Anak Mafia (19) ㅡ LAST

13.3K 1.6K 513
                                    

Halo, gak kerasa akhirnya sampai juga dichapter terakhir ya. Maaf untuk update yang sangat telat ㅜ ㅜ ini aku sempet2in nulis lho.

Sebelumnya makasih buat para pembaca Anak Mafia dari awal chapter pas pembaca masih ratusan dan sekarang udah 16k aja. Ini ff pertamaku setelah comeback, dan aku cukup senang sama responnya walaupun sider dimana-mana. ㅜ ㅜ

Tanpa berlama-lama ini adalah chapter terakhir. Selamat menikmati😙
.
.
.
.
.
Guanlin mengepalkan tangannya saat mendengar perkataan Woojin. Woojin sekarang lagi dirumah Guanlin. Udah larut malam memang, Woojin sengaja pergi ke rumah Guanlin agar besok pagi Kyulkyung bisa langsung diurus.

"Sialan. Jadi si p**** yang selama ini ngejahatin Jihoon?" ujar Guanlin. Wajahnya teramat datar tapi kata-katanya menusuk seperti biasa.

Woojin hanya diam dan memutar rekaman suara Jun tentang kejahatan Kyulkyung. Rekaman ini lah yang nantinya akan menjadi bukti.

"Gua gak tau si Kyulkyung ngapain aja. Buktinya ada ditransferan uang dia dan juga file tentang Park Jihoon. Dan isinya juga perintah gua harus ngapain aja ke Jihoon didalam file itu. Gua cuman disuruh ngelukain Jihoon sampai sekarat, dan juga mukulin Jihoon sebelum Jihoon ketemu Mingyu. Itu aja."

Begitu isi rekaman Jun. Woojin sengaja gak ngasih filenya. Bisa-bisa kalo Guanlin liat dia murka dan langsung nyobek-nyobek kertas itu. Setelah suara Jun berakhir, terdengar suara Woojin setelahnya.

"Jadi Mingyu ikut terlibat? Dia ngapain aja ke Jihoon?"

"Yang gua tau dia cuman bocorin masa lalu Guanlin ke Jihoon aja buat ngerusak hubungan mereka. Dan direncana Kyulkyung seharusnya Kim Mingyu cium Park Jihoon, tapi Kim Mingyu gagal."

Wajah Guanlin semakin badmood parah. Woojin tau itu. Gimana kabar Kyulkyung besok ya?

"Apa motif Kyulkyung ngerencanain ini ke Jihoon?"

"Gua cuman ketemu sama beberapa perkumpulan cewek-cewek pembully yang gak suka sama Park Jihoon. Motifnya cuman berdasar ketidak sukaan aja."

Rekaman itu berhenti begitu saja.

Guanlin melipat kedua tangannya didepan dada saat Woojin membereskan alat-alat rekaman didepannya. Woojin mengambil tas sekolahnya dan pamit pulang.

"Lu harus tidur. Besok kita labrak dia. Gua yakin yang bikin Jihoon gak nyaman disekolah dan yang ngunciin Jihoon digudang itu cewek-cewek dibawah Kyulkyung."

"Gua gak bisa remehin keluarganya gitu aja. Tapi dengan bukti cukup kayak gini, gua bisa balas perlakuan dia." ujar Guanlin sambil bertopang dagu.
.
.
.
Pagi-pagi, Jihoon udah baru bangun. Jihoon langsung bergegas menuju makan untuk sarapan. Padahal mandi aja belum, hehe. Prinsip Jihoon, makan dulu baru mandi.

"Jihoon-ah," panggil Mamanya.

"Apa, Ma?" Jihoon baru nyuap roti kemulutnya.

"Ada mobil didepan rumah. Itu Guanlin?"

Uhuk. Jihoon langsung kesedak. Baru dua hari Guanlin sembuh tapi sifatnya udah posesif abis begini.

"G-Guanlin? Tumben kerumah." ujar Jihoon sambil garuk kepala. Mana belum mandi pula.

Mama Jihoon buru-buru membuka pintu saat seseorang memencet bel. Benar aja, Guanlin lagi didepan rumah Jihoon dengan senyuman lebar. Setelah mengobrol sebentar dengan Mama Jihoon, Guanlin langsung melenggang masuk ke ruang makan rumah Jihoon.

"Nga-ngapain sih!?" ujar Jihoon malu. Ya malu orang belum mandi. Masih pake piyama keroro.

Guanlin yang liat Jihoon dengan piyama plus rambutnya acak-acakan langsung turn on. Guanlin malah deketin Jihoon yang lagi malu-malu itu.

Anak Mafia 《Panwink》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang