"Aku bakal ajak kamu jalan-jalan tapiii janji sama aku kamu jangan ngelakuin hal itu"
Kamu udah siap untuk jalan-jalan bersama Jooheon, kamu menghembuskan nafas dengan berat. Tak lama Jooheon datang tapi kamu bingung Jooheon tidak membawa kendaraan biasanya ia bawa.
"Kamu heran ya kenapa aku nggak bawa kendaraan? Karena aku tau kamu pengen banget berpetualangan jadi kita hari ini berangkat ketempat tujuan kita dengan bus. Tadinya aku mau ngajak kamu jalan kaki tapi akunya males hehehe"
Jangan lupa dengan cengiran khas Jooheon yang nyebelin. Tak lama kalian menaiki bus. Didalam bus kamu melihat kearah luar jendela, kamu menikmati hembus angin yang menerpa wajahmu.
Bus berhenti disebuah halte yang ternyata halte rumah sakit. Jooheon dan kamu saling berpegangan tangan saat memasuki rumah sakit. Sampai di kamar rawat kamu baru ingat.
"Wassup bro!"
"Hyungwon?"
Kamar rawat itu kamarnya Hyungwonㅡyang sedang bersandar pada bantal dan kamu kaget kondisi tubuhnya, kurus tidak seperti sebelumnya.
"gimana kabar lo?" Tanyamu lalu duduk disamping Hyungwon.
"Ya lo liat sendiri, makin kurus, kaki gue juga udah nggak bisa digerakin"
"Da-dawon suka kesini kan?" Tanyamu lagi memperalihkan pemikiran kamu.
"Suka kesini sih cuman hari ini dia ada kelas, biasanya nyokap gue jaga kesini tapi beliau lagi beres-beres apartemen gue buat balik lagi kerumahㅡeunggg (y/n) temenin gue jalan-jalan keluar ya, gue engap dikamar mulu"
Kamu menuruti permintaan Hyungwon. Kamu dan Jooheon membantu Hyungwon untuk duduk dikursi roda. Jooheon nggak masalah kamu menemani Hyungwon jalan-jalan. Toh, cuman teman ngepain cemburu?
Kamu membantu mendorong kursi rodaㅡkalian jalan-jalan ke taman rumah sakit. Kamu bisa merasakan gimana senangnya Hyungwon diajak jalan-jalan sampai-sampai Hyungwon bernafas terdengar.
"Btw (y/n) kangen gue lari-larian sama lo entah kemana yang penting larinya ke rumah lo kalau nggak kerumah gue..." Hyungwon tersenyum begitu juga dirimu.
"...tapi sekarang nggak bisa, rasanya gue putus asa, terkadang gue berdoa sama tuhan kenapa nggak sekalian cabut nyawa gue? Tapi gue berpikir harusnya gue bersyukur dengan keadaan gue seperti ini. Sekarang gue berusaha untuk sembuh biar kita bisa lari-larian lagi kayak dulu sampai nabrak tiang"
"Hahaha iya ingat gue itu yang kita dikerjar anjing barunya Hyunwoo, gue jatuh ke selokan dan lo nabrak tiang"
Kamu berhenti mendorong kursi roda. Kamu berpindah menjadi berhadapan dengan Hyungwonㅡkamu jongkok agar Hyungwon bisa melihatmu.
"(Y/n) masalah apapun yang datang lo harus bisa hadapi. Banyak yang sayang sama lo, gue termasuk sayang sama lo. Janji sama gue kalau gue sembuh nanti, lo harus masakin gue 3 ramen" Hyungwon memegang tanganmu sedikit mengusap.
Kamu mengangguk dan memeluk Hyungwon dengan erat. Dari jauh Jooheon dan Dawon memperhatikanmu. Jooheon mengusap-usap bahu Dawon agar tenang karena Dawon sedari tadi tidak berhenti menangis.
Chae Hyungwon
Nama pada batu nisan. Kamu tak henti-hentinya menangis begtu juga Dawonㅡkekasihnya Hyungwon dan keluarga Chae menangis. Saat Kamu pulang, Hyungwon menghembuskan nafas terakhir. Ia meninggal karena sakit kelumpuhan pada otot-otot tubuh dan kanker tulang.
Orang-orang pun mulai meninggalkan tempat pemakaman. Dawon memegang tanganmu.
"Keinginan terakhir Hyungwon pengen main bareng lo dan itu kewujud. Makasih (y/n) lo udah menjadi orang terakhir untuknya bahkan gue sempat iri sama lo..."
"Janji sama gue lo jangan ninggalin gue, cukup Hyungwon aja yang ninggalin gue lo jangan"
Kamu memeluk Dawon.
Remind you to thanks to God
