Tetes demi tetes cairan lilin itu telah menumpahkan semuanya di paha yang terangkat milik gadis itu .
Tubuhnya bergulat melawan dan menahan tiap tetesan itu , tangannya yang terikat membuatnya tak bisa melawan .
Edward meneteskan lilin itu di area dada miliknya "kau sungguh seksi " .
Edward melepas pengait bra itu dengan jarinya namun membiarkan bra nya masih menempel di sana.
Punggung nya kini sudah mulus tanpa sehelai benang pun Edward melangkah menatap punggung mulus itu "jadi kau pernah di cambuk " mengelus ngelus punggungnya.
Tangannya memeluk dari belakang dan meremas payudara nya , kedua tangannya berirama meremas buah dadanya "kau sungguh seksi ...."
Gadis itu hanya menunduk malu tidak menatap semua orang yang berada disana termasuk Larry yang mengamati nya di depan dengan terikat , Larry yang menatap dari sedikit kejauhan Mencoba tidak menatapnya namun tidak bisa pemandangan liar yang pernah ia lakukan dengan Fusya itu seakan terpampang jelas , sedikit rasa tidak rela gadis itu di sentuh dengan cara seperti itu walau ia pun pernah melakukan nya dengan cara yang hampir sama.
"Lihat Larry ...kau sungguh lemah melindungi satu wanita saja tidak mampu " Teriak Edward dengan Masih meremas dada Fusya.
"Akh..akh" ketika jari telunjuk Edward menekan putingnya ke dalam .
"Aku akan membuka bra ini " menarik lepas bra nya.
Terlihatlah sudah buah dada milik gadis itu , mampu membuat takjub kelima bodyguard begitupun Edward yang terus meneguk ludahnya sendiri.
Gadis itu menundukkan kepalanya menimbulkan rambutnya yang panjang sedikit menutupi puting itu .
"Oh ..oh..jangan malu gadis cantik ..." Menarik dagunya ke atas .
Edward menarik rambutnya disiratkan kebelakang "tenanglah jangan takut "
"Edwarddddddd aku akan membunuhmu" teriak Larry mencoba melepas ikatannya.
Teriakan itu tidak di perdulikan oleh nya begitupun kelima bodyguard nya yang sibuk menonton tubuh indah di depannya.
Larry mengeserkan tubuhnya berharap menemukan sesuatu , ya ternyata di sana ada sebuah korek namun karena jarak yang sedikit jauh ia harus menahan sakit dan terus merangkak agar mampu mengambil korek itu.
"Dapat " dalam hati Larry.
Ia mengambil dengan mulutnya lalu ia tumpahkan di belakang dan diraih oleh tangan yang mengikatnya, butuh waktu lama untuk melepaskan ikatan ini hanya dengan sebuah korek , namun Larry tetap mencoba dan terus mencoba dengan tubuh yang seolah-olah tetap terikat namun diam-diam korek lah yang beraksi .
"Siapa tadi namamu " mengelus dada nya .
"Fus..Fusya " jawabnya lirih.
"Baiklah jadi kita akan bermain Fusya ..kita akan bermain dengan vibrator "
Edward menyalakan vibrator yang sudah ia genggam dan menempelkan di dadanya .
"Ah " terasa geli dengan gerakan vibrator yang menyentuh puting nya.
Kelima bodyguard itu tak tinggal diam ia juga menjamah perutnya dengan jari-jarinya.
Edward menghisap leher gadis itu dari belakang "emmpphh"
"Jangan sentuh yang bawah ...itu bagianku " perintah Edward .
Kelima bodyguard itu hanya tersenyum dengan meraba raba perut dan dada Fusya , tak masalah dengan aturan itu .
Luka lama belumlah kering namun kini luka baru harus menyayat dan menggoreskan nya kembali.
Hingga Fusya tak mampu menahan malu , sakit, penderitaan, dan perasaannya ia pingsan secara tak sadarkan diri walau dengan posisi seperti itu.
Larry yang berhasil membuka ikatannya mengambil lampu meja dan di ambil tongkatnya kemudian berlari dan memukul punggung satu-satu antara bodyguard satu dengan lainnya .
"Brengsek ..kau menyerang ku saat aku tak bisa bergutik.. sekarang rasakan ini "
Tidak segan-segan Larry memukul badan , kepala , dan kaki mereka berlima hingga ia terjatuh dan terkapar di lantai seperti yang dilakukan nya kepada dirinya.
Edward yang fokus dengan menyentuh Fusya mendapat sasaran tiba-tiba , hidungnya di tonjok dengan tongkat lampu tadi yang ia juga gunakan membasmi bodyguard nya.
"Bagaimana bisa ?" Edward tak percaya , ia melihat dengan kepala mata nya sendiri tadi diikat dan di hajar namun sekarang ia telah berdiri di hadapannya dan betapa kagetnya kelima bodyguard nya sudah tak sadarkan diri.
Larry memukul kepala Edward dengan tongkat itu untuk kedua kali kakinya menendang penis miliknya .
"Aaahhhh" jeritan Edward ...
"Larry kau....kau..."
Sekali lagi Larry menendang wajahnya dengan kakinya seperti halnya ia menendang nya .
Hingga benar-benar Edward tak sadarkan diri , entah gejolak apa yang mampu membuat Larry menahan sakit dan luka di tubuhnya mungkin melihat Fusya di perlakukan seperti itu ...mungkin....mungkin...
Mengambil korek itu kembali dan segera berlari menghampiri gadis itu .
"Ayok bangunlah ..Fusya bangunlah " mengamati wajahnya dan menangkup pipinya.
Larry melepas semua ikatan yang mengikat pada tubuhnya tubuh mulus itu menjadi memerah bekas ikatan itu.
Memakaikan bra kembali dan melepas baju milik Edward lalu memakainya kepada Fusya karena tidak ada pilihan lain.
"Bertahanlah " bisiknya, lalu mengendong gadis itu membawanya pergi dari ruangan yang tak pernah terlupakan ini.
_______________________________________
Mohon bijak .. yang belum cukup umur menyingkir dari cerita ini ya..saya tidak bertanggung jawab hehehehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Body Is My SATICFACTION | Sudah Diterbitkan
Romance21+ | TERSEDIA VERSI CETAK & VERSI E-BOOK DI GOOGLE PLAYSTORE. ~BANYAK MENGANDUNG ADEGAN SEX~ Bercerita tentang ke Brutalan seorang lelaki dalam SEX ..melampiaskan amarahnya kepada wanita cantik yang akan ia buat bertekuk lutut di hadapannya dan ber...