21. Pernyataan?

137 15 0
                                    



-Untuk apa kembali? Jika kembali mu hanya untuk menggali masa kelam-




Chara menoleh, siapa yang menepuk bahunya? Ia terkejut. Cowok yang ia rindukan berada dibelakangnya. Chaca mengusap matanya, takut jika ini hanya khayalan semata.

"Ini gue beneran kok, gue tunggu" ucap Ajudan kemudian pergi meninggalkan Chaca dan teman-temannya.

Saat itu juga, semua teman teman Chaca histeris. Mereka benar-benar kaget. Chaca hanya termenung, dan menatap punggung cowok itu sampai ia menghilang di koridor kelas 11. Ia bingung, sungguh bingung.

Kemudian Rara melambaikan tangannya di depan wajah Chaca,
"Hei Cha! Are u okay?" Lalu menepuk tangannya di depan wajah Chaca, agar cewek itu tersadar dari lamunannya.

Chaca tersadar kemudian ia tersenyum,
"I'm not okay" lalu ia melanjutkan aktivitas nya bersama teman-temannya.

Rara menyenggol kaki teman-temannya. Lalu semua mata temannya tertuju pada Rara. Kemudian Rara, memberi kode melalui tatapan,

'Kita harus bisa buat mereka balik!'

Bel masuk istirahat pun berbunyi. Seluruh murid meninggalkan lokasi kantin, dan pergi menuju kelas masing-masing.

Chaca berjalan sendiri di koridor menuju kelas. Karena dua temannya sedang ke toilet. Ia bersiul sepanjang koridor, hingga sampai ia di depan pintu kelasnya.

Saat ia ingin duduk menuju bangkunya, ia sungguh terkejut. Ajudan duduk kembali di depan bangku Chaca.
Sungguh aneh sekali semua nya.

Baru saja Chaca ingin bertanya, namun guru mata pelajaran sudah memasuki kelas, yang artinya pelajaran akan dimulai. Semua murid mempersiapkan bukunya.

***

Bel pulang pun berbunyi. Semua murid dengan semangat keluar kelas, dengan wajah yang beragam. Ada yang lelah, ada yang ceria. Namun beda dengan Chaca, wajahnya sangat tegang.

Chaca berjalan menuju parkiran dan menghampiri mobil sedan mercedez berwarna hitam mengkilap miliknya, yang dibelikan ayahnya. Motornya entahlah, dipakai oleh mamanya mungkin? Kemudian ia membuka kunci mobil tersebut, tercium aroma bunga Lily dari dalam mobil. Lalu Chaca, menaruh tas nya di jok penumpang samping kemudi.

Chaca menyalakan mesin mobil itu, kemudian menginjak pedal gas. Mobilnya melaju dengan normal.

Ia menyusuri jalan Jakarta yang macet di sore hari, sambil menikmati langit orange.

Saat sedang asyik, tiba-tiba ponsel Chaca berbunyi, tanda notifikasi. Ia menggeser layar ponsel tersebut. Dan muncul pesan dari,

Ajudan Wira
Jangan lupa.

Dan hanya di baca oleh Chaca.

PERMEN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang