28-PHO??

32 1 0
                                    

Shasa dan Anggun sedang duduk di dalam kelas mereka. Shasa yang sibuk membaca novel Harry Potter miliknya sambil mendengarkan lagu melalui earphone sedangkan Anggun hanya memperhatikan Shasa dengan raut menyebalkan.

"Sha, lo ngga laper?" tanya Anggun terus mencoba bertanya pada Shasa.

"..."

"Sha, lo budeg?" tanya Anggun lagi saat tidak mendapat jawaban dari Shasa.

"..."

"Sha-Astaghfirullah... gimana ngga budeg, orang kuping disumpel semua kaya gini" ujar Anggun mengelus dada. Anggun tidak melihat jika benda kecil itu terpasang di telinga Shasa karena rambutnya yang digerai.

"Ck!" Anggun langsung melepas sebelah earphone Shasa dan dibalas tatapan mematikan olehnya.

"Ngapain sih, Nggun?" kesalnya, "lagi asik tau!"

Anggun memutarkan kedua bola matanya. "Asak-asik-asak-asik, gue dari tadi ngomong  sama lo palah lo disumpel kaya gitu" Anggun tak kalah kesal pada Shasa.

"Iya deh, maaf" ucap Shasa. Ia tahu jika Ia tetap marah pada Anggun maka tidak akan ada habisnya, akhirnya Shasa mengalah dan meminta maaf padanya.

"Ya udah, lo laper ngga?" tanya Anggun.

"Engga" jawab Shasa menggelengkan kepalanya.

"Gue laper nih, gue pengen ke kantin, lo mau ikut ngga?" tanya Anggun.

"Uhm... engga usah deh, aku di sini saja" ujar Shasa.

"Yaudah, gue tinggal dulu ya" ucap Anggun bangkit dari kursinya.

"Hmm" Shasa kembali memfokuskan pandangan ke novel tebal yang ada di mejanya.

Sebenarnya dia lapar, dan sangat ingin memakan bakso di kantin. Tapi Shasa sengaja tidak ke kantin ataupun keluar kelas agar tidak bertemu dengan Galih.

Entahlah, dirinya masih belum bisa memutuskan jawaban untuk pria itu. Dia merasa ini tidak semudah saat ia menjawab pertanyaan Galuh waktu itu.

"Huftt... aku harus apa?" tanya Shasa pelan pada dirinya sendiri.

"Sha" Shasa mendongak saat seseorang menyebut namanya.

"Kak Nurul?" Shasa mengerutkan keningnya dan melepas earphone yang terpasang sebelah. Bahkan tidak sadar jika ada orang di sebelah mejanya itu.

"Ikut gue yuk?"

"Kemana kak?" tanya Shasa bingung.

"Ke gudang belakang. Tadi gue disuruh ngambil sesuatu di sana, tapi ngga ada temen, jadi gue ngajak lo" ini agak aneh bagi Shasa, pasalnya Nurul tidak pernah mengajaknya, ia pasti akan bersama Wahyu ataupun Lisa.

"Biasanya kakak sama Kak Wahyu kalo ngga Kak Lisa, kemana mereka?" tanya Shasa lagi.

"Kalo lo ngga mau nemenin gue ya udah lah, gue sendirian aja ke sananya" ucap Nurul sambil membalikan badannya.

"E-eh! bukan gitu kak, ayo aku temenin" Shasa akhirnya bangkit dan membawa novel itu bersamanya. Ia merasa rikuh pada Nurul jika tidak menemani kakak kelas sekaligus mantan senior nya di OSIS.

"Thanks" ucap Nurul tersenyum. Itu adalah sebuah senyuman yang berbeda, tapi Shasa tidak tahu apa maksudnya, dirinya terlalu lelah untuk memikirkan apa yang ada di balik senyuman Nurul.

Mereka berjalan bersama menuju gudang belakang sekolah. Setau Shasa disana hanyalah tempat menyimpan meja, kursi dan juga peralatan yang rusak. Entah apa yang akan Nurul ambil dari sana.

"Kak Nurul mau ngambil apa sih?" tanya Shasa memulai pembicaraan karena sedari tadi hanyalah langkah mereka yang terdengar bersautan.

"Nanti juga tahu"

TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang