lanjutan bagian satu

43 4 0
                                    

"Tsukasa-chan....Apa itu bekal untukku?" Mata Asuka berkaca-kaca. Tsukasa menghela napas.

"Kau berangkat duluan tadi. Jadi, Bibi Kyoko menitipkan ini padaku," balas Tsukasa sambil memberikan bekal pada Asuka.

"Wah, Bibi Kyoko memang baik," puji Asuka seraya senyum-senyum menatap kotak makanan itu.

"Jangan hilangkan kotak bentonya, baka! Sampai nanti." Tsukasa berlalu meninggalkan Asuka dan teman-temannya. Mizuki senyum sendiri memandangi gadis itu.

"Sudah kuduga, Kami-sama memang sayang padaku. Ayo kita makan siang, Haruhi, Mizuki!" Ajak Asuka bersemangat.

"Libur musim panas, kau mau kemana Asuka?" Tanya Mizuki di tengah acara makan siang mereka di atas atap sekolah. Asuka nampak berpikir.

"Entahlah. Mungkin paman Hikaru Hikaru akan mengajak aku dan Tsukasa ke tempat paman Aito."

"Hoo, seperti biasa, ya. Apa pamanmu tinggal di sana?"

"Tidak Haruhi, paman tinggal di Tokyo. Dia datang kerumah pantai untuk menemani kami liburan."

Mizuki berdecak.

"Pamanmu sayang sekali, ya kepada kalian. Padahal dia itu laki-laki. Ayahku saja tidak pernah mengajakku liburan."
Asuka hanya diam sambil melahap menu bentonya. Ia memandangi telur gulungnya yang diberi hiasan wortel berbentuk hati. Bibi Kyoko suka menghias bentonya dengan gambar ala anak TK.

"Bibi Kyoko memang genit," pikir Asuka tersenyum geli.

"Ngomong-ngomong Asuka.....Pamanmu itu tinggal di kota besar. Apa kau belum pernah mengunjunginya?" Tanya Haruhi. Asuka tersedak.

"Kau...Tiap membicarakan pamanmu, kau selalu salah tingkah. Seolah dia seorang wanita saja," ledek Mizuki. Haruhi tertawa.

"Hentikan! Cepat habiskan makanan kalian! Atau kulempar saja semua makanan ini," Asuka pura-pura marah untuk mengalihkan pembicaraan.

"Maaf-maaf, tuan Asuka," tukas Mizuki tertawa. Asuka menghela napas bosan.

"Sebenarnya.....Dia itu....," Asuka menghentikan kata-katanya. Ada seorang gadis yang tiba-tiba muncul di depannya berkacak pinggang.

They are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang