39-Sakit

26 1 1
                                    

"Kenapa lo ngga ngomong kalo dari tadi pagi belum sarapan? lo kan punya masalah lambung, Sha. Kayaknya lo suka banget kalo maag lo kambuh? kalo tau gini gue udah seret lo ke kantin tadi ta-"

"Udah Nggun, lo itu palah bikin Shasa makin sakit tau ngga?" sela Kalvin karena sedari Shasa sadar Anggun tidak berhenti mengomel.

"Gue cuma ngga mau Shasa sakit, Vin!"

"Aku minta maaf" suara Shasa membuat mereka berdua mentapnya, "udah kalian jangan berantem terus"

"Lo kenapa sih sampe ngga sarapan tadi pagi?" tanya Anggun, pasalnya ibu Shasa tidak akan membiarkan putrinya pergi ke sekolah dengan perut kosong, kalaupun Shasa tidak sarapan, dia pasti akan dibawakan bekal.

"Ayah sama yang lainnya pergi ke rumah nenek"

"Jadi lo di rumah sendirian?" tanya Kalvin.

"Uhm ... e-engga sih" Shasa sedikit ragu untuk mengatakan jika dia di rumah bersama Galuh.

"Terus sama siapa?" tanya Anggun.

"S-sama ... Kak Galuh"

"Apa?!" pekik Kalvin dan Anggun bersamaan.

"Ngga mungkin" ucap Anggun.

"Iya, Kak Galuh yang nemenin aku dari semalem, dan ternyata ibu yang nyuruh Kak Galuh"

"Kenapa lo ngga mau ngomong ke kita sih? Gue kan bisa minta ijin buat tidur di rumah lo" ucap Anggun. "Pasti ayah ngebolehin"

"Lah terus kenapa ngga sarapan? ngga mungkin kan Kak Galuh ngebiarin lo ngga sarapan" ujar Kalvin.

"Uhm ... se-sebenernya tadi pagi aku berantem-eh bukan berantem maksudnya ... uhm aku marah sama kak Galuh" jelas Shasa pelan.

"Marah kenapa?" tanya Anggun. Apakah dia harus mengatakan jika dia marah karena Galih datang bersama CALON KEKASIH Galuh lalu mengganggu momen mereka tadi malam?

"Uhm ... marah..."

"Ngomong aja Sha, lagian kita ini kan sahabat lo, lo mau main rahasia-rahasiaan lagi sama kita?" ujar Kalvin.

"Aku marah karena semalem Kak Galih dateng sama Kak Dania"

"Dania? siapa Dania?" tanya Anggun bingung.

"Kamu masih inget cewe yang tiba-tiba peluk Kak Galuh waktu itu, Vin?"

"Iya, inget"

Anggun mengangkat satu alisnya saat mendengar percakapan Shasa dan Kalvin. Sambil berpikir, kiranya kejadian apa yang telah dirinya lewatkan.

"Nah, itu namanya Dania"

"Jadi lo cemburu?" tanya Anggun sedikit tidak suka.

"A-aku uhm ... e-engga kok" bohong!

"Gue kan udah bilang sama lo, jangan deket-deket sama cowo muka samaan itu, ngga kakaknya, ngga adeknya, mereka selalu aja bikin lo kena masalah, Sha. Lo sadar dong, belum dapet hidayah kayaknya" kesal Anggun.

"Udah sih Nggun, jangan mojokin Shasa terus, lo itu malah bikin Shasa makin terpukul tau ngga, bukan salah dia kalo misalnya dia masih suka sama Galuh, perasaan itu ngga bisa dipaksain, perasaan itu juga ngga bisa disalahin" tukas Kalvin, "gue jadi ragu kalo lo pernah jatuh cinta"

"Udah, Nggun, Vin, kalian jangan terus-terusan berantem, ini bukan salah kalian, aku yang salah" ucap Shasa melerai mereka.

