"Hai ... ibu?"
Kalimat sapaan itu bahkan tidak bisa disebut sebagai kalimat sapaan. Ia terlalu gugup. Kalimat itu bahkan terdengar bergetar yang membuat suasana makin canggung di antara mereka.
"Ibu? Aku perlu membicarakan sesuatu dengan ibu."
Air matanya nyaris saja tumpah. Kapan terakhir kali ia berbicara seperti ini dengan ibunya?"
"Ada apa Stephanie?"
"Aku perlu membicarakan sesuatu. Demi kepentingan kita semua. Sebuah masalah yang rumit ibu. Aku tidak bisa menyelesaikan masalah yang ini. Sungguh bu. Aku merindukanmu."
"Apa yang kau bicarakan Tiffany?"
"Aku tahu, aku tidak seharusnya ke sini. Maaf bu. Tapi ada sesuatu yang harus aku diskusikan dengan ibu. Aku bersungguh tidak akan pernah ke sini lagi."
"Bukan itu maksudku Fany. Aku sudah mematikan alat pengintai Leonore karena aku tahu kau akan datang ke sini. Maksud ibu, hal apa yang ingin kau diskusikan?"
"Tentang Catherine," jawabnya lesu.
"Ceritakan."
"Aku sudah tahu bahwa ini saatnya Catherine tahu tentang orang tuanya. Ibu pasti tahu murid yang bernama Luna? Dia berbahaya."
"Luna anak dari Moris dan ia merupakan pewaris Kekuatan gelap. Dan parahnya, ia sudah berkeliaran di sini setelah sekian lamanya. Satu lagi, dia berbahaya untuk Ryn."
"Lanjutkan."
"Ibu pasti tahu waktu aku meminta izin pada miss Sheila untuk ke dunia manusia. Di sana, kami menyocokkan data anak yang hilang di sana dengan para White Witch di sini. Jumlahnya pas, tapi ada yang mengejutkan."
Kring!
Telepon itu berbunyi memotong penjelasan Tiffany. Tiffany tidak bisa mengelak ketika ia harus menyaksikan ibunya mengangkat telepon itu dan hanya bisa menunggu dengan sabar.
Beberapa menit kemudian, Tiffany melihat ibunya meletakkan gagang telepon. Dari raut wajahnya yang terlihat kecewa, membuat perasaan Tiffany menjadi tidak enak.
"Fany ... kita bisa melanjutkan ini besok di tempat tertentu. Leonore mengawasi kami dan ia bertanya kenapa alat pengintaiku mati. Maafkan aku. Aku juga merindukanmu, bersabarlah ya? Semua pasti memiliki titik terang. Semoga masalahnya cepat selesai."
"Aku mengerti. Terima kasih atas waktunya bu," jawab Tiffany sambil menghela napas kecewa dan berjalan keluar ruangan.
Entah apa yang ia pikirkan, air mata itu pun berdesakan keluar membuat dirinya terlihat seperti orang yang lemah. Ia terus berjalan tanpa tujuan sambil menangis dalam diam.
***
"Ini Ryn. aku membawa yang seri Hercule Poirot. Apa kau suka seri yang ini? Kalau tidak suka, aku akan mencari seri lainnya."
KAMU SEDANG MEMBACA
POM #1 The Return of the Witch [END]
FantasyAwesome cover by imelda priskila Sudah tamat Piece Of Magic 1 The Return of the Witch (Dulu berjudul Magic World) 4 oktober 2017 - 19 Juli 2018 Highest rank : # 29 in fantasy ( 08 Maret 2018) # 42 in fantasy ( 05 Maret 2018) # 43 in fantasy ( 27 F...