Shasa kini sedang duduk di depan meja belajarnya. Jam dinding sudah menunjukan pukul 10 malam tapi rasanya ia masih betah duduk dengan beberapa camilan di sana.
Bukan sedang menggarap tugas ataupun belajar, ia hanya membaca tulisan yang ada di layar monitornya dengan sangat teliti.
Ekspresinya selalu mengikuti alur tulisan itu, bahkan ia tak segan-segan meneteskan air mata dan tersipu malu.
Wattpad, sebuah aplikasi yang bisa membuat baper melebihi si doi. Berisi pria-pria tak berperasaan, tetapi akhirnya membuat wanita yang membacanya terbawa perasaan.
"Andai aja aku seberani, semuka tembok dia, aku pasti bakal kejar-kejar Kak Galuh, tapi apalah dayaku yang hanya menjadi seorang Shasa. Aku harus bersyukur di kasih sifat kaya gini sama Allah"
"Aku juga mau sama kamu" Ia tersenyum sendiri saat membaca adegan romantis antara pemeran utama pria dan wanita.
"Cklek!" Shasa mengalihkan pandangannya ke pintu kamarnya. Ternyata Amira, ibunya.
"Shasa, sudah malam belum tidur?" tanya Amira.
"Belum ngantuk bu, bentar lagi" Shasa kembali memperhatikan layar.
"Tapi liat tuh, udah jam setengah sebelas. Besok kamu kesiangan"
"Tapi bu..."
"Udah, cogan-cogannya yang lain bisa nunggu besok. Sekarang kamu tidur dulu. Mereka juga pastinya pengen kamu tidur"
"Ih... Ibu apaan sih" Shasa memang selalu menceritakan tokoh-tokoh Wattpad yang biasa ia baca itu pada ibunya. Tak jarang Shasa juga bicara jika dia ingin memiliki pasangan seperti mereka.
Tokoh badboy yang ternyata memiliki hati selembut permen kapas, ataupun goodboy yang menyimpan sejuta rencana licik tapi tetap tampan.
"Yaudah sekarang tidur, atau mereka buat ibu?"
"Iya iya deh, tidur aku"
++++
"Sha, aku punya sesuatu buat kamu" ujar Galih. Kini mereka sedang duduk di halaman belakang.
Sebenarnya Shasa tidak mau, namun Galih memaksa agar ikut dengannya. Shasa sedang membaca kelanjutan cerita yang ia baca kemarin, dan ia paling tidak suka jika diganggu.
"Apa?" tanya Shasa malas.
"Ta-da!" Shasa membulat saat melihat buku itu ada di depannya.
"I-ini buat aku kak?"tanya Shasa masih tidak percaya saat Galih memegang sebuah novel yang sangat dia inginkan.
"Iya dong"
"Makasih kak!" Shasa langsung mengambil novel itu dari tangan Galih.
"Ck! Mau main sogok-sogokan ternyata?" decih seorang pria yang melihat mereka berdua. "Awas aja, gue juga bisa kaya gitu" setelahnya orang itu langsung pergi dari sana, tidak peduli dengan apa yang selanjutnya mereka lakukan, karena dia yakin Shasa tidak akan melakukan apapun kecuali membaca novel pemberian Galih.
"Uhm... Yaudah deh kak, aku balik ke kelas dulu, ya? Bentar lagi bel masuk" pamit Shasa sambil berdiri.
"Kamu ngga mau ke kantin dulu? Kamu belum makan siang kan?"
"Uhm... Aku udah titip Anggun tadi, pasti dia udah nunggu di kelas" sebenarnya ini hanya alasannya saja.
"Oh... ya udah kalo kaya gitu, aku anter sampe ke kelas. Ngga ada penolakan, ayo!" Galuh menarik pelan tangan Shasa. Genggaman Galih terlalu erat, membuatnya tidak bisa melepaskan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin
ספרות נוערKisah putih abu-abu seorang Shasa Dyah Pradani yang merupakan wakil ketua OSIS di sekolahnya, yang memiliki rasa lebih pada Galih Ferdinan Asyifa yang tak lain adalah partnernya dalam organisasi OSIS dan merupakan pemegang jabatan tertinggi. Tapi sa...