Part 15

112K 2.2K 6
                                    

"aku tugaskan kalian berempat dengan cepat mengurus segala pernikahan ku... Aku tidak ingin menunda ini" mereka berlima telah duduk di sebuah meja panjang besar seperti meja meeting , Larry yang berada di tengah-tengah.

"Maaf bos .. jadi maksud bos ..menikah dengan gadis ...ehhmmm...gadis itu. ."

"Tutup mulutmu Vanz ...jika bukan karena dia mungkin nyawa ku sudah tidak ada , dan aku tidak akan mungkin duduk disini menghadap kalian " menunjuk satu persatu wajah-wajah anak buahnya.

Keempat anak anak buahnya hanya diam dengan perasaan ragu-ragu bercampur takut .

"Maaf bos ...tapi mengapa bos tidak meminta kami untuk mengikuti bos waktu itu " memang Vanz lah yang berani bertanya disaat ketiga nya diam dan tak berani berbicara pada Larry.

"Dasar bodoh ... Bagaimana bisa aku meminta kalian ... seharusnya kalian la yang mengikuti ku "

"Bagaimana bisa mengikuti sih bos ..jejak mobilnya nya saja sudah hilang " batin salah satu anak buah nya..

Larry berdiri dari duduknya meminum segelas air dimeja "aku tidak ingin menunggu lama... Atau kalian tahu akibat nya"

Keempat anak buah itu hanya saling berhadapan dan mengangguk kepalanya .

"Kalian semua boleh pergi" perintahnya .

Melangkah pergi menuju kamar Fusya yang tidak jauh dari tempatnya saat ini.

Membuka pintu apartemen itu melihat gadis yang belum sadarkan diri , mendekatinya mengambil kursi lalu duduk di depan nya.

30 menit kemudian...

Sudah 30 menit Larry duduk menunggu menatapnya walau belum tidur tidak membuatnya harus meninggalkan nya.

Tangannya terus menggenggam tangan Fusya , merasa lelah ia tidur disampingnya .

Namun baru saja Larry ingin tertidur Fusya membuka matanya ia memukul kerasa dada Larry "lepaskan aku ...lepaskan ....lepas....lepas...lepaskan aku" terus memukulnya tanpa henti.

Larry memegangi kedua tangan nya dan menahannya "Fusya lni aku Larry ....sadarlah ..." Menahan tangannya agar tidak memukulnya.

"Lepaskan aku ... Kalian semua brengsek ...lepas "

"Fusya ini aku Larry sadarlah " satu teriakan yang cukup keras mampu menghentikan Fusya untuk terus merontah.

Gadis itu menjadi diam menatap nya matanya berkaca-kaca seperti ingin mengeluarkan air mata namun ditahan .

Dengan cepat Larry memeluknya "ini diriku Larry... Kau aman bersamaku"

Melepas pelukan itu dan mendorong nya "tidak ...aku tidak aman bersamamu.. kau selalu jahat padaku ..."

Memaklumi kalimat yang di lontarkan gadis itu "maafkan aku ..aku berhutang nyawa padamu"

Mata gadis itu mengeluarkan air matanya yang tak mampu ia bendung "aku telah ternoda ...aku ternoda ...lebih baik aku mati...ya ...aku lebih baik mati "

Larry memeluk gadis itu kepalanya di sandarkan pada dada bidangnya"tidak Fusya... Dia belum menyentuhmu ..."

"Kau bilang dia tidak menyentuhku Larry? Dia ...dia meraba tubuhku kau berkata tidak menyentuh ku ..kau ini punya mata atau tidak ?" Teriaknya dengan menangis dalam pelukan ya .

Ia mengelus kepalanya berkali-kali"maksudku ... maksud ku ..dia tidak menyetubuhi mu " sangat kaku dengan apa yang akan diucapkan untuk menghibur nya .

Menangis nya mulai meracau dan sesenggukan jarinya meremas baju Larry hingga benar-benar kusut "dia mencium ku Larry ...dia menyentuh ku..."

"Tenanglah ...tenanglah ...sekarang tidak akan aku biarkan wanitaku mengalami kejadian seperti ini lagi..aku berjanji untukmu "

"Aku berhutang nyawa untukmu ..."

Kata Demi kata mulai mampu meredakan tangisan Fusya , ia merasa sedikit lega .

Hanyut dalam dekapan nya membuat gadis itu beberapa menit terasa nyaman berada di pelukan itu walau terkadang seperti monster namun ia benar-benar membutuhkan pelukan itu .

Larry memeluk punggung nya dengan kedua tangannya "kita akan pindah ke rumah ...kita tinggalkan apartemen ini ..dan memulai hidup baru"

"Hidup baru?" Tanya Fusya.

"Ya hidup baru ...kita akan menikah bukan? "

Fusya melepaskan pelukan itu "menikah? Kau menikahiku?"

"Aku serius Fusya ...tapi ..tapi ada satu yang harus kau mengerti disaat kita menjalin sebuah hubungan"

Larry mengendong Fusya ala bridal style ke ruang tengah , dengan hati-hati mendudukkan posisinya senyaman mungkin di sofa .

"Dengarkan aku "

"Ya ..aku mendengarkan mu" balas Fusya.

"Jika nanti kita memulai sebuah kehidupan yang baru ...kumohon jangan pernah dengarkan seseorang yang mencoba meruntuhkan kita Fusya ... Diriku berjanji tidak akan menyetubuhmu di saat sakit ... diriku berjanji tidak akan memperlakukan dirimu dengan kasar ..asal satu ...cukup turuti perkataan ku dan percaya lah kepadaku" panjang lebar Larry membuat Fusya menelaah walau sedikit kebingungan.

Fusya hanya diam , entah harus percaya kepadanya atau tidak ..mungkin waktu yang akan menjawab.

_______________________________________

Minta voment ya all 😍😍

Your Body Is My SATICFACTION | Sudah DiterbitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang