan-pelan, nanti kalau kau mati, aku juga yang repot. Minum ini." Ucapnya sambil menyodorkan Caramel Macchiato yg dipesannya satu jam lalu.
Iya, kalau aku mati, tidak ada bahan bully an yang cocok lagi untukmu.
"Maaf, kau bilang apa tadi?" Tanyaku.
"Kau tidak ingin menanyakan apapun tentangku?"
"Tidak."
Kuperhatikan memang dia aneh. Pertama kali bertemu sejak tiga tahun, memang dia sudah aneh.
Dia jadi lebih aneh dengan sifat yang ia tunjukkan baru-baru ini.
Ada apa dengan monster yang selalu memposisikan dirinya sebagai monster level atas yang siap membunuh peri-peri cantik sepertiku?
Monster ini sudah berubah?
Tunggu-tunggu, aku tidak bisa menyimpulkan ini dengan cepat. Bagaimana kalau sifat barunya itu malah untuk bersimpati ria denganku?
Ah! Banyak pertanyaan di benakku. Tapi aku terlalu takut untuk menanyakannya.
DAN JUGA,
KENAPA AKU MASIH DISINI?
_______
TIT
"Aku pulang." Ucap Anna lemas.
Mendengar kakaknya pulang, Minjae langsung menghampiri Anna.
"Ha? Kenapa Nuna pulang selarut ini?"
KAMU SEDANG MEMBACA
SCAREY
FanfictionPertemuan setelah tiga tahun itu tidak seharusnya terjadi. Kedamaian hidupnya mulai hilang semenjak bertemu kembali dengan mantan seorang pembully kelas teri, Kim Taehyung. Perasaan gelisah, takut, trauma selalu menghiasi pikiran gadis itu. Namun, t...