end ?

719 59 5
                                    

Berhari-hari sejak peristiwa itu , hidup Jihoon dan Jinyoung berubah. Mereka hidup dengan bahagia.

Tidak ada bedanya dengan dulu yang 'dimana ada Jihoon disitu pasti ada Jinyoung' , dan seperti itulah keadaan yang sekarang.

Bahkan mungkin sekarang tidak hanya Jinyoung yang mencoba berada  selalu di sisi Jihoon, tetapi Jihoon juga. Ia sudah mulai memperlihatkan tingkah yang menurut teman-temannya aneh , selalu berada di sisi Jinyoung.

Dan tidak hanya itu, sifat dan sikap Jihoon yang dulu berbeda 180 derajat dengan sekarang. Jihoon yang dulu selalu diam,dingin dan acuh, sekarang menjadi murah senyum, ceria dan peduli dengan teman-temannya.

Dan itu Jihoon sadari sejak Jinyoung membuktikan janjinya, selalu berada di sisinya. Ia sangat bersyukur memiliki teman seperti Jinyoung.

Tunggu, teman ?
Apa kau yakin Jihoon kalau Jinyoung hanya kau anggap sebagai temanmu ?

Itu lah yang sering muncul di pikirannya akhir-akhir ini. Ia sering kali menyangkal bahwa perasaannya kepada Jinyoung hanya sebatas teman. Tetapi mana ada perasaan hanya sebagai teman jika jantungmu berdegup dengan cepat saat ia menatapmu apalagi saat kau berada sangat dekat dengannya ?

Entahlah, hanya Jihoon yang tahu jawabannya.

Contohnya seperti saat ini, Jihoon sedang menunggu Jinyoung yang sedang berlatih basket di lapangan. Ia duduk di tribun dengan minuman isotonik di tangannya dan sebuah handuk kecil.

Tak hentinya-hentinya Jihoon melemparkan senyuman ke arah Jinyoung yang sedang berusaha mencetak skor.

"Oke, latihan hari ini selesai. Kalian boleh pulang." Teriak pelatih Hwang.

Semua pemain berhamburan dan satu persatu mulai meninggalkan lapangan. Tetapi Jinyoung berbeda, ia malah pergi ke arah tribun, dimana tempat Jihoon berada.

"Maaf kalau latihan hari ini sangat lama, kau pasti bosan." Ucap Jinyoung yang masih tersenggal-senggal.

"Aniya, ini. Istirahat dan minumlah."

Jihoon memberikan minuman isotonik yang ia bawa kepada Jinyoung. Dan dengan senang hati Jinyoung menerimanya.

Dan saat Jinyoung sedang meminum minumannya, Jihoon melakukan hal yang membuat kegiatan minum Jinyoung terhenti. Jihoon mengelap keringat yang bercucuran di dahinya.

Jinyoung memandang Jihoon dengan pandangan tak percaya. Sedangkan Jihoon, ia hanya fokus membersihkan keringat yang keluar dari dahi Jinyoung dengan senyuman pastinya.

Jinyoung masih setia memandangi Jihoon. Bahkan sampai Jihoon menghentikan kegiatannya, Jinyoung masih menatap Jihoon dengan senyuman tampannya.

Keduanya bertatapan.

Bahkan setelah beberapa menit, mereka masih enggan mengalihkan pandangan mereka dari satu sama lainnya. Dan sampai salah satu dari mereka ada yang mulai mendekatkan wajahnya.

Jinyoung mulai mendekatkan wajahnya ke arah Jihoon. Dan Jihoon hanya bisa diam karena seolah-olah dia sudah terperangkap di dalam mata tajam itu.

Kedua wajah itu sudah hampir dekat, hanya butuh 10 cm lagi mereka akan ...

"Jihoon-ah...."

Menjauhkan wajah mereka masing-masing.

"Oh, kau disini rupanya. Aku mencarimu." Teriak Hyeongseob.

Pabo..pabo apa yang baru saja kau lakukan, batin Jinyoung.

Argh pasti wajahku memerah sekarang, batin Jihoon.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

congratulations [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang