5. Chat?

138 14 2
                                    

Dimitri Allanson POV

Kulirik jam tanganku sudah hampir jam 16.50, aku masih di tempat parkir sekolah. Ku buka pintu mobil dan masuk ke dalam, aku menaruh tas ranselku di kursi sebelah. Langsung ku pacu mobilku pelan melewati pintu gerbang sekolah.

Rintikan hujan mulai mereda, namun masih meninggalkan titik titik air di kaca depan mobil. Suasana jalanan di kota Tworench cukup sepi, mungkin akibat hujan deras tadi.

'Sudah beberapa hari aku tidak mengunjungi rumah Anastasya, terakhir kali hanya chatting lewat whatsapp dan chat terakhirku hanya di-read saja. Dia juga jarang menghubungiku.' gumamku.

'Akhir akhir ini hubungan kami tidak terlau dekat seperti dulu, aku dan Ana mempunyai kesibukkan masing masing karena kami sama sama seorang guru matematika, namun mengajar di SMA yang berbeda. Mungkin nanti malam aku akan menghubunginya karena aku belum bisa ke rumahnya.'

Kurang beberapa menit aku sampai di rumah. Tanpa sadar aku tersenyum setelah mengingat kejadian di sekolah tadi, aku masih bingung ada apa dengan tingkahku pada siswaku.

Flashback on~

"Pak Al, saya pulang duluan." Pamit Pak Nicole.

"Oh iya pak, hati hati dijalan." Jawabku sambil mengerjakan tugas kurikulum di depan laptop.

Hari ini aku sedikit lembur untuk menyelesaikan beberapa tugas yang membuatku lelah lebih cepat. Ruangan ini terasa sepi setelah Pak Nicole dan teman teman guru yang lain sudah meninggalkan sekolah.

"Oke hati hati juga ya Vio." Suara seseorang di luar ruangan, di tengah sekolah yang sudah sepi.

Aku bisa mendengarnya karena tempatku hanya terhalang sebuah tembok, dan kalau aku berdiri aku bisa memantau keadaan luar ruangan lewat jendela kaca.

'Vio? heh Anak itu lagi? baru baru ini aku kok sering bertemu dia.'

Jam yang tertera di laptop menunjukkan pukul 16.15 Aku menutup laptop dan memasukkan semua barang barangku ke dalam tas ransel, mengenakan jaket dan langsung keluar.

Di luar udara lumayan dingin, aku menoleh kearah Vio dan menyapanya.

Aku juga tak tahu arah pikiranku yang memberikan nomorku ke Vio begitu saja.

Flashback off~

Viona Christine POV

Setelah mandi air hangat badanku tidak kedinginan lagi karena kehujanan. Pulang sekolah tadi aku dan Zen dihantam hujan yang tiba tiba turun lagi, untungnya sudah sampai di dekat rumah jadi kami tidak begitu basah.

Aku langsung menghempaskan tubuhku ke tempat tidur, menarik selimut dan tertidur pulas.

Jam 20.30

Aku terbangun dari tidurku dan melihat jam dinding, mungkin sudah 3 jam aku tidur.

ceklek..

Seseorang membuka pintu kamarku, ternyata mama.

"Vio, ayo makan dulu. Tadi pulang sekolah belum makan kan?" mama masuk dan langsung duduk di tempat tidurku.

"Iya ma, nanti Vio pasti makan kok." Kataku sambil mengucek ngucek mata.

"Jangan nanti nanti, ayo sekarang juga ikut mama ke bawah!" ajak mama yang langsung menyeretku keluar.

Kami menuruni tangga, menuju ruang makan. Di sana sudah ada papa yang makan dengan lahapnya. Mama melepas tangannya dari lenganku dan menyuruhku duduk di sebelah papa.

"Ayo sayang makan dulu." ajak papa yang hampir menyelesaikan makannya.

"Loh, papa pulang jam berapa?" tanyaku.

"Barusan datang, terus langsung makan." Sambil mengangkat sebelah alisnya dan tersenyum. Kebiasaan papa yang enggak bisa menahan lapar.

Setelah selesai makan papa langsung pergi ke kamarnya.

"Makan yang banyak ya sayang." Kata papa sambil mengacau rambutku.

Tiba tiba Zen datang dan langsung duduk di sebelahku.

"Eh, tadi di SMA yang ngobrol sama lo siapa?" bisik Zen sambil mengambil buah pisang yang tersedia di meja makan.

"Kok lo tau sih?" tanyaku balik.

"Ya tau, habisnya lo lama gak ke depan. Niatnya sih gue masuk ke sana nyamperin lo. Eh gak taunya lo mesra mesra an sama.... Sama siapa sih?" katanya, yang hampir membuatku tersedak.

"Mesra dari mana sih? Dia itu guru gue tau!"

"Ooo jadi itu guru lo? Masih muda ya?"

"Iya masih muda, umurnya kira-kira masih 24 tahunan."

"Eh, lumayan. Gakpapa lo sama dia aja." Kata Zen yang membuatku tersedak betulan.

"Zen bisa diem gak?"

"Gakpapa sama dia aja hahaha" Sahut Zen sambil tertawa.

Aku langsung meninggalkan Zen di ruang makan tanpa menghabiskan makananku karena sebalnya.

Di kamar aku jadi ingat kalau tadi Pak Al menyimpan nomornya di ponselku, aku mengambil ponsel dan mulai mengeceknya.

Di kamar aku jadi ingat kalau tadi Pak Al menyimpan nomornya di ponselku, aku mengambil ponsel dan mulai mengeceknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



"Ini beneran Pak Al?" aku sangat terkejut ketika melihat foto profil whatsapp Pak Al. Dia terlihat smart dan elegan.

"Eh, orangnya online!" Aku terkejut untuk kedua kalinya.

'chat, enggak, chat, enggak, chat' Kata hatiku yang ingin sekali menyapa Pak Al lewat whatsapp.



Kritik dan saran sangat dibutuhkan😊

Maaf kalo updatenya kemalaman, author lagi banyak tugas, mohon dimaklumi :)

Thank's for read

My Math Teacher - SMA LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang