9.Melayang(edited version)

113 22 0
                                    

-Aku berharap tidak bangun dari tidur ini, jika memang ini adalah mimpi-

Setelah Ajudan dan Chaca, sampai didepan rumah Chaca. Mereka hening didalam mobil selamat beberapa menit.

Hingga Chaca, ingin bergegas keluar mobil, namun dicegah oleh Ajudan.

"Maaf gagalan rencana lo sama Danis"

Chaca hanya diam.

Kemudian Ajudan mencubit pipi Chaca, dan mengacak rambutnya.

Chaca membeku, merasakan suatu getaran hebat nan aneh di dadanya.

"Udah sana, masuk. Nanti dicariin mama"

Chaca hanya mengangguk dan keluar dari mobil  menuju rumahnya.

***

"Assalamu'alaikum" sapa Chaca

Namun tidak ada yang menjawab.

Akhirnya Chaca pergi ke kamar saja. Mungkin mama nya sedang pergi bersama kakaknya?

Saat dia, selesai membersihkan diri, tiba-tiba ponsel nya berbunyi.

Dan ada notifikasi pesan masuk di LINE.

Ajudan Wira
Have a nice dream, princess🌹

Chaca terpaku. Ia bingung, dan melayang. Dia bingung akan menjawab apa.

                 Chaca Sia
    Too

***

Chaca merasakan badannya di guncang oleh seseorang. Namun, entah siapa.

Saat ia membuka matanya, ternyata bi Onah yang membangunkannya.

"Noh bangun. Sudah ada temen nya di bawah" ucap Bi Onah

Hah? Temannya? Siapa? Saat ia melihat jam dinding, masih menunjukkan pukul 5.30 pagi.

"Siapa Bi?" Tanya Chaca bingung, sekaligus heran, siapa yang mau repot-repot datang ke rumahnya pagi begini.

"Sudah non sekarang shalat, terus mandi, dan berangkat deh" ujar Bi Onah tersenyum.

Chaca dengan malas, beranjak dari kasurnya. Gaya gravitasi kasurnya, sangat kuat. Sungguh.

Saat sudah rapi, Chaca menuruni anak tangga satu--persatu sambil membawa tas sekolahnya.

Saat ia melihat seseorang duduk di ruang keluarga, matanya membulat sempurna.

"AJUDANNNNN!!!!! LO NGAPAIN DISINI?" Pekik Chaca

Ajudan kaget, dan langsung menatap Chaca tak suka.

"Lah Emang kenapa? Gue mau jemput lo" jawab Ajudan santai

Chaca melotot, mendengar perkataan Ajudan.

Tiba-tiba turun seorang lelaki, dengan kemeja yang masih ia pakai, papa Chaca.

"PAPA!! I MISS YOU SO BAD" pekik Chaca, dan langsung menghambur ke dalam pelukan papa nya.

"Hei princess" ujar papanya

"Hmm, maaf om ini saya sama Chaca mau berangkat sekolah sekarang boleh?" Tanya Ajudan, merusak momen.

"Oh begitu, Silahkan Nak" ucap papa Chaca tersenyum.

***

Di dalam mobil, Chaca terus saja memutar lagu-lagu kesukaannya.

"Cha, ganti dong lagu nya" keluh Ajudan, karena yang diputar kebanyakan lagu yang ngebit.

"Yaelah, Bodo ah" jawab Chaca tak acuh.

***

"Anak-anak hari ini kita akan membagikan hasil ulangan Fisika yang kemarin. Dua orang dengan nilai tertinggi, Silahkan maju ke depan" jelas bu Musti

Murid dikelas mulai riuh dan tidak sabar.

"Nilai tertinggi pertama, yaitu---"

"Bu gece bu" pinta Rafi memotong perkataan bu Musti, yang dihadiahi sorakan teman-teman sekelasnya.

"Oke, nilai tertinggi pertama, yaitu Ajudan Prawira dengan nilai 100. Ajudan Silahkan maju" teman sekelas kaget mendengarnya. Biasanya selalu Chaca yang mendapat nilai tertinggi.

Teman-teman yang sirik pada Chaca pun, mulai meremehkan dengan membisik-bisikkan sesuatu.

'Mampus si Chaca turun! Pangeran gue omg'

Ujar Nika, salah satu siswi yang benci sama Chaca.

Nika sudah lama mengejar Riko, namun Riko malah jadian dengan Chaca.

"Nilai tertinggi kedua, yaitu Chaca Desia dengan nilai 98. Chaca Silahkan maju"

Chaca dan Ajudan maju ke depan, dihadiahi siulan oleh teman-teman sekelas.

Muka Chaca langsung memerah, sementara Ajudan hanya tertawa.

"Chaca, Ajudan karena nilai kalian tertinggi. Ibu minta kalian mengerjakan pelajaran ibu kepada teman kalian yang nilainya kurang" jelas bu Musti.

Dan di anggukan oleh kedua nya.

Dalam hati Ajudan, bersorai-sorai.

Namun, bukan hanya Ajudan ternyata, sang cewek pun bersorai-sorai, sambil tersenyum.








*

*

*

*

*

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK!!!

JANGAN BOSEN YA BACA CERITANYA❤️🌹

PERMEN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang