Pukul lima lewat sepuluh menit. Dia terlalu malu untuk bangun dan mandi lalu pergi ke sekolah. Ia duduk di pinggir ranjang dan merutuki diri sendiri saat mengingat kembali kejadian tadi malam.
Bukan, bukan hanya tadi malam. Dia sudah mengungkapkan semuanya. Tamatlah sudah riwayatnya.
Anna mengacak-acak rambutnya; masih terduduk di pinggir ranjang. Ia kembali membaringkan tubuhnya lagi.
Dari pada bertemu dengan orang itu, ia berniat untuk tidak sekolah saja hari ini. Demi keju yang dimakan tikus, rasa malunya melebihi apapun.
Mungkin seminggu atau sebulan, atau bahkan setahun ia tidak ingin sekolah.
Tangan kanannya meraba bagian bawah bantal yang ia tiduri dan mendapatkan ponsel yang kini ia genggam.
Matanya menyipit kala layar ponselnya ia hidupkan. Hanya ada cahaya ponsel di kamar itu.
Satu notifikasi muncul begitu mobile data diaktifkan.
04.47 am
KimTaehyung: pagi.KimTaehyung: Aku tahu, kemarin adalah hal yang sangat memalukan. Tapi,...
KimTaehyung: Bisakah kau tidak menghindariku? Itu membuatku semakin merasa bersalah. Mari kita bicarakan baik-baik saat sekolah nanti.
KimTaehyung: Sampai jumpa di sekolah.
Beberapa menit sebelumnya...
"Kau yakin ini akan berhasil?" Tanya Taehyung sambil menggenggam erat ponselnya.
"Ya, sudah berapa lama kau menatap benda itu? Dia akan membacanya nanti pagi." Ucap seseorang dibalik selimut hitam yang membungkus seluruh tubuhnya.
"Apa menurutmu bahasanya tidak berlebihan? Aku sedikit aneh membacanya." Atensinya tidak berpaling pada ponselnya.
Pria itu membuka selimutnya, "tenanglah, bung. Kau ini hanya dalam masa pubertas."
"Aish! Masa pubertasku sudah lewat tiga tahun yang lalu, lagi pula aku hanya ingin meminta maaf."
"Kalau begitu, tidurlah lagi."
"Tidak bisa,"
Taehyung lalu berdiri dan melempar ponselnya asal ke arah kasurnya. Ia berjalan menuju meja belajarnya dan memasukkan beberapa buku yang akan ia bawa hari ini.
Taehyung masih belum yakin dengan perasaannya. Dia bingung kenapa dia terlalu memperhatikan bahasa ketikan temannya itu. Padahal, Jimin di kenal sebagai cowok playboy semasa sekolah menengah pertamanya dulu. Taehyung percaya, Jimin sudah mahir dalam masalah ini.
"Kalau bukan karena masalahmu dengan cewek itu, aku tidak mungkin akan menginap disini. Tidurku kurang nyenyak," Ucap lelaki itu sambil memerhatikan gerak-gerik Taehyung.
"Lagipula, kenapa kau tidak meminta bantuan pada Jungkook? Kurasa dia juga cukup mampu untuk problematika tentang perempuan." Sambungnya.
"Ya, Jimin-ie pabo, kau tidak tahu? Jungkook itu takut pada perempuan," ucapnya tanpa menatap lawan bicaranya. (Jimin bodoh)
Mendengar itu, Jimin langsung terduduk dari posisinya. "Daebak, jinjja?" (Wow, benarkah)
"Sudahlah, aku tidak ingin membicarakan tuyul itu pagi-pagi."
Tatapan Jimin berbeda seiring Taehyung mengucapkan kalimat tadi.
"Aku penasaran dengan apa yang terjadi pada kalian," ucapnya terang-terangan.
"'Kalian' siapa? Aku dengan Anna?" Taehyung memutar kursinya ke arah Jimin.
"Ya, Kita ini sedang membicarakan Jungkook. Kenapa selalu Anna yang ada di pikiranmu,"
![](https://img.wattpad.com/cover/115370043-288-k99959.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SCAREY
Hayran KurguPertemuan setelah tiga tahun itu tidak seharusnya terjadi. Kedamaian hidupnya mulai hilang semenjak bertemu kembali dengan mantan seorang pembully kelas teri, Kim Taehyung. Perasaan gelisah, takut, trauma selalu menghiasi pikiran gadis itu. Namun, t...