8

7.7K 680 79
                                    

Aku membuka pintu perpustakaan tanpa ragu dan berlari menuju meja yang tadi kami tempati

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku membuka pintu perpustakaan tanpa ragu dan berlari menuju meja yang tadi kami tempati.

"Selamat datang kembali," sambut Tiffany dan mempersilahkanku duduk di tempatku semula.

"Selamat datang Catherine. Bagaimana pertemuanmu? Apa benar semua itu serius?"

Aku menghela napas lalu mulai menjawab, "Aku disuruh melakukan pelatihan tambahan bersama Mr. Rolfy tadi."

"Pelatihan? Pelatihan macam apa?" tanya Tiffany penasaran.

"Aku harus cepat mengejar materi. Besok aku sudah boleh masuk ke tingkat 4 berdasarkan hasil latihan tadi. Tapi aku sendiri tidak yakin. Aku nyaris melukainya tadi," jawabku datar berusaha menutupi kepanikanku.

"Kau melawannya? Dan kau menang? Nyaris melukainya? Wow ... itu hebat sekali Ryn. Para Guardians belum ada yang bisa melukainya kecuali ... Luna," jawab Tiffany antusias.

"Aku kan berkata nyaris melukai bukan melukai," jawabku lagi sambil memutar bola mata.

"Ngomong-ngomong, Luna itu siapa?" tanyaku bingung.

"Kau tidak mengenalnya? Dia penyihir yang cukup terkenal dan populer di akademi ini. Ia memiliki kekuatan yang kuat meski bukan seorang Guardians. Kalau kau pernah berpapasan dengannya, Luna adalah penyihir dengan rambut berwarna ungu gelap. Warna yang tidak dimiliki penyihir siapa pun di akademi."

"Ya, cukup mudah untuk menemukannya. Ia juga sering berjalan bersama temannya yang berambut pirang keemasan," tambah Carl lagi.

"Mungkin aku akan mencarinya nanti," jawabku sedikit ragu.

Carl dan Tiffany saling bertukar pandang lalu menatapku dengan mata yang melebar.

"Tidak mungkin! Kau bicara apa?" pekik Carl dan Tiffany bersamaan.

"Eh?"

"Jangan membuat masalah kalau kau tak ingin terluka," jelas Carl pada akhirnya.

Tiffany tampak mengangguk menyetujui perkataan Carl. Sebenarnya aku tak terlalu paham. Tapi untuk apa pula aku mendekati senior yang populer? Benar kata Carl, kalau tidak ingin terluka, lebih baik aku tidak mengenalnya dari pada aku kembali tertekan saat berteman dengan seorang gadis yang sudah populer di akademi ini.

Aku mencoba untuk mengingat-ingat gadis yang kutemui tempo hari. Apa gadis berambut ungu yang ada di sudut koridor kelas sihir waktu itu adalah Luna?

"Baiklah. Ryn, aku ada urusan sebentar bersama Tiffany, bisa kutitipkan perpustakaan ini padamu sebentar?"

Aku terperangah lalu cepat-cepat mengangguk.

"Tidak masalah. Jadi Carl juga pengurus perpustakaan seperti Tiffany?"

"Betul sekali. Kalau kau memerlukan kami, datang saja ke perpustakaan."

Carl dan Tiffany melambaikan tangan mereka padaku dan meninggalkanku sendiri di depan beberapa tumpukan buku yang sepertinya sudah disiapkan mereka untukku.

POM #1 The Return of the Witch [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang