Special Short Massage!
Dear Fathur
Kupetik sebuah senyum kala itu. Apa kau tahu jika aku menyukaimu? Berdesir menghangat hatiku ketika kau tersenyum saat menjawab pertanyaanku. Duniaku bagai teralihkan oleh nyanyian lagu yang kau tujukan untukku. Itu menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri untukku.
Tapi, apakah kau pernah berpikir bahwa hatimu memilihku saat itu? Saat kau hendak membuatku tertawa dengan wajah konyolmu yang hampir tak bisa kulupakan sampai detik ini. Bagimu aku adalah putri dan kau adalah pangeran berkuda putih yang datang mengisi kekosongan hatiku.
Mungkin semua itu hanya akan jadi kenangan, tanpa adanya terusan cerita yang mengisahkan kita berdua. Senyuman layaknya Dewa Yunani itu seakan lenyap dimakan rindu yang berkepanjangan. Tawamu tak lagi bersuara, mungkin jika terjadi pun itu pasti bukan untukku lagi melainkan yang lain.
Pernahkah kau sedetik saja memikirkan perasaanku saat itu? Pasti kau mengira semua perlakuanmu saat itu hanya main-main. Semua kau anggap seakan tak pernah terjadi. Perasaan ini hanya kau anggap sebagai permainan yang kau mainkan sesuka hati. Sakit tapi tak berdarah. Marah tapi tak punya hak. Memang aku siapa bisa marah kepadamu untuk meminta pertanggujawaban atas hatiku yang terluka? Aku hanya gadis biasa yang sakit ketika dilukai.
Maaf jika aku terlalu menjunjung tinggi atas nama perasaan. Namun, setidaknya kamu bisa belajar dari semua ini. Perhatikan apa yang kamu lakukan, belum tentu gadis lain yang kau lukai bisa setegar aku. Bisa jadi juga ini adalah salahku karena terlalu berharap dengan semua harapan yang kau berikan. Tidak. Bukan harapan. Hanya sebuah mainan 'kan?
Kini hanya senyum masam yang kuukir setiap kali aku mengingatmu...
Dydy
•×•
Ini hanya sebuah surat kecil yang kubuat atas nama temanku. Kan kutuliskan balasan yang mungkin akan melukainya jika ia membacanya DyahKusumahWardani
•×•
Dear Dydy
Maaf. Mungkin itu tak cukup untuk mengembalikan kerusakan hatimu akibat perlakuanku. Jujur, saat pertama kali melihatmu aku sudah tahu jika kau gadis yang baik. Wajahmu juga tak akan bisa mengalahkan malaikat manapun. Tapi ingat satu hal, aku pernah menyukaimu.
Senyummu yang manis membuatku diabetes setiap melihatnya. Aku tak berbohong. Dibandingkan gadis yang lain, kau lebih mengerti aku. Walau rasa sukaku tak sebesar rasa sukamu padaku. Tapi aku menghargainya. Aku tahu, tak mudah untukmu menaruh kepercayaan kepada orang yang baru kau kenal sepertiku.
Mungkin perlakuan manisku padamu membuatmu merasa jika itu adalah sebuah ungkapan sukaku padamu, tapi itu benar. Saat kau marah contohnya, duniaku bahkan seperti hampir kehabisan oksigen. Dan kau melenyapkan seluruh napasku dengan sebuah tundukan lesu yang kau tampakkan di depanku. Sakit tapi tak berdarah. Kala melihatmu tertawa dengan yang lain. Tapi siapa aku? Hanya seorang lelaki bodoh yang kolot dan tak mengerti apa itu cinta.
Katanya orang yang mudah jatuh cinta itu bodoh, itu memang benar. Aku salah satunya. Tapi ketika gadis yang kucintai dulu kembali menyapaku. Hatiku seakan diterpa sebuah kelimbungan yang amat menyayat. Sebagian perasaanku ingin kembali kepada yang dulu namun sebagian menolak karena sudah ada pada dirimu.
Takdir memintaku untuk kembali. Perlahan aku melepaskanmu karena aku tahu pasti kau sangat terganggu dengan ulahku yang setiap hari mengganggumu di sekolah. Kini tak kusangka kau juga menyukaiku. Inginkukembali tapi hatiku sudah milik yang lain. Cinta memang selucu itu ya. Datang terlambat tapi bisa membuat orang buta akan segalanya.
Maafkan aku. Aku tak menyalahkanmu karena terlalu berharap padaku, tapi mungkin suatu hari kamu bisa menemukan laki-laki yang lebih baik daripada aku. Menjagamu disetiap waktu. Menemanimu disaat susah dan senang. Aku berdoa supaya kamu selalu bahagia meski tanpa diriku.
Fathur
KAMU SEDANG MEMBACA
Seriosa Nada (Quotes)
RandomJika berbicara tidak lagi bermakna maka tuangkan ke dalam kata-kata. #99 dalam poetry [12/1/17]