13. Our First Moment

95 5 0
                                    

'......and i hope the next special moment will be happen again'

-Viona Christine. S-

Viona POV

Pagi pagi benar aku sudah sampai di sekolah disambut tetes tetes embun yang jatuh dari pohon tepat di sebelah gerbang masuk, kebetulan sekali pagi ini adalah jadwal piketku jadi tidak ada alasan untuk tidak berangkat lebih awal, sebelum menuju ke kelas aku sempatkan untuk mampir sebentar ke ruangan Pak Al, pagi ini masih sepi sepertinya hanya aku yang baru datang namun pintu ruang wakasek sudah terbuka aku yakin pasti Pak Al sudah ada di dalam.

Kuberanikan diriku melangkah masuk dengan rasa gugup dan perasaan takut bertemu dengan Pak Al lagi, meski masih di ambang pintu aroma parfum Pak Al sudah tercium, lekat sekali dalam ingatanku kalau memang benar ini adalah Pak Al.

"Permisi" kulangkahkan kakiku dan mendapati Pak Al sudah bergulat serius di depan laptopnya. 

Pak Al mendongakkan kepala melihat aku dengan tatapan tajam, namun tak lupa senyumannya selalu mengikuti yang membuat aku semakin gugup buat bicara dengan Pak Al.

"Loh kok sudah datang?"tanya Pak Al tidak percaya aku sudah datang.

'ya ini soalnya gara gara Pak Al gue sampe harus berangkat pagi pagi buta kayak gini' dalam hatiku sambil mengeluarkan kotak jam tangan dari tas yang sudah kubungkus dengan sangat rapi.

"Iya maaf pak sudah menganggu waktu Pak Al, saya cuma mau ngasih ini ke bapak" tanpa basa basi lagi aku langsung mengulurkan sebuah kotak dari tanganku.

"Apa ini?" Pak Al mengernyit sambil mengambil kotak yang aku sodorkan.

"Itu buat Pak Al, dulu Pak Al pernah bilang kalau saya juga harus ngasih sesuatu ke Pak Al, jadi yah ini pak"

"Buat apa Vio, saya hanya bercanda saja waktu itu" sambil terkekeh pelan, Pak Al terus saja melihat kotak yang ada ditangannya dengan rinci.

"Ya sudah pak saya mau ke kelas dulu ya, permisi" kataku sambil melangkah keluar karena aku hampir lupa kalau pagi ini aku piket, aku langsung meninggalkan ruangan tanpa menghiraukan kata terimakasih yang diucapkan Pak Al. Walaupun sebenarnya aku masih ingin bertanya bagaimana kabarnya.

***

Seperti biasa setelah jam pelajaran terakhir selesai, hujan nampak mengguyur sekolah kami bukan hanya deras kali ini, namun sangat deras. Teman temanku sepertinya mengurungkan niat untuk pulang cepat karena cuacanya sedang tidak bagus sore ini.

Kukeluarkan smartphone andalanku mencoba untuk mengirim whatsapp ke Zen. Belum sempat aku mengetik sesuatu di kolom chat, tiba tiba ada notifikasi masuk dan tentu saja hal itu membuat jantung ini seperti mau copot rasanya, karena chat itu dari Pak Al.

Pak Al: saya tunggu 5 menit di depan perpustakaan sebelah tempat parkir, tidak usah minta jemput adik kamu.

Pesan yang terkesan peduli namun di ketik dengan nada ancaman membuat perasaanku kali ini berbeda, awalnya sebal tapi sekarang jadi terbesit rasa suka pada Pak Al. Hal itu aku buang jauh jauh barangkali Pak Al bilang begitu untuk menyuruh aku mengerjakan sesuatu.

Vio: ada apa ya pak?

Pak Al: segera kesini Vio

 'Pak Al kan suka nyuruh nyuruh gue, pasti ini mau disuruh lagi' gumamku dalam hati, namun sebagai seorang murid jadi apa boleh buat hati ini harus ikhlas membantu guru menyebalkan yang satu ini.

"Fir maaf ya gue duluan sudah dijemput Zen" kataku sambil memakai tas.

"Loh hujan deras begini kamu mau pulang?" tanya Fira.

My Math Teacher - SMA LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang