Spesial short massage!
Dear Tegar
Kini aku tahu apa yang sebenarnya terjadi. Ternyata kamu masih menungguku. Selama ini aku sama sekali tak menghiraukanmu. Maafkan aku yang dulu. Mataku hanya terfokus pada seorang yang tak pernah membalas perasaanku. Aku terlalu sibuk dengan duniaku sendiri tanpa menghiraukan orang lain. Termasuk kamu.
Ketika aku sedang bersedih kau hadir bagai mentari yang menyinari dikala hujan lebat. Mungkin saat itu aku hanya menganggapnya sebagai teman yang peduli. Mungkin aku terlalu naif ketika memikirkanmu rela kehujanan demi aku dan lagi-lagi aku hanya menganggapnya sebagai angin lalu.
Apa sekarang kamu masih menunggu? Jika iya, biarkan aku membalas semuanya dari awal kita bertemu. Ah aku lupa, kamu pun juga manusia yang punya batas kadaluarsa atas perasaan ya. Bisa saja sekarang kamu telah menyukai perempuan lain. Aku telat ya? Mengapa cinta selalu datang terlambat? Tak pernah tepat waktu. Mungkin setelah ini aku yang akan menunggu. Tapi apa bisa aku sehebat dirimu yang mampu menahan perasaan begitu lama? Aku lemah.
Dulu kamu yang terluka ketika melihatku dekat dengan yang lain, tapi sekarang semua itu berbalik padaku. Hukum Newton III itu memang benar, tidak hanya benda dan fluida yang memiliki hukum aksi reaksi. Manusia pun bisa, kamu memberi aksi hanya saja aku tak bereaksi. Semua yang manis terasa hambar sekarang. Mungkin ini yang pantas kudapat. Tapi aku tidak kecewa, karena kamu bahagia. Meski tanpa aku. Biarlah aku mencintaimu meski sepihak, aku bahagia.
Nesta
---
Balasan yang tak ingin berbalas
---
Dear Nesta
Dari mana aku harus memulainya. Mungkin ketikabdirimu pulang sekolah dan saat itu hujan. Yang ku rasakan hanyalah rasa takut. Takut jika dirimu sakit. Saat itu aku hanya memiliki satu payung. Kuletakkan payungku di sebuah kursi di halte bus. Dan payung itu pun kau ambil. Aku tersenyum dibalik derasnya hujan yang membasahi bumi. Dan karena kehujanan aku terkena demam. Pada saat itu pula aku mendapat pesan darimu dan beberapa menit kemudian aku sembuh.
Cinta memang sebuah penyakit tapi jika digunakan dengan baik, itu bisa menjadi obat. Mungkin aku sedikit lebay menceritakan semuanya. Kamu perlu tahu, aku tidak pernah menunggu. Jujur aku memang menyukaimu, tapi menunggu bukanlah cara terbaik untuk mendapatkan hatimu. Itu hanya akan membuang waktuku dengan hal yang membuang-buang harapan. Aku pun tak berharap.
Menurutku yang kulakukan hanyalah menjagamu. Itu saja. Aku tak ingin memilikimu karena kamu milik Tuhan dan aku pun begitu. Yang aku inginkan hanyalah menjagamu untuk jodohmu kelak. Rasa sukaku hanya sekadar rasa kagum yang berkepanjangan. Tapi dari situlah aku mengerti bagaimana cara menjaga seseorang dengan baik.
Jika kau bertanya aku masih menunggu atau tidak? Maka aku akan menjawabnya dengan tidak. Karena sudah kubilang aku tidak menunggumu. Apa kamu tahu aku sudah menyukaimu sejak tanggal tiga belas Maret dua tahun lalu? Ketika dirimu menolongku bersembunyi dari para preman sekolah tetangga. Saat itu kamu sungguh manis dengan polesan bedak tipis serta rambut yang kau kuncir rapi.
Tapi meski aku tak menunggumu, aku masih akan tetap menjagamu hingga tiba saatnya nanti. Terima kasih kamu telah menyukaiku. Aku begitu bersyukur ketika perasaanku ini sedikit berbalas. Paling tidak aku bisa merasakan bagaimana disukai seseorang. Kau juga tak perlu mencintai sepihak karena itu akan membuatmu hanya menjadi patung yang menunggu. Lebih baik kita saling menjaga dan berteman baik hingga kita bertemu dengan jodoh masing- masing.
Jikalau jodohku adalah dirimu, artinya aku harus menjagamu seumur hidupku, hingga maut memisahkan.
Tegar
KAMU SEDANG MEMBACA
Seriosa Nada (Quotes)
RandomJika berbicara tidak lagi bermakna maka tuangkan ke dalam kata-kata. #99 dalam poetry [12/1/17]