3- Awal Kejahilan

168 26 10
                                    

-Kamu yang buat aku tertawa sekaligus kesal, itu sudah hal biasa-

"Hati-hati," ucap Ajudan.

Dan seketika perkataan Ajudan dihadiahi pelototan oleh teman-temannya.

Riko berdiri seraya berkata,

"ANJIR WOI!!! Ajudan mau gebet Chaca, gitu?" serempet Riko dengan nada yang berapi-api hingga seisi kantin menatapnya penasaran. Dan menatap Chaca aneh, karena ada nama Chaca yang Riko sebut.

Chaca yang merasa diperhatikan pun segera angkat bicara.

"Dih amit-amit gue sama cowo kayak dia. Sok-sokan gitu. Apaan anak baru aja sksd sama Rafi dkk." cecar Chaca dengan wajah kesalnya.

Ajudan yang mendengar hal tersebut hanya tertawa renyah, kemudian menatap Chaca.

"Heleh, sok jual mahal lo sama gue. Tau diri kek. Diajarin sopan santun nggak? Masih mending gue bilang 'hati-hati' daripada 'mati-mati' mau apa lo." balas Ajudan dengan wajah meremehkan Chaca.

Enak saja ia diabaikan seorang cewek, ia membatin seperti itu.

Chaca yang mendengar perkataan Ajudan, mulai terpancing emosi dan menatap Ajudan sengit.

"Yah, suka-suka gue dong. Yang punya mulut siapa? Gue, bukan lo. Ribet banget hidup lo!" Chaca menatap Ajudan sengit.

"Nggak tau diri banget ya lo." Ajudan menatap Chaca dengan senyum meremehkan.

Chaca hanya diam melihat dan mendengar hal tersebut.

Dengan kesadaran penuh, akhirnya ia berteriak ke seluruh penjuru kantin.

"Lo semua yang ada di sini. Yang dengar hal tadi. Itu semua, bullshit. Nggak ada yang gebet gue apalagi gue gebet. Nggak usah sok-sokan update berita yang nggak banget, apalagi gosip-gosip akun kalian itu," Chaca berhenti sejenak, menarik nafas untuk meredakan emosi.

"Sampe ada yang gue liat nyebar gosip tentang gue. Pala lo semua, bakalan jadi jemuran di Rio drop sekolah!" Chaca melanjutkan ultimatumnya dan langsung pergi meninggalkan mereka semua, yang sedang bergidik ngeri mendengar perkataan, Chaca. Sungguh, Chaca memang terkenal galak dan blak-blakan.

"Liat lo nanti, Mak sihir." teriak Ajudan yang barusan menyaksikan hal tersebut dan melihat Chaca meninggalkan kantin.

***

Setelah insiden kecil dikantin tadi, Chaca tambah sinis saat melihat Ajudan.

Sekarang ia sudah dikelas, dan sudah selesai menjalani ujian lab. Karena, memang dia ujian susulan hari ini, kemarin ia tidak mengikuti ujian.

Sekarang jam pelajaran bu Musti, guru mata pelajaran yang paling tidak disukai hanya 'mata pelajaran' nya saja, yaitu Fisika. Namun, guru nya asik dan enjoy sekali. Chaca suka gurunya, namun tidak pelajarannya.

Menurutnya, untuk apa buah kelapa jatuh saja dihitung kecepatan dan percepatannya? Menyebalkan dan kurang kerjaan sekali, menurutnya.

Hingga pintu kelas terbuka, menampakkan wanita paruh baya yang memegang alat tulis dan buku Fisika.

"Selamat siang anak-anak." sapa wanita paruh baya di depan kelas, Bu Musti. Guru itu tersebut kepasa seluruh muridnya, kemudian duduk di bangku kebesarannya.

PERMEN (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang