2- Ajudan Prawira

223 27 14
                                    



-Selain bagian awal dari luka, pertemuan juga awal dari sebuah rasa. Yang mengandung luka-

"Nama gue, Ajudan Prawira. Gue suka yang manis"ujar cowok itu sambil tersenyum

Sekelas pun riuh, saat melihat senyum cowok tersebut.

Sampai akhirnya, Bu Rida menenangkan siswa/siswi yang riuh

"Ajudan, kamu bisa duduk di samping Rafi"

Cowok itu pun, tersenyum dan langsung menuju tempat duduk pojok barisan ke-2 dari depan.

Sebelum ia duduk, dia melihat cewek super sinis duduk di depannya.

"Woi, kenalin nama gue Rafi, seperti yang bu Rida bilang tadi" ujar cowok di sebelahnya

"Yap, hai. Lo pasti udah tau nama gue kan? Tentu, karena gue udah memperkenalkan diri. Kalau belum tau, berarti kuping lo budek" jawab Ajudan panjang

Dibalas dengan seringaian jahil oleh Rafi,
"Sial lo. Kayak nya kita bisa jadi partner nih. Lo tipe temen gue banget"

Dan hanya dibalas senyum oleh Ajudan.

***

Bel istirahat, langsung menyemangati siswa/siswi dari segala kegiatannya. Yang awalnya ngantuk jadi melek, yang lesu jadi seger. Sungguh ajib.

Rafi dan Ajudan, meninggalkan kelas dan menuju kantin.

Ajudan sudah hafal sekolah ini. Karena, ini adalah pusat dari sekolah ia yang lama.

"Oit bro, gue sama murid baru nih, Ajudan namanya" jelas Rafi pada ketiga orang cowok yang sedang memasang muka penasaran.

Lalu ketiga cowo tersebut langsung tersenyum dan mengulurkan tangan pada, Ajudan

"Gue Riko" ujar cowok yang berperawakan tinggi, putih, dan tampan

"Gue Zedo" ujar cowok yang sama seperti yang pertama, namun dia lebih pendek

"Dany" kali ini, cowok yang memperkenalkan diri ini, terlihat dingin, kaku, namun.... tampan.

"Gue Ajudan Prawira. Panggil apa aja boleh"

Setelah perkenalan tadi, mereka bersantai dikantin. Tiba-tiba, Rafi memanggil cewek yang tadi bersama 3 orang temannya, didepan bangku Ajudan dan Riko

"Chacaaaaaaa."
Tidak digubris oleh cewek tersebut
"Permennnnnnn." Cewek yang di panggil itu malah, pergi ke stan minuman teh Nini.

"Chacaaa galak"
Baru cewek itu menghadap Rafi, dan memasang wajah sebal. Kemudian menghampiri Rafi dan kawan-kawan,

"Maksud lo apaan manggil gue galak? Belum pernah gue makan lo?" Chaca menatap Rafi penuh dengan kekesalannya, ia paling tidak suka dipanggil galak.

"Noh, gue tau lo ga suka dan paling anti kalo di panggil galak. Makanya, gue panggil lo galak. Abisnya ga pernah gubris kalo gue panggil," Rafi tertawa memandang wajah imut yang sedang merasa kesal itu.

"Sini lah gabung, udah lama ga kumpul bareng kita." lanjut Rafi dengan senyum yang menghiasi wajahnya.

Cewek yang dipanggil Chaca itu, terpaku dan membeku seketika. Ia sibuk dengan pikirannya. Ia bingung harus ikut bergabung atau tidak.

Setelah berpikir panjang x lebar x tinggi akhirnya ia mengambil sebuah keputusan yang mungkin akan ia sesali atau bahkan mungkin tidak?

Dengan mantap, akhirnya Chaca menjawab,

"I...iya gue manggil Tata, Yaya, sama Rara dulu ya."

Kemudian ia langsung kembali, ke stan teh Nini dan seperti berdiskusi dengan ketiga temannya itu, mungkin?

Rafi melihat hal tersebut dari jauh, ia tersenyum melihat, Chaca. Entah mengapa, Chaca itu selalu menggemaskan baginya.

