Part 17

99K 1.9K 9
                                    

Segala fitting baju sudah dipersiapkan  , begitupun makanan dan dekor yang akan menentukan tema hari pernikahan nya ini.

Fusya bimbang dengan pernikahan ini ..apakah ini hanya pernikahan yang tak berujung? Pernikahan karena ia sudah menyelamatkan nyawanya? Pernikahan yang hanya sekedar mengatas namakan kata KASIHAN , atau hanyalah pelampiasan perempuan yang pernah ia sebut Varen saat ia menyetubuhinya.

Segala pertanyaan-pertanyaan itu memutar di benak nya namun mencoba ia tutupi.

"Fusya " suara Larry dari belakang .

"Larry"

Melihat raut wajahnya sedikit cemberut membuatnya mengangkat dagunya ke atas "ada apa?"

"Larry katakan padaku atas dasar apa dirimu menikahiku?" Tanya nya dengan wajah sedih.

"Mengapa kau tanya alasan yang kau sendiri sudah tahu jawabannya Fusya ?"

Larry merapikan rambut nya "dalam sebuah pernikahan didasarkan pada cinta , kejujuran , dan kepercayaan..aku merasa bahwa aku harus melindungi mu ..di otakku selalu berteriak bahwa tak ada lelaki lain yang boleh berbuat seperti diriku"

Fusya menjadi sangat bingung ...akankah ia mencintainya?

Larry memeluk nya dari belakang "aku sudah berkata padamu..kita akan hidup baru ..lupakan masa lalu"

Gadis itu membalikan badannya sehingga berhadapan dengannya " lalu Varen ? Varen itu siapa ? Kau memanggil nama Varen saat menyentuhku Larry .. "

"Astaga ..apa aku cemburu ..tidak...tidak.." batin Fusya.

Ia mengendong nya lalu mencari sebuah kursi , ia pun duduk dengan memangku Fusya .

"Dia adalah kekasih ku ..tapi itu dulu ...lalu Evan mengambil nya dariku " tutur Larry.

Lelaki itu membuka dua kaki Fusya dan menghadapkan tubuhnya berhadapan , kaki nya telah melingkar di perut Larry.

"Kau mesum di butik Larry " raut wajah nya menjadi malu.

Hanya tersenyum ketika gadis yang ia pangku mengatakan nya mesum .

"Tuan Larry dan nona Fusya segala persiapan sudah siap" ucap salah satu karyawan melangkah mendekati nya.

Karyawan itu menjadi terhenti ketika melihat pemandangan itu "maaf ..maaaf"

Keduanya terlihat histeris , Fusya langsung mencoba berdiri dan membenarkan rambutnya.

~

Sorot matahari sore bewarna ke orenan adalah salah satu pemandangan yang paling di sukai oleh Fusya .

Ia menunggu Larry yang sedang membelikan minuman untuknya dan duduk di sebuah taman .

"Apakah lama ?" Larry yang datang dengan membawa beberapa minuman dan makanan.

"Tidak ..Larry aku ingin berbicara" mengambil satu minuman dan membuka nya.

Sebelum berbicara Fusya terlebih dahulu meneguk minumannya , didepan nya terlihat mata serius yang menatapnya "katakan apa " ucap Larry .

"Kau harus bekerja Larry .. dirimu tidak bisa mengandalkan uang dari mendiang ayah "

Sedikit mencerna kata-kata itu "ya aku sudah memikirkan nya .. jangan khawatir "

Larry telah memikirkan itu semua ,ia berencana membangun sebuah bisnis perhotelan di Los Angeles .

"Sudahlah tenanglah Fusya...dirimu tidak akan kelaparan dengan ku"

Fusya tercekat mendengar nya dan langsung memukuli lengannya "bukan itu maksudku...kau harus bisa mandiri "

Larry terkekeh ketika melihat Fusya menjadi marah , karena gadis keturunan China ini memanglah memiliki wajah khas yang sungguh imut.

"Mari pulang ...masih banyak yang kita selesaikan" berdiri dan mengulurkan tangannya .

Ketika mereka berdua bergandeng an melihat indahnya pemandangan taman ini seseorang menabrak nya dengan sengaja.

"Varen ...Evan" Ucap Larry.

Fusya yang mendengar nama itu segera menatap dari atas hingga bawah gadis yang bernama Varen.

Begitupun Evan yang terus menatap Fusya tanpa henti .

"Si...siapa dia Larry " tanya Varen.

Larry merangkul pundak Fusya dengan mesra "dia calon istriku ..kuharap kalian akan datang di pernikahan ku lusa..aku mengundang kalian berdua"

Entah rasa apa ini ...Fusya menjadi sangat bahagia ketika Larry mengucap kan itu , namun tidak ..bisa saja itu hanya untuk membalas  Varen dan Evan .

"Apaaaaa" Evan dan Varen tak percaya.

Larry mencium bibir Fusya di depan mereka berdua , mampu membuat Evan dan Varen mengeryitkan dahinya.

Ciuman yang di berikan Larry sangatlah hangat , ia membasahi semua bibir Fusya lalu lidahnya bermain disana.

Tak mampu melawan gairah ini Fusya hanya diam menyembunyikan perasaan terkejutnya..namun sekarang ia sadar.. bahwa itu semua hanya untuk membuat Varen menyesal.

Evan yang kesal melihat nya tak ingin kalah ...ia pun juga ikut mencium Varen ..namun tak senikmat yang terlihat ketika Larry mencumbui Fusya, mungkin karena ke ambisiusnya.

Fusya menghentikan cumbuan itu "Larry mari kita pergi"

Sangat puas melihat Evan dan  Varen panas , ia pun mengandeng tangan Fusya lalu pergi dari hadapan nya.

_______________________________________

Baca terus  kelanjutannya ya...

Your Body Is My SATICFACTION | Sudah DiterbitkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang