...
" Disini mendung, i don't like. "
" Iyo kadang Ayu jugo. "
" Loh, suko hujan tapi kok dak suko mendung?." " Aneh euy wkwk"
" Ayu bilang kan kadang
Ayu dak suko yang berlebihan sih
Mendung yang kayak langit nak runtuh
Hujan yang terus menerus sampe banjir
Ayu suko yang biaso bae, tapi tetep cinto keduonyo. "Percakapan itu mari aku kisahkan sayang,
" Aku memang sangat menyukai hujan bahkan mencintainya, aku juga suka memandangi langit yang mendung bahkan mengambil potretnya, begitu juga dengan angin aku menyukainya. Tapi sayang, jika hujan datang terus menerus dan menyebabkan sebuah bencana, aku tak suka itu meski memang hujan itu rezeki yang Tuhan berikan pada semesta namun, apakah aku tetap berharap hujan hadir tanpa jeda? Tidak.
Aku menyukai hujan yang sewajarnya saja sayang, hujan yang membawa rasa ini damai, tenang, meski kadang sendu.
Aku menyukai awan mendung yang kelam sewajarnya bukan yang hitam pekat bagai langit akan runtuh.
Aku menyukai angin yang sewajarnya, sepoi menyibak dedaunan dipohon, rambutku, dan tirai dijendela kamar.
Bagaimana dengan kilat dan petirnya?
Jujur, aku takut dan tak menyukai keduanya (hihi).
Ya itulah sayang, aku menyukai dan mencintai sewajarnya saja. Seperti apa yang kita cintai didunia ini, sewajarnya saja. Karna semua tak akan kekal, tak selalu indah, dan tak selalu ada ☺.".Akhirnya aku nulis lagi hehe
Apa kabar sahabat wattpad? 🌸✌💞
![](https://img.wattpad.com/cover/123870294-288-k391565.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Perempuan Hujan
PoesíaIni aku dengan kisahku, wanita penanti hujan. Cerita yang akan ku tulis, hanya ketika turun hujan.