Pt.9 Run!

67 20 0
                                    

"Kita baru saja kenal, tapi sudah seperti pasangan kekasih yang sedang bertengkar. Cepat sekali kau akrab dengan seseorang." Ucapnya diselingi tertawa kecil.

Anna baru menyadari sikap yang baru saja ia lakukan. Sepintas, sikapnya itu cukup keterlaluan untuk orang yang baru saja ia kenal.

"Maafkan aku." Katanya kecil namun masih terdengar.

"Tidak apa-apa. Aku malah suka, kau bersikap seperti itu padaku." Ucapnya sambil menatap ke arah luar jendela kaca.

"Tapi serius, kau membuatku takut setengah mati." Tukas Anna.

Jimin menatap Anna heran dan dilanjut dengan tertawa hambar. "Kau setakut itu?"

"Ha.. molla. Omong-omong, sejak kapan kita berbicara banmal seperti ini?" (Tidak tahu) (Bicara informal)

"Sejak kau memukuliku." Dengan cepat, Jimin menjawab.

Anna mendecak sambil merotasikan bola matanya.

Setelah beberapa saat, mereka diam dan melanjutkan makan ramyeon yang sudah setengah dingin.

"Oh iya, kau dan Taehyung, kalian berkencan?" Ucap Jimin disela-sela makannya.

Anna yang mendengar itu pun langsung tersedak dan batuk setelahnya.

"Ya! Iniㅡminum ini." Jimin menyodorkan botol air kemasannya ke hadapan Anna.

"Apa terlihat begitu? Apa aku terlihat berkencan dengan Taehyung?" Nada bicara Anna berubah menjadi tinggi.

"Apa maksudmu? Aku hanya bertanya."

"Maksudku, kami hanya teman kecil. Taehyung sudah menjelaskan 'kan?"

"Ah, bagus kalau begitu." Ucap Jimin samar.

"Kau bilang apa tadi?"

"Ha? Aniya." Jimin menarik sedikit ujung bibirnya. (Tidak)

___

Malam ini Anna tidak pulang sendiri. Jimin memutuskan untuk menemaninya pulang sampai rumah. Awalnya Anna tidak mau, tapi Jimin bersikeras ingin mengantarnya pulang dengan alasan sudah larut malam. Padahal jarak dari supermarket ke rumah Anna tidaklah jauh.

"Terima kasih sudah mengantarku sampai rumah." Ucap Anna sebelum ia masuk.

"Iya. Sering-sering lah bertemu denganku." Jimin lagi-lagi tertawa hambar.

"Kau sedang menggoda ku?"

"Tidakㅡsiapa yang menggodamu?"

"Lupakan. Aku mau masuk, cepat pergi!" Tangannya mengibas-ngibas mengisyaratkan untuk pergi.

"Iya-iya, aku pergi. Sampai besok." Ucap Jimin membawa kakinya melangkah meninggalkan rumah Anna.

"Lucu juga orang itu." Bisik Anna.

Setelah itu, Anna menampar dirinya sendiri. "Ya! Bicara apa kau, Anna."

___

Anna's pov

Pagi ini seperti biasa, bangun pagi untuk sekolah menyebalkan. Meskipun kau benci sekolah, kau pasti akan gelisah jika masuk terlambat 'kan? Begitulah pemikiranku setiap pagi.

Dengan earphone yang terpasang di telingaku, aku memasukki bus dan duduk di kursi kosong dibarisan ketiga. Aku tidak memilih duduk di sebelah jendela, karena ada seorang pria berjaket merah sedang tidur menghadap jendela disana.

Aku berpikir, apa tidak pegal tidur dengan posisi seperti itu?

"Sama sekali tidak pegal, tuh?"

SCAREYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang