Ternyata kamu beli popok, makanan dan susu bayi untuk anak-anak di panti asuhan. Kamu menceritakan pada Wonho bahwa kamu kerja paruh waktu di sebuah panti asuhan untuk menambah pasukan keuanganmu. Kamu merantau ke Seoul untuk kuliah dan biaya disana perlu mengeluarkan banyak mana mungkin kan kamu selalu bergantung pada orang tuamu?
Mendengar ceritamu, Wonho kurang setuju dengan keputusanmu. Ia bilang bila kamu kekurangan biaya bisa bilang pada Wonho, kamu menolak. Mana mungkin kamu minta pada Wonho? Kamu berpikir lagi bahwa kamu cuman sebatas sahabat saja dengannya.
Sampai di panti asuhan kamu dan Wonho disambut anak-anak. "Kakak (y/n)!" Jerit mereka lalu memelukmu yang sedang membentangkan tangan sambil jongkok. Mereka memelukmu hingga terjatuh.
Wonho yang melihat tingkah kamu dengan mereka tertawa. "Kak (y/n) itu siapa?" Tanya salah satu dari mereka sambil menunjuk kearah Wonho.
"Ah iya sampai lupa, sini-sini" kamu menyuruh Wonho mendekati kalian, "perkenalkan ini Kak Wonho"
Wonho menyapa anak-anak.
"Apa dia kekasihmu?"
"Ah bukan ia hanya temanmu, kau masih kecil mengerti apa tentang kekasih, hm? "
Anak-anak pun mulai berhamburan kembali bermain. Kamu mengajak Wonho ke kamar tidur bayi. Kamu menghampiri tempat tidur diatasnya ada bayi sekitar 6 bulan sedang tidur.
"Namanya Shin Jiwon, sejak kecil ia ditinggalkan oleh ibunya. Biasanya saat aku pulang kerja nanti ayahnya menjemputnya" jelasmu sambil mengelus-elus pipi tembam Jiwon, "aku penasaran dengan ayahnya dan ingin berkenalan"
Wonho hanya tersenyum. Ia senang melihat pemandangan seperti ini. Wonho baru tau kalau kamu suka anak-anak, ditambah kamu semakin imut jika bermain dengan anak-anak. Wonho memperhatikan Jiwon sangat tenang saat tidur walaupun diganggu oleh mu.
"Hey ada (y/n) dan..." tiba-tiba ada ibu pemilik panti asuhan.
"Perkenalkan ini temanku, Wonho" Wonho dan ibu pemilik panti asuhan berjabat tangan.
"(Y/n) sebaiknya kamu pulang saja karena saya tau hari ini kamu sangat lelah lagi pula Jiwon bentar lagi akan dijemput oleh ayahnya"
"Kalau begitu aku menunggu Jiwon sampai dijemput oleh ayahnya, aku ingin berkenalan dengan ayahnya"
"Ah... sebaiknya kamu pulang karena ayahnya menjemputnya nanti malam"
Kamu menurutinya lalu pamit pulang. Wonho tersenyum dengan ibu pemilik panti asuhan.
Keesokan harinya Wonho tidak masuk kuliah bahoan sudah seminggu ia tidak kuliah. Kamu mengirim pesan padanya, ia bilang ia mengurus ibunya yang sakit. Kamu ingin menjenguk ibunya tapi Wonho melarangmu begitu juga Jiwonㅡbayi kesukaanmu itu dikabarkan sakit. Kamu ingin menjenguknya tapi tidak tau alamat rumahnya.
Setelah bertanya pada ibu pemilik panti asuhan tentang alamat rumah Jiwon, kamu bingung.
"Wonho, alamat rumah Jiwon kok sama kayak alamat apartemenmu?"
To be continue...