"Gue cuma pengen yang terbaik buat lo, Sha. Gue ngga kepengen liat lo nangis cuma gara-gara cowo brengsek kaya mereka"

"Iya, Nggun. Aku tau, tapi ngelupain Kak Galuh itu ngga semudah ngebalik telapak tangan, Nggun. Kamu tau selama ini aku udah berusaha lupain dia dan berharap rasaku ke Kak Galuh itu hilang secara tiba-tiba, tapi hasilnya nihil. Aku ngga mau hidup sama bayang-bayang Kak Galuh yang selalu di pikiranku, aku juga ngga mau hati ini terisi sama orang yang salah, aku ngga mau itu semua, Nggun" ucap Shasa karena merasa serba salah. Dia juga tidak mau seumur hidup hanya berharap pada Galuh, tapi kenapa setiap Shasa hampir berhasil melupakannya, Galuh seakan kembali hadir dan merusak semua usaha Shasa.

"Maafin gue, Sha. Gue ngga bermaksud kasar sama lo, gue cuma mau yang terbaik buat lo" ujar Anggun memeluk Shasa.

"Iya, Nggun. Aku bersyukur banget punya sahabat yang perhatian banget sama aku. Aku ngga akan ngecewain kalian lagi"

"Masa gue ngga ikut pelukan, sih?" ucap Kalvin memelas.

"Pelukan aja tuh sama tembok" jawab Anggun yang membuat mereka berdua tertawa, kecuali Kalvin.

++++

"Eh bentar lagi kelas 12 ujian" ujar Kalvin saat mereka bertiga masuk ke dalam gerbang rumah Shasa.

"Eh iya, asik libur" girang Anggun.

Sedangkan Shasa? Dia hanya tersenyum tipis. Gadis itu berpikir jika sebentar lagi ujian, maka waktunya bertemu dengan Galuh juga tinggal sedikit.

"Hush! ngga boleh mikirin Kak Galuh! otak ... sekarang mikirin yang lainnya aja ya, daripada mikirin calon cowo orang, mending mikirin calon masa depan, Niall, Liam, Louis, Harry, Zayn, Manu, Shawn, Justin, Cameron-"

"Sha?!" pikiran Shasa buyar saat suara Anggun memekakan telinga.

"Eh? i-iya?"

"Lagi mikirin apa sih, lo? Gue nyerocos dari tadi juga ngga didengerin" ujar Anggun sedikit kesal.

"Eh i-iya maaf" ucap Shasa sambil mencari kunci dari dalam tasnya.

"Loh? kok kuncinya ngga ada ya?" ucapnya saat tidak menemukan kunci rumahnya di tas ataupun di bawah keset.

"Masa sih? lo salah naruh kali"

"Engga kok"

"Coba inget-inget lagi deh" Shasa kembali mengingat-ingat dimana dia menyimpan kunci rumahnya.

"Ah ya!"

"Udah inget?" tanya Kalvin. Shasa mengangguk sebagai jawaban.

"Di mana?"

"Mungkin sama Kak Galuh" jawab Shasa pelan. "Soalnya waktu aku berangkat tadi, Kak Galuh masih di rumah, jadi kan ngga mungkin aku kunci"

"Ck" decak Anggun kesal. "Kenapa ngga diusir sekalian, sih?"

"Nggun..." Kalvin memperingatkan Anggun jika tidak seharusnya dia berkata seperti itu.

Anggun hanya memutar mata malas.

"Tapi gue ngga liat ada motor Galuh di parkiran sekolah tadi, mungkin dia udah pulang" ucap Kalvin.

"Ya udah, aku coba buka dulu ya" Shasa memutar knop pintunya.

"Eh ngga dikunci ternyata" ucap Shasa saat pintu rumahnya sedikit terbuka. "Mungkin bener, Kak Galuh udah pulang"

"Ya udah, yuk masuk" ujar Kalvin.

Namun, lagi-lagi mereka berhenti di ambang pintu. Mata mereka memicing melihat sosok yang ada di depan mereka.

"Kak Galuh? Kak Galih?"

++++

Maaf ya baru bisa update lagi 😥

Thanks for reading😊
Big Love,
Abhi😘

TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang