Malam ini Shasa sedang berkutat dengan buku Kimia tugasnya. Ia sedang mengerjakan tugas yang diberikan Bu Saras.
Ponselnya yang sedari tadi berdering pun ia hiraukan. Gadis itu memang tidak suka diganggu saat dia sedang mengerjakan PR. Bukan saat itu saja, Shasa juga tidak suka diganggu saat menonton film, dan saat menjadi stalker akun sosmed para cogannya.
"Ck! gampang banget sih ngasih tugasnya, kaya cucian seminggu gini. Untung aja aku anaknya sabar, kalo engga-" ponselnya kembali berbunyi, "ini lagi handphone bunyi terus! ngga tau orang lagi sibuk apa?!"
Karena kesal, ia melihat ponselnya yang masih berdering itu. "Kak Galuh?" ia mengerinyitkan dahinya saat melihat nama itu tertera di layar ponselnya.
"Angkat ngga yah? aduh ... kenapa aku jadi deg-degan gini?" Shasa menjadi heboh sendiri mendapat panggilan dari Galuh.
"Angkat aja kali ya? siapa tau ada yang penting" Shasa akhirnya menerima panggilan dari Galuh.
"Hallo?"
'Tut tut tut!'
"Astaghfirullah ... dari tadi nelpon udah hampir 20 kali, sekarang diangkat eh dimatiin, maunya apa sih?!" kesal Shasa karena Galuh mengakhiri panggilanya.
Baru saja ia ingin meletakan ponselnya, lagi-lagi benda pipih itu bergetar, "Ya Allah, berilah hamba kesa-Ya Allah! Kak Galuh ngajak video call?! mati Aku!!"
Ia langsung meletakan ponselnya dan berdiri di depan kaca lemari. Ia tidak ingin terlihat stress setelah mengerjakan 30 soal kimia dan semua uraian.
"Huft ... udah rapih" namun ponselnya tiba-tiba berhenti berdering.
"Astaghfirullah ... sampai nelfon lagi aku makin cin-" ucapannya terhenti saat ponsel itu kembali berdering entah untuk keberapa kali.
Shasa segera menerima panggilan video via Whatsapp dari Galuh.
Ia tersenyum saat melihat pria di layar itu sedang memberikan senyum yang sangat manis padanya. Ia merasakan wajahnya memanas.
"H-hai kak?" sapa Shasa memulai pembicaraan.
"Hai Sha, gue kira lo marah gara-gara tadi gue matiin telfonnya" jawab Galuh.
"Sempet kesel sih tadi, Kak Galuh tiba-tiba matiin telfonnya" ujar Shasa jujur.
"Ciee ... kangen mantan telfon ya?" ucap Galuh sambil menaik turunkan alisnya.
"Ih! apaan?! kakak yang kangen nelfon mantan kali"
"Iya, gue kangen banget nelfon mantan" ucapan Galuh membuat jantung Shasa semakin berdetak cepat.
"Emang mantannya kaya apa sih? sampe kangen banget gitu?" Shasa berniat memancing Galuh.
"Uhmm ... dia itu orangnya cantik, baik, pemarah, suka salting kalo gue gombalin, dia juga bilang akan selalu sayang sama gue, ngga tau deh sekarang" jelas Galuh.
"Masih sayang kok, selamanya" ujar Shasa dalam hati.
"Ohh ... mantan terindah ya?"
"Iyasih, tapi kalo indah ngga bakalan jadi mantan. Gue bakal terus milikin Dia"
"Lah? terus kenapa diputusin?" mereka seperti sedang membicarakan orang lain, padahal kisah merekalah yang mereka bahas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin
Dla nastolatkówKisah putih abu-abu seorang Shasa Dyah Pradani yang merupakan wakil ketua OSIS di sekolahnya, yang memiliki rasa lebih pada Galih Ferdinan Asyifa yang tak lain adalah partnernya dalam organisasi OSIS dan merupakan pemegang jabatan tertinggi. Tapi sa...