16-Moment

44 2 1
                                    

Semenjak Shasa putus dengan Galuh, ia menjadi lebih sering berdiam diri di kelas. Ia akan keluar jika ada praktek yang harus mewajibkannya keluar kelas.

Sudah genap satu minggu 'hari buruk' itu terjadi, dan selama itulah hanya ini yang dilakukan Shasa.

Duduk di pojok kiri bangku ketiga dari depan. Ia duduk menyenderkan tubuhnya ke sandaran kursi. Matanya terfokus ke laci meja, entah ada apa di sana. Telingannya tersumpal earphone. Ia selalu mendengarkan lagu Moment dari One Direction jika istirahat.

Karena itu adalah lagu bersejarah baginya. Lagu pertama sekaligus terakhir yang Galuh nyanyikan langsung untuknya.

Shut the door
Turn the light off
I wanna be with you
I wanna feel your love
I wanna lay beside you
I cannot hide this
Even though I try

Heart beats harder
Time escapes me
Trembling hands
Touch skin
It makes this harder
And the tears stream down my face

If we could only have this life
For one more day
If we could only turn back time

You know I’ll be
Your life
Your voice
Your reason to be
My love
My heart
Is breathing for this
Moment
In time
I’ll find the words to say
Before you leave me today

Close the door
Throw the key
Don’t wanna be reminded
Don’t wanna be seen
Don’t wanna be without you
My judgment's clouded
Like tonight's sky

Hands are silent
Voice is numb
Try to scream out my lungs
It makes this harder
And the tears stream down my face

If we could only have this life
For one more day
If we could only turn back time

You know I’ll be
Your life
Your voice
Your reason to be
My love
My heart
Is breathing for this
Moment
In time
I’ll find the words to say
Before you leave me today

Flashing lights in my mind
Going back to the time
Playing games in the street
Kicking balls with my feet

There’s a numb in my toes
Standing close to the edge

There’s a pile of my clothes
At the end of your bed

As I feel myself fall
Make a joke of it all

You know I’ll be
Your life
Your voice
Your reason to be
My love
My heart
Is breathing for this
Moment
In time
I’ll find the words to say
Before you leave me today

You know I’ll be
Your life
Your voice
Your reason to be
My love
My heart
Is breathing for this
Moment
In time
I’ll find the words to say
Before you leave me today

Tak terasa buliran bening kembali mengalir di kedua pipi gadis cantik itu. Ia belum bisa melupakan Galuh. Mungkin tidak akan pernah bisa.

Anggun hanya bisa menatap iba sahabatnya. Shasa yang tadinya sangat bawel, kini berubah menjadi sangat pendiam. Ia bahkan tidak akan bicara jika tidak ada yang mengajaknya berbicara, itupun dibalasnya dengan sangat singkat.

"Gimana Shasa?" tanya seorang pria yang duduk di samping Anggun di bangku depan kelas.

"Masih kaya kemarin" ujar Anggun sedih

"Huft..." Kalvin menghembuskan nafasnya kasar, "ternyata putus cinta bisa buat orang jadi gila"

"Ck! jatuh cinta aja bisa buat orang jadi gila, apalagi putus cinta" ujar Anggun

"Nggun" panggil Kalvin saat melihat seorang pria memasuki kelas Shasa sambil membawa sebotol air mineral dan roti.

"Ngga papa, udah biasa. Mau PDKT mungkin" jelas Anggun.

Kalvin hanya menganggukan kepalanya pertanda mengerti dan kembali menatap pintu kelas.

++++

Shasa menyembunyikan wajahnya ditangan yang ia lipat di meja. Tangisnya belum berhenti, walaupun tidak menimbulkan suara, tapi orang yang melihatnya pasti akan tahu jika ia sedang menangis karena punggungnya bergetar.

"Sha..." ia merasakan ada sesuatu yang mengusap kepalanya.

"Hmm?" Shasa mengangkat kepalanya dan melihat sosok pria itu. Pria yang selama seminggu ini selalu menghampirinya di kelas saat istirahat makan siang.

"Kak Galih?" ujar Shasa menegakan badanya, "ada apa kak? Kalo Kak Galih ke sini mau nyuruh aku makan kaya kemarin-kemarin, maaf kak tapi aku ngga laper" ujar Shasa.

"Tau aja kamu, aku bawain kamu roti sama air mineral" ucap Galih dengan senyum di wajahnya. Senyum yang tadinya mampu membuat Shasa mematung di tempat. Senyum yang bisa membuat jantung Shasa berdetak dua bahkan tiga kali lipat.

Namun, kini senyum itu bukanlah apa-apa. Hanya sebuah senyuman yang tidak bisa mengobati sakit di hatinya.

Ia sangat berharap jika yang ada di depannya itu Galuh. Galuh yang memberinya roti dan air mineral, bukan Galih. Tapi apa daya, walaupun mereka kembar bagaikan pinang di belah dua, tapi tetap saja, Galih ya Galih, tidak akan bisa menggantikan tempat Galuh yang ada di hatinya.

"Sha, dimakan ya?"

"Aku udah bilang ngga laper kak, mending kakak aja yang makan" ucap Shasa kesal.

"Tapi kamu harus makan Sha, kalo kamu telat makan nanti maag kamu kambuh" ujar Galih sambil membuka plastik roti.

Entah dari siapa Galih mengetahui jika dirinya memiliki masalah lambung jika telat makan. Tapi hanya ada satu dugaan Shasa, Galuh.

Shasa menduga jika Galuh yang memberitahu penyakitnya pada Galih.

"Ngga mau kak"

"Harus! Pokoknya harus makan" ujar Galih terus memaksa, "buka mulutmu"

"Aku bisa makan sendiri"

"Engga, aku suapin. Buka mulutmu" Shasa menutup matanya dan menarik nafas panjang.

"Huft..." akhirnya Ia membuka mulutnya dan membiarkan Galih menyuapkan sepotong roti padanya.

"Maafkan aku karena terus membayangkan dirinya saat sedang bersamamu"

++++

Ciee... Shasa disuapin Galih
Siapa yang mau disuapin juga?☝☝☝

Maaf kalo masih banyak typo di part ini maupun part sebelumnya yang buat kalian kurang nyaman baca🙏🙏

Thanks for reading

Big Love,
Abhi😘

TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang