"Gue udah gapapa kok, kalian masuk ke kelas aja, ini mapelnya Bu Dira yang katanya killer itu kan, gue gamau kalian kena masalah gara-gara gue." Bujuk Amy agar Ayu dan Sulfi mau kembali kekelas, akhirnya setelah berkali-kali dibujuk Ayu dan Sulfi mau kembali kekelas, dengan berat hati meninggalkan Amy yang mulai tertidur.
°°°
Mata Amy pelan-pelan terbuka, pemandangan yang pertama ia lihat adalah wajah seorang cowok yang sedang memperhatikan tidur pulasnya tadi.
"He.. udah bangun?" Tanya cowok itu ketika melihat Amy terbangun.
"Kakak senior waktu itu kan?" Tanya Amy ragu-ragu.
Cowok itu hanya membalas dengan cengiran singkat.
"Btw, kaki lo udah gapapa? Sekarang kenapa lagi?" Cowok itu balik bertanya.
Amy hanya diam dan bangun dari posisi tidurnya, kini ia duduk bersandar. Suasana super ankward ini berlangsung selama beberapa menit sampai bel pulang berbunyi.
"Eeh.. yaudah kak, saya mau kekelas buat ngambil tas" Amy mencoba bangkit dari duduknya.
"Gausah formal gitu kali, panggil nama aja, santai." Ujar cowok itu lagi.
Dibalas dengan tatapan bingung oleh Amy, jelas dari wajahnya bahwa Amy gak tau nama seniornya itu.
Cowok itu tersenyum "Nama gue Fano Alfonsony, panggil gue Fano"
Amy membalas senyuman fano "Iya, salam kenal gue Amy Arora, panggilannya Amy"
"Iya, iya, siapa yang gak kenal lo. Siswa baru yang cakep abis itu" Goda Fano sambil tertawa jahil. Wajah Amy memerah bak tomat.
Keduanya tersenyum dan kembali kekelas masing-masing.
°°°
Ayu dan Sulfi sedang mengemasi tas Amy, baru hendak menemui Amy keUKS kini Amy sudah berada tepat didepan mereka. Mata mereka bertatapan kemudian tersenyum lega.
"Pulang yuk!" Ajak sulfi yang langsung merangkul Amy dan Ayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will You Stay
Genç KurguSeseorang bisa saja dilahirkan sempurna, namun apakah orang itu bahagia? Bagaimana ketika orang itu sadar, bahwa kesempurnaan dalam hidupnya itu "sia-sia"
