12. I miss you

78 4 0
                                    

Hey there the author is back!

Maaf karena authornya hiatus lama banget  banget. Aku mau ngelanjutin cerita ini setelah sempat berhenti 4 tahun lebih, semoga enggak bosan dan mau baca kelanjutan ceritanya ya. 

Keep reading my story, thank u so much guysss :)



Allanson POV

Hari ini tepat pukul 16.00 aku berada di bandara melepas kepergian Ana untuk terbang ke Amerika, Ana memutuskan untuk melanjutkan kuliah S2 di Stanford University setelah diskusi dan saran dari kedua orang tuanya. Di satu sisi aku sangat senang karena dia ingin mengejar cita citanya menjadi dosen yang handal, di sisi yang lainnya aku juga  sedih karena harus menjalin hubungan jarak jauh dengan Ana apalagi hubungan kami sedang tidak terlalu baik.

"Makasih udah mau ngantar aku, padahal aku tadi udah bilang kalau aku udah diantar mama papa" ucap Ana padaku saat membantu membawakan salah satu tas bawaannya.

"Iya An, gakpapa kok ini udah jadi kewajiban aku juga" jawabku dengan lembut.

Ana menghampiri kedua orang tuanya untuk berpamitan, sebelum selanjutnya menghampiriku untuk mengucapkan kata kata perpisahan.

"Al maaf ya, kayaknya hubungan kita sampai disini dulu. Kamu tau kenapa alasanku bilang gini ke kamu" kata kata Ana yang membuatku sedikit terkejut dan membuat aku diam sejenak.

Aku sangat sedih dan penuh kekecewakan dengan keputusan sepihak yang diambil Ana, jauh jauh hari dia tidak mengatakan apapun tentang rencananya untuk mengakhiri hubungan kami, bahkan dia juga pernah bilang kalau ingin memperbaiki hubungan ini seperti dulu lagi.

"Maksudmu apa? kenapa kamu bilang begitu? bahkan aku berpikir kita bisa melanjutkannya dengan hubungan jarak jauh" kata ku dengan nada meninggi karena betapa terkejutnya aku saat ini.

"Iya tapi aku yang tidak bisa melanjutkannya al, maaf kan aku"

"Aku kecewa dengan keputusanmu itu, coba pikirkan lagi An" sambil menatap mata Ana.

"Maafkan aku sayang" ucap Ana.

"Ana please...." kataku untuk terakhir kali, sebelum dia pergi dari hadapanku.

"Sudah aku pikirkan Al ini memang berat buat aku, maaf sudah membuatmu kecewa dan terimakasih untuk segalanya. I hope that we'll meet again" Kata terakhir Ana sambil menciumku dan pergi menjauh meninggalkan aku dengan segala kebingungan dan kekecewaan yang ada dipikiranku.

Kedua orang tua Ana sepertinya sudah tahu tentang apa yang akan terjadi, sebelum mereka meninggalkan bandara mereka sempat bilang ke aku bahwa itu memang sudah keputusan Ana karena Ana ingin fokus pada belajarnya dan tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh dengan konsekuensi hubungan yang tidak bisa dipertahankan lagi, mereka juga meminta maaf karena mereka egois dengan keputusan sepihak yang mereka ambil tanpa berdiskusi dulu dengan aku.

Aku hanya terdiam dan membalas kata kata mereka dengan sedikit senyuman, aku tidak tahu lagi harus berbuat apa. Saat ini aku hanya berpikir bahwa Ana sangat membuatku kecewa.


Viona POV


Sudah lima hari Pak Al tidak masuk ke sekolah untuk mengajar, kabar dari bapak ibu guru lain memberitahu kepada kami bahwa Pak Al ada urusan keluarga yang sangat penting sehingga tidak bisa masuk untuk beberapa hari kedepan.

Setelah terakhir kali aku melihat pak al dengan senyumannya waktu itu, aku sudah tidak pernah melihat sosoknya lagi di sekolah, bahkan aku juga tidak berani mengirim pesan langsung ke pak al, aku takut jika mengganggu Pak Al dengan urusan keluarganya.

'Semoga baik-baik aja' gumamku.

Melanjutkan belajar matematika di kelas selalu mengingatkanku pada Pak Al, meskipun kalau diingat lagi Pak Al menyebalkan namun selalu saja terbesit dengan cara mengajarnya yang menyenangkan dan membuat belajar juga semakin giat.

Di akhir jam pelajaran matematika, Bu Nunik yang menggantikan Pak Al mengajar selama Pak Al tidak ada, menyuruh kami untuk tidak ramai dan merapikan buku pelajaran yang kami tadi gunakan.

"Anak anak, saya baru saja dapat informasi dari kepala sekolah bahwa besok Pak Al masuk dan akan kembali mengajar." kata Bu Nunik sambil mengemasi buku dan alat tulis yang beliau bawa.

Kegaduhan kelas kembali terjadi saat Bu Nunik mengumumkan bahwa Pak Al akan masuk mengajar lagi. Teman teman sangat senang jika diajar Pak Al apalagi suara histeris Fira yang dari dulu memang nge-fans ke Pak Al. Berita itu juga membuatku sangat senang karena aku pun juga menanti-nanti kan Pak Al mengajar lagi, disatu sisi aku juga sedikit gugup kalau besok kembali bertemu Pak Al entah kenapa aku bisa segugup ini.

"Terimakasih Bu Nunik sudah mengajar kami" teriak teman teman hampir secara bersamaan.

"Iya sama sama, seneng banget ya kalau Pak Al ngajar lagi? selamat belajar dan selamat siang anak anak" kata Bu Nunik sambil meninggalkan kelas.

"Baik buuu...."

"Vio kamu dari tadi kok senyum senyum gitu, seneng kan kalau Pak Al besok masuk lagi" suara Fira yang membuyarkan kegembiraanku.

"Eh apaan sih fir, lo sok tau deh" kataku membantah.

"Udah bilang aja kalau kangen, aku juga kangen kok ke Pak Al apalagi cara ngajarnya yang seru abiss" tambah Fira dengan semangatnya yang menggebu gebu.

Dalam hati sebenarnya aku juga merindukan Pak Al. Besok adalah hari yang sangat aku tunggu-tunggu, aku berharap bisa bertemu dengan Pak Al lagi di sekolah.

Aku juga berpikir keras nantinya barang apa yang akan aku berikan ke Pak Al karena dulu Pak Al pernah bilang harus ngasih sesuatu juga. Sempat berpikir buat ngasih novel tapi enggak tahu harus novel genre apa yang Pak Al sukai, setelah lama berpikir keras akhirnya aku berniat membelikan hadiah jam tangan.

"Eh fir nanti pulang sekolah anterin gue beli jam tangan ya? di toko jam yang gak jauh dari sini itu, lo masih ingatkan dulu lo pernah beli buat ayah lo?" tanyaku ke Fira.

"Oh iya ayo ayo aja, jalan kaki kan bisa. Emangnya mau beli buat siapa?"tanya Fira balik

"Emmm buat adik gue" kataku menyeringai karena bohong.

.

.

.

.

.

.

Kritik dan Saran sangat dibutuhkan😊

Thank's for read


My Math Teacher - SMA LOVE STORYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang