"Karena cinta datang disaat hati merasakan bukan menginginkan"
-Viona Christine. S-Hari hari berlalu, minggu demi minggu terlewati sejak terakhir kali Pak Al memberiku sebuah buku matematika, aku jadi semakin semangat dan semakin giat belajar.
Sejak hari itu entah mengapa hubunganku dengan Pak Al semakin dekat, meskipun Pak Al tipe orang bersifat dingin yang tak suka dengan keramaian, namun orangnya asik kalau sudah mulai bercanda.
Tak jarang Pak Al memberiku coklat sebagai hadiah saat nilai ulangan matematikaku bagus. Tapi ada kalanya Pak Al tiba tiba ngasi coklat, padahal belum ada ulangan matematika.
Flashback on
Jam 20.36
tuklik tuklik
Notif whatsappku berbunyi disaat aku sibuk menggambar idolaku Lebron James, seorang pemain basket yang paling keren skil bermainnya menurutku.
"Ngapain orang ini malem malem ngechat? Kebiasaan deh." Nggak lain dan nggak bukan orang itu adalah Pak Al.
Pak Al: Besok sekolah kan?
Vio: Iyalah pak besok kan hari Senin, pertanyaannya Pak Al ada ada aja
Pak Al: Bagus kalau gitu, besok pagi ke ruangannya Pak Al sebentar ya
Vio: Emangnya ada tugas lagi pak?
Pak Al: Udah pokoknya kamu dateng aja
Vio: Iya pak
'Duh mau ngapain nih orang bikin gue takut aja'
.
.
.
Keesokan harinya saat aku udah sampai di sekolah."Hati hati ya Zen!" teriakku pada Zen yang sudah memacu motornya.
Aku langsung berjalan menuju ruangannya Pak Al, pagi ini lumayan sepi karena masih jam 06.00 beruntung Zen mau diajak berangkat pagi.
Saat aku sudah berada tepat di depan pintu masuk ruang wakasek, aku mengintip ternyata masih sepi.
"Permisi." Suaraku yang memecah keheningan.
Aku berjalan masuk tapi tidak ada sesosok manusia pun di dalamnya.
"Tumben pagi banget datangnya." Suara Pak Al yang membuatku kaget.
"Wooo!, Pak Al ngapain ngumpet dibalik meja?"
"Muka kamu lucu ya kalo lagi kaget. Enggak ngumpet, ini lagi benerin kabel chargernya laptop."
'katanya muka gue lucu? Duh jantung gue mau copot.'"Oh ya ngapain Pak Al nyuruh saya ke sini?"
"Bentar." Katanya sambil merogoh tas ranselnya lalu mengeluarkan sesuatu dari dalamnya.
"Pak Al mau ngasi saya coklat? Padahal belum ada ulangan lo pak?" kataku yang kaget Karena yang dipegang Pak Al adalah coklat kesukaanku.
"Ya gakpapa, pengen ngasi aja."
"Nih saya kasi kamu coklat chesew and nut, ini coklat kesukaan saya." Lanjutnya sambil menyodorkan coklat itu.
Saat tanganku hampir meraih coklat itu, eh tiba tiba Pak Al menarik coklat itu balik.
"Eits, tapi kamu harus janji, kamu juga harus ngasi saya sesuatu nantinya. Gimana?" dengan senyum khasnya yang super bikin orang luluh, aku hanya menganggukkan kepala.
"Makasih Pak Dimitri Allanson yang baik hati, saya mau ke kelas duluu." Tukasku dan langsung berbalik keluar menuju kelas dengan membawa sebuah coklat yang langsung kumasukkan ke dalam tas.
Flashback off
Dimitri Allanson POV
Saat aku berada di rumah di dalam kamar. Seperti biasa aku berkutik dengan laptop dan kesibukkan kurukulum yang luar biasa.
Tiba tiba aku kepikiran Vio, akhir akhir ini aku makin dekat dengan siswa cuek yang satu ini, aku juga bingung dengan perasaanku.
****
Hari ini adalah hari Jumat, hari dimana ekstrakurikuler dilaksanakan.
Siang ini aku mengajar OSN bagi mereka yang pandai dibidang matematika mulai dari kelas X sapai kelas XII, Vio lumayan pandai kalo dibidang matematika tapi aku tidak memasukkannya dalam OSN ini, karena sudah ada Alfian anak kelas X A1 yang sudah berpengalaman mengikuti beberapa olimpiade di SMP nya dulu.
Selesai aku mengajar OSN di lantai dua, aku melihat Vio bermain basket di lapangan basket yang nampak jelas dari atas sini.
Kemampuan Vio dalam bermain basket memang tak diragukan lagi, aku jadi semakin tertarik dengan dia.
Saat aku asik memerhatikan Vio, dia melihat kearahku dengan tangan yang mengusap keringatnya didahi, aku hanya terus menatap kearahnya dengan gaya yang sedikit cuek dia juga tersenyum ke arahku.
*gambaran Pak Al memperhatikan Vio*
Kritik dan Saran sangat dibutuhkan😊
Maaf ya author updatenya lama.
Thank's for read❤
KAMU SEDANG MEMBACA
My Math Teacher - SMA LOVE STORY
Romansa[18+] Bermula dari mereka saling menatap. Hal itu yang membuat hati Vio berdegup kencang saat didekatnya. "Apa bener gue suka sama guru matematika nyebelin satu ini?" Rasa penasaran selalu membayangi Al, "Apakah wajar jika aku berharap dia memiliki...