Hingga akhirnya, setelah lama di stan teh Nini, mereka berempat menghampiri meja Rafi dan kawan-kawan.

Chaca, Rara, Tata, dan Yaya kemudian duduk di bangku kosong di hadapan, Rafi dan kawan-kawannya.

"Hai para cecan, sudah lama tak jumpa" goda Zedo, sambil tersenyum jahil kepada cewek-cewek di hadapannya ini.

"Lebay lo kutil badak!" ketus Riko, seraya menoyor kepala Zedo. Entahlah Riko sangat senang menoyor kepala, Zedo. Jika ditanya alasannya ia hanya akan menjawab, 'nggak tau tuh, tangan gue seneng aja ngeaniaya kepala, Zedo.'

"Udah goblok. Bacot banget. Mendingan kita memperkenalkan sesuatu yang baru kepada para cecan di hadapan kita ini," ujar Rafi seperti mempromosikan iklan dengan gaya yanh sok cool.

"Ini dia, namanya Ajudan Prawira anak baru dikelas gue. Dia ganteng lo bisa liat. Tapi sayang, masih gantengan gue." Rafi memperkenalkan cowok yang bernama Ajudan itu, namun berakhir dengan mempromosikan dirinya. Hingga Rafi, mendapat sorakan dari teman-teman di dekatnya.

"Yeu kutil onta pede bener, kampret!" Riko menoyor kepala Rafi, yanh sedang senyum sok cool, atas perkenalan barusan.

'Oh ini namanya Ajudan, anak baru. Pantesan gue kayak asing." Chaca berujar di dalam hati seraya menatap cowok di hadapannya ini.

Saat mereka sedang asyik memperkenalkan Ajudan. Zedo melihat hal yang janggal, ia melihat temannya yang paling irit berbicara melakukan hal yang membuatnya ingin tertawa.

"Dany, diem aja nih ngeliatin seseorang mulu. Awas tuh mata keluar, haha." Seketika, Zedo memecah keheningan, karena memergoki Dany menatap salah satu dari keempat cewek itu tanpa lepas sedikitpun.

Geli sekali rasanya Zedo, menciduk temannya yanh sedang asyik melihat seorang cewek tanpa lepas.

"Wah, wahhh ternyata Dany punya kecengan ga cerita-cerita. Parah woi, gue kira Dany homo!" ucap Riko sambil memasang wajah sok dikecewakan, lalu menggebrak meja. Seketika semua orang di sama terkekeh geli mendengar penuturan terakhir, Riko.

Yang di komentari hanya diam layaknya sang es. Ya, memang Dany dikenal dengan julukan 'Raja Es'. Padahal dia lebih cocok disebut 'am Mayat hidup' atau 'patung es berjalan' karena sikapnya yang tak tersentuh.

"Nggak jelas!" Dany  yang disindir akhirnya buka suara, ia memasang wajah datarnya mengomentari ucapan Zedo, tadi.

"Santai, aja bro. Gue tau akhirnya lo bisa normal jadi cowok." Riko dengan gaya sok tabahnya, menepuk-nepuk pundak Dany.

Mendengar ucapan Riko, Dany hanya menatapnya tajam sebagai tanda bahaya. Seketika Riko, memberhentikan aksinya.

Kemudian mereka semua tertawa, melihat wajah pucat pasi, Riko.

"Ehem, maaf nih ya gue ada ulangan lab nih. Kayaknya harus duluan" tiba-tiba suara seorang perempuan, yaitu Chaca memecah suasana.

Semua mengangguk mengiyakan. Hingga saat Chaca ingin beranjak, sebuah suara menginterupsinya,

"Hati-hati" ucap Ajudan.

*
*
*
*
*
*
*
*

Halo!
Aku udah revisi cerita ini. Semoga kalian lebih nyaman dan suka ya sama cerita ini. Hehe. Semoga bisa bikin banyak yang makin suka, tetep setia sama Ajudan Permen ya hehe!

Tinggalkan jejak, jangan lupa vote and comment🌹

PERMEN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang