Di salah satu kafe dekat sekolah, kami memulai pembicaraan disini. Tak ada satupun yang membuka mulutnya sejak lima belas menit berlalu.
Kami duduk di sebelah kaca besar kafe yang memerlihatkan suasana malam kota Seoul. Dengan Aru yang duduk disampingku, dan monst-- Taehyung duduk tepat didepan ku. Hanya meja kecil yang membatasi kami.
"Sejak kapan?" Aru meniup secangkir Vanilla latte lalu meminumnya dengan anggun.
"Apanya?" Kataku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.
Aru mengangkat satu alisnya. "Hubungan kalian berdua. Kalian ini dekat?"
Dengan gugup, aku menatap sekilas wajah Taehyung. Aku kaget ketika ia sedang menatapku juga. Lalu aku menunduk.
"Iya! Kami ini sedang menjalin hubungan secara diam-diam." Taehyung menjawabnya dengan suara lantang.
Perkataan Taehyung membuatku semakin risih. "Hei, a-apa.... tidak, itu tidak benar Aru." Ucapku membenarkan.
Lagi-lagi ia menatapku sinis sambil menyeruput minumannya layaknya seorang ibu mertua menghadapi anak menantu yang ia benci.
Aku hanya duduk berdiam diri seperti putri beku. Oh Tuhan! Kenapa aku tidak bisa menjelaskan semuanya pada Aru?
Kalau saja monster itu tidak disini, pasti aku akan menceritakan semuanya yang terjadi dalam hidupku setelah aku bertemu monster dekil itu.
Memang salahku, aku tidak pernah menceritakan soal Taehyung pada Aru semenjak monster itu pindah ke sekolah kami.
"J-jadi seperti ini Aru..."
"Kau tak usah mengelak sayang, sudah saatnya kita memberitahu hubungan kita pada sahabatmu." Taehyung tiba-tiba menggenggam tanganku dimeja.
Wajahku panas. Aku langsung menarik tanganku dari genggamannya. Demi jari kaki yang tersandung meja! Permainan apa lagi yang harus ku mainkan dengannya.
Disaat seperti ini, ponsel Aru berdering, ada panggilan masuk. Aru langsung mengambil ponselnya diatas meja.
"Anna, kau harus menjelaskan semuanya padaku besok. Sekarang aku harus pergi karena ada urusan mendadak." Ucap Aru sambil mengambil tasnya lalu pergi begitu saja meninggalkanku bersama mons-- oh tidak,
dia meninggalkanku bersama monster dekil ini!
Tamat sudah. Sekarang dia sedang menyeringai ke arahku.
_________
Waktu terus berjalan. Tapi aku masih berdiam ditempat ini. Berdua bersama monster dekil ini.
Aku sering terjebak dalam situasi mencekam ini. Mungkin kalian berpikir aku berlebihan, setidaknya rasakan hawa panas di kafe ini.
"Kau... tidak menceritakan tentang aku pada temanmu?" Tanya Taehyung.
Ya ampun, dari sekian banyak pertanyaan. Kenapa dia menanyakan hal itu padaku? Kenapa pula aku harus menceritakan hal-hal tentang dia?
Aku menyeruput Vanilla latte yang Aru pesan satu jam lalu. "A-aru maksudmu?"
Taehyung mendengus. "Temanmu siapa lagi? Memangnya kau punya teman lebih dari satu?"
Terkutuklah kau Taehyung.
"Ah benar juga perkataanmu, aku ini mana punya teman." Ucapku sambil menyeruput lagi minumanku.
Taehyung menutup mulutnya yang terbuka lebar dengan kedua tangannya serta membubuhkan ekspresi kaget yang ia buat-buat disana. "Jinjja? Jadi benar, kau tidak punya teman? Kasihan sekali." (Serius)

KAMU SEDANG MEMBACA
SCAREY
FanfictionPertemuan setelah tiga tahun itu tidak seharusnya terjadi. Kedamaian hidupnya mulai hilang semenjak bertemu kembali dengan mantan seorang pembully kelas teri, Kim Taehyung. Perasaan gelisah, takut, trauma selalu menghiasi pikiran gadis itu. Namun, t...