La Chérie. 3

70 3 0
                                    

Aku kehilangan kata-kata. Di depan mataku, sosok yang kelihatannya cuma wanita biasa pemilik toko permen, baru saja menutup pintu tokonya tanpa menyentuhnya, dan aku berani bertaruh jarak antara kami dan pintu itu lebih dari 3 meter.

Cahaya matahari tidak dapat menembus pintu toko permen yang tertutup. Aku terdiam dalam gelap, menunggu hal selanjutnya yang terjadi. Tak lama kemudian, wanita pemilik toko permen itu terlihat melemparkan benda bulat yang mirip berkas cahaya ke atas, lalu benda bersinar itu melayang sedikit di bawah langit-langit toko, memberikan penerangan untuk kami, Meskipun sedikit takut, aku memberanikan diri bertanya,

"Apakah itu lampu?" Wanita pemilik toko permen itu menggeleng.

"Pernah dengar benih dandelion?" Aku mengangguk. Benih bunga putih yang sering ditemukan melayang dibawa angin. Dia lalu menggerakkan tangannya seolah memanggil buntalan bercahaya itu, lalu benda itu turun ke bawah.

Dia mengambil benda itu dan menunjukkannya kepadaku. Benda itu ternyata terdiri dari kumpulan benih dandelion yang berkilau dan bersinar-sinar.

"Wow..." Aku menatap benda itu takjub. Setelah itu aku mencoba menyentuhnya, dan sejenis bubuk berkilau menempel di tanganku.

"Waaaa!" Aku menjerit. Wanita pemilik toko permen itu tertawa melihatku.

"Tenang saja, bubuk bercahaya itu tidak membahayakan," ujarnya. Aku hanya menatapnya, lalu bertanya,

"Jadi... Apakah Anda seorang peri?" Aku bertanya dengan hati-hati. Dia menggeleng.

"Sebenarnya bukan. Tapi dulu sekali, ada seorang peri yang membagi kekuatan sihirnya padaku," ujarnya.

Astaga, pikirku. Ini gila. Awalnya aku hanya penasaran dengan toko ini dan membeli permen, namun tiba-tiba dia mengajakku berbincang dan yang lebih mengejutkannya lagi, dia punya kekuatan sihir.

"Baiklah," katanya, "Sekarang kamu sudah tahu rahasiaku. Sayangnya karena itu, kamu harus membayarnya," ujarnya. Nah. Sekarang aku jadi takut. Jangan-jangan dia akan menyihirku dan menjadikanku gumpalan benih dandelion bercahaya.

"Sebagai bayarannya, kamu harus membantuku," katanya. Diam-diam aku menghela napas lega karena dia tidak menyihirku.

"Membantu? Membantu dalam apa?" tanyaku.

"Membantu melindungi peri-peri yang kabur," jawabnya, "Tapi prioritas kita saat ini adalah Mirabella," lanjutnya.

"Lalu bagaimana dengan peri lain yang juga ada di bumi?" tanyaku.

"Sejak kejadian yang menyebabkan Rosemary memburu semua peri, tidak ada lagi peri yang berani ke dunia manusia. Mirabella tahu ini, makanya dia mengambil resiko dan kabur ke dunia manusia. Dia pikir, meskipun sulit untuk membiasakan diri hidup di sini, dia tidak akan dikejar," jawabnya.

"Mungkin ini agak aneh," Aku menatap buntalan benih dandelion bercahaya di atas kami, "Tapi sejauh perbincangan ini, aku bahkan tidak tahu siapa nama Anda," ujarku, kemudian aku tertawa kecil. Wanita pemilik toko permen itu lalu tersenyum,

"Kamu bisa panggil aku Liana."

.... Tungguin part selanjutnya ya~ ....

Thank You,

ありがとう ございます,

감사함니다,

Terima Kasih,

Hitorikko

La ChérieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang