Bagian Tiga

21 4 0
                                    

Di sebuah ruangan kerja yang besar bergaya Eropa, seorang pemuda bersurai pirang tampak sibuk membaca buku seraya duduk di kursi besar. Iris emeraldnya bergulir mengikuti setiap kata dalam tulisan itu. Terdengar pintu diketuk.

"Siapa?"

"Saya."

"Masuk!" Perintahnya.

Seorang pria berusia kepala empat berjalan masuk dan mendekati sang tuan muda yang tak bergeming.

"Kau memanggilku? Kuharap tidak ada tugas karena aku harus menemui keponakanku."

"Kenapa kau tidak mengajak mereka kemari? Ini juga rumahmu, Aito-san," kata sang tuan.

"Mereka anak desa yang masih murni. Aku tidak mau mereka...."
Sang tuan muda tertawa keras.

"Ada yang lucu, Misaki?"
Sang tuan muda berwajah tampan dan bertampang androgini itu meletakkan bukunya di atas meja.

"Kenapa aku tidak boleh bertemu mereka? Apa aku terlihat jahat dan begitu kotor, Aito-san, sampai keponakanmu yang murni itu akan ternoda saat melihatku?"

Aito menghela napas bosan. Lima belas tahun menemani pemuda angkuh di depannya kadang membuatnya lelah.

"Jangan mulai, Misaki!"

Misaki bangkit dari tempat duduknya. Ia mensejajarkan tubuh semampainya dengan Aito. Kedua manik hijau teduhnya menatap Aito yang berani.

"Mereka memang murni, tapi darah kriminal mengalir dalam tubuh mereka."

"Tutup mulutmu, Misaki!" Misaki kembali tergelak.

"Takdir tidak pernah lari dari tuannya, Aito-san." Misaki kembali ke meja lalu mengambil flashdisk.

"Lihat ini!" Misaki mengulurkan flashdisk  pada pria bersurai hitam kelam itu. Aito memeriksa isinya.

"Informanku melihat mobil Kenichi di sekitar distrik tempat tinggal keponakanmu."

"Dia mencari Hikaru, tapi malam itu aku telah mengonfirmasikan kepadanya. Sehingga dia menutup klinik lebih awal, tujuannya untuk menjaga si kembar dalam rumah.

Misaki kembali duduk dan menyilangkan tangannya.

"Sampai kapan kau akan melakukan hal ini? Mereka bukan bayi kecil lagi yang bisa kau beri permen saat menangis. Beritahu mereka tentang semuanya atau mereka akan tahu dari orang lain dan semuanya berakhir."

"Aito meletakkan flashdisk itu di meja dan pergi."

"Kau tahu Aito-san? Akan lebih efektif membawa barang kesayanganmu kemana-mana daripada kau menyembunyikannya di tempat lain. Karena kau tidak akan sadar ketika barang itu telah diambil.

😇😇😇😇😇😇

They are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang