Mirae

239 9 0
                                    


Hujan, semakin malam bertambah deras.
Aku, istirahat sejenak dari tugas kuliah yang menumpuk, aku malas untuk berfikir, ku ambil earphone ku dengarkan lagu ini, yang mengingatkan aku denganmu lagi.
Menangis aku, menjerit hatiku, ingin rasanya aku keluar bermain hujan, tapi entah mengapa saat ini aku tak ingin bertemu hujan, biasanya aku akan ke balkon meski malam begini atau termangu di jendela.
Baru ini aku tak mengharapkan kedatangan hujan, bagi ku kali ini perih sekali, hujan datang membawa luka kali ini.
Suara gemericik hujan, masih membuat ku nyaman seperti biasa.
Ia seolah memanggilku untuk menjumpainya, hingga hujan rela berlama lama turun malam ini. Tapi aku enggan, hujan tak tepat bertamu saat ini.
Biarkan aku mengurung diri dikamar, cukup tumpahan air mu yang menyamarkan suara tangisku, terimakasih.
Angin tak lupa merayuku, lewat jendela yang masih ku buka lebar.
" Bukankah kau suka hujan? "
Aku diam mendekap bantal.
Hujan masih memanggil di luar sana, ku tambah suara volume lagu yang ku nyanyikan di smule, agar samar suara hujan. Sesungguhnya aku tak tega, dan aku hampir tergoda. Tapi sekali lagi, tidak untuk malam ini! Maafkan aku hujan, besok berkunjunglah lagi, akan ku ceritakan keluh kesah ku.

Mengapa aku putar lagu itu? Aku pun bingung, jari ku dengan mudahnya memilih duet kita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mengapa aku putar lagu itu? Aku pun bingung, jari ku dengan mudahnya memilih duet kita itu. Bagaimana bisa aku lupa? Hati ku masih menolak!  Aku yang munafik, berkata iya akan lupakan kamu, tapi apa? Nihil. Hati menentukan segalanya.
Mengapa hatiku tak lelah menangisi mu? Hati ku tak pernah menghapus nama mu? Padahal jejak jejak luka oleh mu masih berbekas dan merongga di situ. Setabah itu? Aku pun menangisi hatiku sendiri, mengapa ia se setia itu.

Kemarin, hari hari ku rasa cepat sekali berlalu, kau tau kan? Aku pernah mengadukan hal itu pada mu. Dan kau jawab " Semakin cepat berlalu, maka kita semakin cepat bertemu." iya kan?

Lalu, sekarang. Aku merasakan hari mengulur ulur waktu, terasa lama sekali. Apakah karna aku berlarut pada mu setiap hari? Mungkin iya itu penyebabnya.

Dendangan lagu ditelingaku terhenti, kini suara hujan yang semakin keras aku dengar. Ingin aku mengintip ke jendela, ku tahan, angin pun berhenti merayuku, ia tau aku tak akan mau kali ini. Khas suara kodok terdengar, ia bernyanyi seru. Seperti mengajakku untuk menikmati hujan sebagaimana biasanya.
A

ku tak menangis lagi, ku peluk erat bantal guling ini, ku benamkan wajahku.
Tak mampu ku tepis bayang mu, aku kesal sendiri.
Hujan masih sederas tadi, aku memilih melanjutkan tugas ku saja, berfikir lagi meski malas berfikir. Setidaknya aku membuatmu sedikit menepi di fikiranku ini.

Dikala hujan
02:05

Perempuan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang