BAB 14

532 10 0
                                    

Fikih untuk Wanita:
http://tlgrm.me/fiqihwanitamuslimah
PERTEMUAN 97

KAJIAN FIKIH

Dari kitab:
Fiqh Al-Mar'ah Al-Muslimah

Penulis:
Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-'Utsaimin _رحمه الله_

بسم الله الرحمن الرحيم
الحمدلله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى اله وصحبه ومن والاه، أما بعد:

Akhawati fillah kita lanjutkan kajian fikih, dari kitab Fiqh Al-Mar'ah Al-Muslimah.

Kita sampai pada

SHALAT WITIR

Witir adalah shalat sunnah muakkadah, bahkan sebagian berpendapat, bahwa witir adalah shalat sunnah yang sangat muakkadah (penting).
Sehingga Imam Ahmad berkata,

*من ترك الوتر فهو رجل سوء،  لا ينبغي أن تقبل له شهادة.*

"Barang siapa meninggalkan witir, maka dia orang yang jelek, tidak sepantasnya diterima persaksiannya."

Maka beliau sifati orang yang meninggalkan witir dengan orang yang jelek, dan dia dihukumi sebagai orang yang tidak diterima persaksiannya.
Ini semua menunjukkan PENTINGNYA shalat witir.

WAKTUNYA

Waktu shalat witir antara shalat ISYA dan FAJAR/SHUBUH.
Sama saja apakah shalat Isya tepat pada waktunya, atau shalat Isya yang dijamak taqdim dengan Maghrib (yakni shalat Isya dikerjakan di waktu Maghrib sebagai jamak taqdim, pen.).
Karena waktu shalat witir dimulai sejak shalat Isya, sebagaimana diriwayatkan dari Nabi صلى الله عليه وسلم, bahwa beliau bersabda,

*إن الله أمركم بصلاة هي خير لكم من حمر النعم،  صلاة الوتر، ما بين صلاة العشاء إلى أن يطلع الفجر.*

"Sesungguhnya Allah memerintahkan kepada kalian untuk shalat yang (pahalanya) lebih baik bagi kalian dari unta-unta merah, yaitu shalat witir,  (waktunya) di antara shalat Isya sampai terbit fajar (shubuh)." (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)

SHALAT WITIR sebagai PENUTUP shalat malam, jika telah selesai shalat Isya, maka selesailah shalat malam yang fardhu, dan tidak tersisa lagi kecuali shalat TATHAWWU, maka seseorang bisa  shalat witir secara LANGSUNG setelah shalat Isya, meskipun shalat Isya dengan cara dijamak taqdim di waktu Maghrib.

AKHIR WAKTU shalat witir, yaitu sebelum fajar shubuh, berdasarkan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

*فإذا خشي أحدكم الصبح صلى واحدة،  توتر له ما قد صلى.*

"Maka apabila salah seorang dari kalian khawatir datang waktu shubuh, hendaklah dia shalat satu rakaat, sebagai shalat witir dari shalat yang telah dia kerjakan." (Muttafaqun 'alaih)

Apabila telah terbit FAJAR SHUBUH, maka tidak ada lagi shalat witir.

Adapun sebagian riwayat dari ulama salaf yang berpendapat adanya shalat witir antara adzan dan iqamah waktu fajar shubuh, maka itu amal yang menyelisihi sunnah, dan tidak ada hujjah/dalil dari perkataan seseorang yang bisa diterima setelah perkataan Rasulullah صلى الله عليه وسلم.
Maka shalat witir berakhir ketika terbit fajar shubuh.

Apabila telah datang shubuh, sedangkan kamu belum shalat witir, maka JANGAN shalat Witir.
Akan tetapi apa yang seharusnya dilakukan?!

JAWABANNYA:

Hendaklah engkau shalat DHUHA, witir yang GANJIL kamu GENAPKAN dengan menambah satu rakaat.

Jika kamu terbiasa shalat witir SATU rakaat, maka shalatlah DHUHA DUA rakaat,
shalat witir TIGA rakaat, maka shalat DHUHA EMPAT rakaat, shalat witir LIMA rakaat, maka shalat DHUHA ENAM rakaat.

Hal ini berdasarkan hadits Aisyah رضي الله عنها,  bahwa Rasulullah صلى الله عليه وسلم,

*كان إذا غلبه نوم أو وجع عن قيام الليل،  صلى من النهار ثنتي عشرة ركعة.*

"Apabila beliau tertidur atau sakit sehingga tidak shalat malam, maka beliau shalat dua belas rakaat di waktu siang."

Maka dalam SUNNAH menunjukkan bahwa
orang yang mampu bangun di akhir malam, maka yang AFDHAL baginya adalah mengakhirkan shalat witir, sebab shalat di akhir malam itu afdhal dan disaksikan oleh para malaikat.
Dan orang yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, hendaklah dia shalat witir SEBELUM tidur.

JUMLAH SHALAT WITIR
Bersambung insya Allah

Diterjemahkan oleh Al-Ustadzah Ummu Abdillah Zainab bintu Ali Bahmid hafizhahallah pada Selasa, 10 Jumadil Awal 1438 H / 7 Februari 2017 M.

FIQIH AL MAR'AH AL MUSLIMAHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang