Bagian dua

38 4 0
                                    

"Cih, kanapa kau menabrakku?"

"Kau yang duluan menabrakku. Mengalahlah pada wanita."

Kedua saudara kembar itu saling berebut masuk ke dalam kamar mandi rumah mereka.

"Please Tsukasa! Aku ini kakakmu." Tsukasa menjitak kepala Asuka. Kesal. Asuka mengaduh.

"Jangan mengarang bebas! Siapapun juga tahu, aku lahir lima menit lebih dulu darimu, baka!" Sahut Tsukasa.

Sang paman yang mendengar kegaduhan di kamar mandi, segera mnghampiri kedua saudara kembar itu. Ia menggeleng-gelengkan kepala.

"Kalian ini....Apa-apaan? Masuk toilet saja tidak ada yang mau mengalah," sang paman menghela napas.

"Paman Hikaru....Tsukasa yang...."

Tak menyia-nyiakan kesempatan, Tsukasa mendorong Asuka minggir dari pintu kamar mandi. Asuka mencak-mencak.

"Paman, lihat Tsukasa! Dia mendorongku!"

Hikaru memijat pelipisnya.

"Asuka. Mengalahlah pada wanita!" Nasehat sang paman. Asuka menggembungkan pipinya sebal. 😟 Hikaru terhenyak melihat Asuka.

"Mau bagaimanapun, dia mirip dengannya," kata Hikaru dalam hati seraya tersenyum.

"Baiklah. Paman akan melanjutkan masak malam. Jangan marah terus! Paman memasak makanan kesukaanmu, loh." Hikaru mengusap kepala Asuka.

"Ya, paman." 😞😞

Asuka berlalu ke kamarnya. Hikaru menatap punggung keponakannya dengan tatapan yang sulit dipahami. 😇😇😇😇😇

They are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang