4.Hampir

160 21 19
                                    

-Mengamatimu dalam diam adalah hobiku, dan mencintaimu dalam diam juga takdirku-

"Eh Yaya, itu siapa didepan lokernya si Rara?"

Yaya langsung menoleh ke arah tempat-tempat loker berada, dan tertuju pada loker sobatnya. Seketika ia terkejut, dan seperti mengenal siapa cowok itu.

"Haa? Itu siapa ya, Cha? Kejar ayo cepet!" Seru Yaya

Yaya langsung mengejar orang tersebut, diikuti Chaca.

***

Dikelas XI IPA 3, siswa/siswi riuh karena sekarang bukan pelajaran bu Musti lagi. Melainkan, Pak Jaro yang kebetulan jam kosong. Seluruh murid bersorai-sorai, dan Ajudan menyeringai jahil saat mengingat ekspresi Chaca, saat tau kalau bukunya hilang. Padahal bukunya, hanya disembunyikan di kolong kursi.

"Ajudan, kerjain anak-anak yang lain yok" aja Rafi, memang menyesatkan

Tanpa menjawab, Ajudan langsung menuju meja Dewi, dan mengajak nya mengobrol sementara Rafi pura-pura mengobrol dengan orang yang berada di bangku belakang Dewi.

Kemudian Rafi, menoel bahu Dewi diam-diam.
Dewi menoleh, namun tidak ada yang mencurigakan.

Kemudian Rafi, mengulangi perbuatan jahil ya lagi.
Dewi menoleh lagi, namun tetap nihil.

Kemudian diulangi lagi sampai, berkali-kali. Dan akhirnya Dewi geram, dia melempar tempat pensil nya ke lantai. Seketika seluruh murid kaget, dan hening.

"SIAPA SIH YANG ISENGIN GUE? RUSUH BANGET, HIDUP LO KURBEL!"

Seketika teman sekelas tertawa terbahak, saat Dewi membelakangi mereka.

Saat dilihat ada kertas ditempel bertuliskan 'GUE SAYANG ORGIL PASAR. TAPI KEBELET BOKER'
Emosi Dewi memuncak, akhirnya dia menyumpah serapahi orang yang menjahili nya.

"AWAS AJA YANG NGISENGIN GUE, BERAT JODOH, BADAN, DAN BERAT SEMUA!" Sumpah Dewi, ia langsung keluar kelas

"Gile aja, galak tuh cewek" Komentar Ajudan

***

Bel pulang berbunyi, seluruh siswa meninggalkan pelataran sekolah. Dan kembali ke pulau kapuk masing-masing.

"Neng Chaca, bareng gue yuk?" Ajak Ajudan

"Males ah gue, ogah sama lo!" Ketus Chaca

"Yaelah, padahal dalam hati nya mah tuh"

"Sok tau lo!"

"Bukan sok, Emang bener lho ya"

"O aja ya"

"Ciaa ke skak yaa. Uuuu tayang...tayanggg"

"Jijik ih, Bye!"

Ajudan tertawa, setelah terjadi perdebatan kecil antara dirinya dan Chaca.

"Lucu juga tuh anak"
Apa banget sih, Enggaklah. Ogah ngeselin, bukan lucu.

***

Sudah pukul 5 sore, namun Pak Ato belum datang menjemput juga.

Chaca mulai khawatir, akhirnya ia berjalan pelan-pelan menuju arah rumahnya, yang lumayan jauh jaraknya dari sekolah.

Saat di jalan, tiba-tiba suara klakson berbunyi keras di telinga Chaca,

'Tiiiiiiiiiiiiiiiinnnnnnnnn'

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

SIAP INI CERITA AMATIRAN BANGET, DIMOHOM KALO ADA KESALAHANNYA. JANGAN LUPA VOMENT🌹 aku makin semangat Kalo ada voment!

PERMEN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang