"Assalamu'alaikum" Shasa mengucap salam saat memasuki rumah.
"Wa'alaikumsalam, astaghfirullah Shasa ... ngapain kamu beli boneka segede itu?" tanya Amira saat melihat anaknya pulang membawa boneka teddy bear sebesar dirinya.
"Aku ngga beli, bu" jawab Shasa.
"Terus?"
"Sama kaya yang kemarin"
"Sebenernya siapa sih yang ngasih kamu gituan? buang-buang uang tau ngga, mending uangnya ditabung buat masa depan, daripada kaya sekarang gini, cuma dipake buat beli coklat, bunga, sama boneka beruang segede itu, kenapa ngga dibeliin aja yang asli sekalian?"
"Kan bukan aku yang beli, bu. Kalo gitu aku ke kamar dulu ya" Shasa melangkahkan kakinya menuju kamar.
Shasa mengunci pintu kamarnya dan meletakan boneka di atas tempat tidurnya. Ia mengganti seragamnya dengan kaos dan celana pendek.
Shasa kembali turun sambil membawa kantong berisi coklat tadi. Dia menuju dapur dan berdiri di depan lemari es.
"Ngapain Sha?" tanya Amira. Kini ia merasa ibunya itu ada dimana-mana.
"Mau ambil coklat" jawab Shasa.
"Itu yang dikantong?"
"Coklat juga" Shasa membuka pintu lemari es dan memgambil 3 coklat lalu memasukan coklat yang didapatnya tadi. Ia juga mengambil botol air minum yang ada di dalam kulkas.
"Bu, aku mau liat film, jadi aku bakalan di kamar terus" ujar Shasa.
"Ck! kaya biasanya ngga di kamar terus"
"Heheh"
Shasa duduk di belakang meja belajar dengan notebook di depannya. Ia mencari film Where We Are Tour. Salah satu tur One Direction.
Entah sudah berapa kali Ia menonton video konser One Direction yang dilakukan di stadion San Siro, Itali itu. Ia tetap saja histeris saat melihat 5 pria itu keluar dari belakang panggung dan langsung melancarkan aksinya.
Shasa tak segan-segan untuk berteriak dan bernyanyi mengikuti para idolanya. Ia juga akan menciumi layar pipih itu saat kamera menge-shoot wajah mereka.
Menjadi seorang fans itu memang tidak mudah. Apalagi seperti Shasa, masih banyak Shasa-Shasa lainnya di dunia ini yang sangat mengidolakan idolanya itu.
"You make me wanna shhh" Shasa seketika langsung histeris saat Niall menyanyikan bagiannya di lagu Better Than Words.
"Love you all!!!" teriak Shasa.
++++
Sudah 1 jam lebih Shasa menatap monitor di depannya sambil berteman coklat yang ada kacangnya.
"Yah yah yah, kok selesai sih?" Shasa merasa sedih saat melihat video telah usai. Ia meregangkan otonya dengan mengulurkan tangan dan kakinya.
"Oh iya!" Shasa kembali teringat kertas-kertas yang berada di hadiahnya itu.
Shasa mengambil kotak merah muda yang ia temukan pertama kali di depan rumah. Ia mengambil 4 kertas di dalamnya, setelah itu ia mengambil kertas terakhir yang Ia dapat hari ini.
Ia mensejajarkan kotak dan kertas-kertas itu di atas meja belajarnya. Mulai dari yang Ia dapat pertama sampai terakhir.
"L-A-U-G-H?" ia mengerutkan keningnya melihat kata yang terbentuk.
"Laugh? ketawa gitu? dia nyuruh aku ketawa atau gimana?" bingung Shasa.
"Ngasih clue yang bener kek! mending ngga usah ngasih tau aja kaya gini" Shasa kembali memasukan kertas-kertas itu ke kotak pink.
KAMU SEDANG MEMBACA
Twin
Teen FictionKisah putih abu-abu seorang Shasa Dyah Pradani yang merupakan wakil ketua OSIS di sekolahnya, yang memiliki rasa lebih pada Galih Ferdinan Asyifa yang tak lain adalah partnernya dalam organisasi OSIS dan merupakan pemegang jabatan tertinggi. Tapi sa...