-Makan?-

35 4 0
                                    

-Hidup itu bukan tentang siapa yang paling berani. Tapi siapa yang paling berarti.-

Enjoy!

Chaca sedang asyik menyantap makanannya. Beberapa kali ia melirik, Daffa. Ia bingung dengan cowok di hadapannya. Maunya apa coba? Ingin rasanya Chaca penggal palanya, saat ini juga.

Chaca membuang nafas kasar.

Lalu melirik, Daffa.

Melirik makanannya.

Melirik Daffa.

Melirik makanannya.

Baru saja ia ingin melirik, Daffa lagi. Sebuah suara menginterupsinya,

"Sekali lagi lo bandingin gue sama makanan lo. Bayar sendiri ya, lo." Daffa berkata santai sambil menyantap.

Jadi?

Daffa tahu bahwa ia sedang meliriknya secara bergantian dengan makanannya?

HAHA.

Tapi sayangnya ia tidak membandingkannya. Tidak semudah itu kau mengetahuinya ferguso.

Daffa melirik Chaca,

"Kenapa lo senyam-senyum kaya orang sinting?"

"Apaan sih! Enggak jelas lo, Daf!" Chaca melirik sewot pada Daffa.

"Lah yang nggak jelas itu, lo! Bukan gue."

"Kok gue sih?" Bela Chaca. Enak saja. Tidak mau dia disalahkan.

"Cepetan abisin makanan lo."

"Malas ah."

"Abisin!" Titah Daffa.

"Nggak mau. Malah."

"Abisin atau gue suapin?"

DEG!

'Ya kali coy. Masa iya Chaca disuapin sama Daffa? Ogah.'

Chaca bergidik ngeri membayangkan hal tersebut. Gila. Apa-apaan ini. Tidak boleh terjadi ini sih.

Dengan kecepatan kilat Chaca menghabiskan makanannya.

Beberapa saat berlalu, akhirnya makanan Chaca habis. Jujur ia sangat begah. Hingga akhirnya Daffa angkat bicara,

"Lo makan kaya babi ya." Air muka Daffa sangat tenang mengatakannya. Sementara Chaca? Sudah di ubun-ubun ini bom nuklirnya.

"Lo ngomong kok enak banget si?" Chaca melirik, Daffa sinis.

"Ya enak lah. Tinggal ngomong, udah dikasih mulut sama Tuhan. Jadi ya, enak. Tinggal make." Daffa dengan santai menjelaskannya.

"Eh kampret! Lo enak tinggal pake, tapi ya kali ngomong disaring kek!"  Chaca sudah geram. Emosinya sudah dipuncak. Menyebalkan sekali cowok ini.

"Gue ga punya saringan, Cha."

"Yeh si monyet!"

Kemudian Daffa hanya menyeringai jahil. Kemudian ia bergegas pergi, menuju kasir sepertinya?

Chaca memutar bola matanya malas. Lalu ia segara menuju mobil. Ia berjalan dengan wajah berapi-api, dan perasaan ingin membunuh orang nya tinggi.

Gila saja, bisa darah tinggi dan mati muda dia kalo terus-terusan sama si ayam mercon. Angkat tangan deh, Chaca. Mulutnya pedes, jahil, ngeselin. Paket lengkap. Emaknya ngidam apa kali ya.

Saat sedang asyik berkecamuk dengan pikirannya, tiba-tuba pintu kemudi terbuka dan Daffa memunculkan, Daffa yang duduk manis di sampingnya.

"Gimana?"

Ara mengerutkan dahinya,

"Gimana apanya?"

"Makanannya."

"Enak sih. Tapi jadi nggak enak, gara-gara makannya sama lo."

"Oh."

'SIALAN!'

Kemudian Chaca menyesal sudah menjawab pertanyaan tidak bermutu itu.

***

"Turun." Daffa memberhentikan mobilnya, lalu melirik Chaca sekilas.

Chaca hanya diam.

Berdua dengan manusia seperti, Daffa ini menguras tenaga loh.

Kemudian Chaca turun dari mobil, Daffa. Lalu disusul oleh, Daffa.

Chaca mengerutkan dahinya bingung,

"Lo ngapain ikutan turun?"

Daffa menoleh,

"Lo diajarin tata krama, terhadap orang tua kan?"

Chaca hanya diam. Kemudian ia berjalan masuk ke dalam rumah, disusul oleh, Daffa.

"Assalamu'alaikum." Chaca mengucap salam sambil mencari keberadaan ibunya.

Hingga wanita paruh baya yang masih cantik muncul dari arah dapur.

"Waalaikumussalam. Eh ada, Daffa?"

"Iya tante, cuma mau pamit aja. Daffa mau pulang soalnya." Daffa berucap sambil tersenyum.

What? Senyum?

Entahlah.

"Lah Daf, kamu nggak mau minum atau makan malam bareng dulu?"

"Enggak usah, tante. Tadi aku sama Chaca udah makan di luar."

Kemudian wanita itu melirik Chaca,

"Oh begitu, toh. Ya udah, hati-hati ya nak. Oh iya Chaca, kamu antarkan Daffa ke depan ya."

Dengan malas akhirnya Chaca mengantarkan, Daffa ke depan.

Saat ingin memasuki mobil, tiba-tiba entah dorongan atau setan darimana, tangan Daffa terulur untuk mengacak puncak kepala, Chaca.

"Kalo makan jangan kaya babi, ya permen."

Kemudian ia langsung masuk mobil dan melajukan mobilnya.

Chaca membeku.

'What?'










HALO GUYS! Gimana? Masih ada yang nunggu?
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian, VOMMENT. Karena sama saja itu kalian mendukung aku! Terima kasih^.^

-geminiblugrl; 4 Februari 2019.

PERMEN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang