Bagian Tujuh

39 2 0
                                    

Makan malam istimewa untuk merayakan hari yang istimewa pula. Tetsuya mengajak Misaki dan Aito untuk makan malam di hotel berbintang miliknya. Begitu pun dengan Hitomi dan kedua anak kembarnya.

Di meja bundar yang dikelilingi kursi tempat mereka duduk, di tengahnya ada vas bunga warna putih yang berisikan bunga mawar beberapa tangkai warna merah. Tsukasa secara diam-diam memandangi wajah tampan Misaki yang sedang asyik berbicara dengan Aito dan Tetsuya di meja yang berbeda di sebelahnya. Wajahnya merona disertai senyum-senyum tipis. Jika matanya bertemu mata Misaki....Tsukasa langsung blushing tersipu malu. Tapi sepertinya Misaki belum menyadarinya. Asuka mulai menjaili Tsukasa.

"Bu...Tsukasa senyum-senyum sendiri menatap tuan Misaki...ciee...ciee...ehm..."

"Apaan sih...nggak gitu, Bu. Asuka ngarang..." Tangan Tsukasa dengan cepat mencubit lengan saudara kembarnya itu. Hitomi tersenyum senang melihat kedua anaknya yang mulai tumbuh dewasa dan sedang kasmaran. Cinta anak remaja.

"Hm...tidak apa-apa, Nak. Jatuh cinta itu hal yang wajar...asal jangan berlebihan," kata Hitomi memandangi kedua anaknya.

Hitomi yang melihat Tsukasa mulai jatuh cinta pada Misaki, mendandaninya dan memasangkan softlens biru muda sesuai permintaan Tsukasa setelah makan malam di kamar hotel. Mereka semua bermalam di sana. Saat Tsukasa keluar kamar hendak jalan-jalan di balkom hotel, ia bertemu dengan tuan Misaki dan pamannya Aito.

"Tsukasa? Kamu ngapain malam-malam keluar kamar sendiri? Bahaya bagi seorang wanita muda keluar malam-malam sendirian," tegur Aito.

"A-aku hanya ingin keluar jalan-jalan sebentar, Paman," balas Tsukasa terbata-bata.

"Kenapa tidak ajak Asuka untuk menemanimu?" Lanjut Aito yang mulai kesal karena kawatir dengan keponakannya.

"Sudah...Aito!!" Kata Misaki seraya menepuk pundak Aito.

"Maaf Paman," kata Tsukasa pelan sembari menundukkan kepala. Misaki tersenyum menatap keponakan Aito di depannya.

"Tsukasa...kembalilah ke kamarmu!!" Pinta Misaki.

"Iya," balas Tsukasa menatap wajah Misaki dengan hati yang sedang berbunga-bunga. Misaki memperhatikan mata Tsukasa sebelum gadis cute itu membalikkan badan dan melangkah meninggalkan mereka....

"Tungu...Tsukasa...mata kamu sangat cantik..lain dari biasanya," puji tuan Misaki dengan senyum manisnya. Dan itu adalah kata-kata yang sangat ditunggu oleh Tsukasa. Wajahnya memerah akibat blushing. Ia mempercepat langkahnya kembali ke kamar seraya memegang wajahnya yang mulai panas, lalu memegang dadanya yang berdegup kencang tanpa henti.

"Apa-apaan itu tadi? Jangan bilang kamu...?"

"Aah, aku hanya menggodanya, hahaha," kata Misaki memotong kata-kata Aito.

"Awas kalau kamu sampai jatuh cinta padanya," kata Aito sambil menyilangkan tangannya dengan dahi mengernyit.

"Hm..." Misaki hanya tersenyum diatas kursi roda yang sedang didorong Aito.

*******

Saat di restoran hotel Tetsuya keesokan harinya, mereka bertemu Kenichi yang tengah ada rapat.

"Hitomi...?" Sapa Kenichi dengan shock tidak menyangka wanita yang dicarinya selama bertahun-tahun berada tepat di depan matanya. Hitomi pun terkejut dan hanya melihatnya sejenak lalu menarik tangan kedua anak kembarnya berlalu meninggalkan Kenichi.

"Ibu...!! Panggil Asuka. Ia menoleh ke arah Kenichi yang masih mematung memperhatikan mereka yang tengah berlari meninggalkannya.

Kenichi yang melihat kemiripannya dengan Asuka terlebih mata kuning emasnya, membuat Kenichi yakin kalau Asuka adalah anaknya. Wajahnya mulai tersenyum.

"Rupanya kamu baik-baik saja, dan anak itu pasti anak kita," gumam Kenichi.

"Tuan, meeting akan segera dimulai. Silakan lewat sini!" Kata salah satu pelayan Kenichi.

THANKS YA SUDAH MEMBACA...
MOGA TERHIBUR 😁😁😁😁


They are MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang