Bagian Enam

20 1 0
                                    

"Aku berjanji untuk membuat Aito nii-san bahagia. Karena onii-sanlah yang memberiku kehidupan, menjagaku, mengorbankan masa depannya demi aku. Jadi, aku harus menuruti apa kemauannya asalkan dia bahagia," kata Hitomi sambil memeluk anak kembarnya yang duduk di samping kanan kirinya.

"Ibu....boleh aku bertanya sesuatu?" Tanya Tsukasa pelan.

"Hm...?"

"Kenapa Ibu meninggalkan kami? Ibu bilang akan menuruti semua keinginan paman Aito. Apa karena itu juga?" Suara Tsukasa mengecil. Ia menatap sang paman yang lagi berdiri di belakang mereka. Hitomi menghela napas.

"Semua masalah ini berawal karena cinta ibu pada Kenichi yang begitu besar. Butuh waktu lama bagi Kenichi untuk menyadari kalau dia mencintai Ibu. Kami saling menjaga jarak...dan menjadi sangat jauh...bahkan setelah beberapa tahun lulus dari SMA....tapi malam itu......"

*********

"Hitomi....buka pintunya...!!!"

Hitomi tengah berlari mendengar teriakan kakaknya yang begitu keras.

"Ada apa ini..? Tumben sekali Aito nii-san berteriak," gumam Hitomi dalam hati. Ia terkejut saat membuka pintu, seorang pria yang sangat ia kenal tertidur di depan pintu rumahnya. Aito berdiri dengan mata tajamnya.

"Bagaimana bisa bocah ini kembali lagi setelah dua tahun..." kata Aito heran. Hitomi segera membangunkan pria itu.

"Kenichi-kun...daijoubu desu ka?" Hitomi menepuk pelan bahu Kenichi yang telah bertambah dewasa itu. Kenichi tidak bereaksi. Hitomi berniat membangunkan pria itu lagi tapi Aito menghentikannya.

"Minggir Hitomi...!!"

Hitomi mendongak, nii-sannya telah bersiap menyiram Kenichi dengan seember air.

"Tu-tunggu....Onii-san!"

"Kita tidak tahu sejak kapan dia ada di sini. Lebih baik cepat bangunkan dia dan suruh pergi...!!" Kata Aito dingin.

SPLASH....Burrrr...

Kenichi meringkuk kedinginan di balik handuk besar warna putih milik Hitomi. Aito menatapnya tajam.

"Mau apa lagi kau kemari...?" Tanya Aito dingin. Kenichi memalingkan muka.

"Aku mau menemui Hitomi."

"Dalam keadaan mabuk?" Kenichi tergagap.

"Aku kabur dari rumah!!"
Aito menaikkan alis. Ia tertawa kencang.

"Bocah sepertimu bisa kabur dari pengawalan? Luar biasa," puji Aito sarkastik.

"Itu tidak penting....yang penting aku ingin mengatakan sesuatu."

Aito tidak peduli. Ia berjalan masuk kamarnya.

"Setelah pusingmu hilang...cepatlah pergi dari sini!! Kata Aito dari balik pintu kamarnya. Kenichi meremas Yukata milik Aito yang ia pakai.

"Aku ingin menikah dengan Hitomi." Aito terkejut dan keluar lagi dari kamarnya. Hitomi yang tengah membawakan teh panas berhenti di belakang.

"Kenichi-kun...apa yang kau katakan?" Bisik Hitomi shock. Kenichi menunduk. Pipinya memerah.

"Sudah dua tahun kita tidak bertemu dan aku tidak bisa melupakanmu."

"Tapi kau tidak pernah menemuiku," kata Hitomi sendu. Aito hanya menghela napas.

"Aku memberimu waktu lima menit."

Aito pun pergi meninggalkan kedua orang yang telah beranjak dewasa itu. Hitomi duduk di samping Kenichi dan memperhatikan pria yang telah banyak berubah itu. Dia menjadi lebih tinggi dan tegap...juga semakin tampan.

"Kenichi-kun...lihat aku!!" Hitomi meraih tangan Kenichi yang masih menunduk dan menyembunyikan wajahnya yang malu.

"Maafkan aku, Hitomi. Aku seperti pengecut yang hanya memperhatikanmu lewat pelayanku."

"Kau menguntitku selama dua tahun ini?" Hitomi menaikkan alis.

"Aku tahu Aito nii-san melarang kita untuk bertemu. Aku tidak mau kau dalam bahaya," kata Kenichi. Hitomi menatapnya sayu. "Tapi aku tak tahan lagi, keluargaku ingin menjodohkanku dengan seorang gadis yang tidak kucintai..."

"Lalu....," potong Hitomi lirih.

Kenichi menggenggam jemari mungil Hitomi.

"Aku hanya ingin menikah denganmu," kata Kenichi seraya menatap wajah cute Hitomi dari atas. Ingin sekali ia mengecup bibir tipis gadis di depannya. Tapi ia menahannya demi menjaga nama baiknya di depan Aito. Mereka berpelukan.

******

"Aito nii-san tidak pernah mengijinkanku menikah dengan Kenichi, tapi Kenichi meninggalkan semua miliknya demi bisa bersamaku. Kamu pun pergi ke Perancis dan menikah di sana. Aku tahu onii-san sangat marah. Dua bulan kemudian keluarga Kenichi datang ke Perancis dan mengatakan kalau mereka telah merestui kami. Kamu pun pulang ke Jepang. Tapi dalam perjalanan pulang, kami mengalami insiden dan terpisah sejak saat itu."

Asuka dan Tsukasa terdiam. Mereka menoleh pada Aito yang masih tak mengeluarkan sepatah katapun.

"Lalu....kenapa Ibu tidak membawa kami bersamamu? Kenapa kami ditinggal dengan paman?" Tanya Tsukasa.

"Karena itu hal satu-satunya yang bisa kulakukan," kata Aito.

"Ayah kalian adalah pewaris dari mantan bos Yakuza. Keluarga mereka membenci ibu kalian dan ingin melenyapkannya."

"Paman..."

"Masalah tidak akan selesai jika Kenichi dan Hitomi mempunyai anak. Dia tidak akan pernah berhenti mencari Hitomi. Ibu kalian hanya akan menderita. Apa sekarang kalian sudah mengerti?" Aito pergi meninggalkan Hitomi dan kedua anak kembarnya. Asuka dan Tsukasa tampak kalut.

"Jangan marah pada paman kalian...!! Sekarang kita tidak akan terpisah lagi." Hitomi memeluk kedua anak kembarnya yang beranjak dewasa itu.

MAKASIH SUDAH MEMBACA.....MOHON KOMENTARNYA YA...😄😄😄😄

😄😄😄😄

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
They are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang